Memuja Ratu Syaitan
Bahagian 10 : Kematian Yang Mengerikan
Gadis pocong tinggal terlentang beberapa hari dibilik khas wak tahak.Dua malam itu wak tahak mencuba lagi untuk memulihkan segala kekuatan gadis pocong yang tinggal terbaring di tempat pemujaan itu.Didalam bilik khas wak tahak mengepul asap kemenyan yang membungkus tubuh badan gadis pocong.
Kohar dan seman memerhati keadaan itu masih dalam keadaan yang seram walau gadis pocong itu sudah tak bergerak,seperti mula-mula dulu dia dibangkitkan.
"Bagaimana terjadinya sehingga gadis pocong ini kembali ketempat ini?"Tanya kohar yang malam ini baru saja dia melihat gadis pocong itu terbaring ditempat pemujaan.
"Mana aku tahu.Baru pagi tadi aku melihat gadis hantu ini berada disini.Aku terkejut kerana melihat tubuh badan gadis pocong ini hampir kesemuanya melecur.Tapi menurut wak tahak telah menarik ilmunya sehingga gadis pocong ini kembali kemari."Bisik saman menerangkan.
"Kalau wak tahak telah menarik ilmunya sehingga gadis pocong ini kemari,tentu dalam keadaan yang masih hidup.Tapi sekarang ini dia terlentang dan aku melihat pun makin seram."Bisik kohar sementara wak tahak masih bersila ditempat pemujaan.
Seluruh tubuh badan gadis pocong terbungkus dengan kain kapan putih yang baru.Kohar dan saman telah pun menduga,wak tahak telah menggantikan dengan yang baru.Entah dari kubur siapa kain kapan itu diambilnya.Kohar dan saman pun bertanya-tanya didalam hati.
"Aku tidak percaya yang wak tahak menarik balik gadis pocong ini."Kata kohar dengan berbisik.Saman pun mengagguk.
"Orang-orang kampung dah pun tahu tentang gadis pocong ini.Mereka semua yang berani mencuba menangkap gadis pocong ini dan berusaha memusnahkan.Diantara orang-orang kampung yang berani berhadapan dengan gadis pocong ini adalah badrul dan rahim."Bisik kohar menerangkan hal itu kepada saman.
"Semudah minum air kita menipu badrul."Bisik kohar.
"Ya.Dan pukau wak tahak memang hebat."Balas saman dengan tersenyum.
Badrul meninggal kan pesan kepada rahim tentang sesuatu perkara yang dianggapnya harus dilakukan dengan hati-hati.Setelah rahim memahami segala apa yang dipesankan oleh badrul,nampak wajah rahim tegang.
"Wah..mimpimu sungguh menakutkan.Apa yang akan terjadi."Soal rahim.
"Entahlah.Tapi itu saja pesanku.Pasanglah lampu minyak itu dan tiuplah sekiranya ia nya seakan ditiup angin.Kemudian nyalakan lagi.Demikian seterusnya.Jangan tidur atau mengantuk untuk,menjaga pelita itu."Bisik badrul.
Setelah badrul pergi meninggalkan rahim,rahim menyalakan pelita.Lampu itu menyala dengan hujung apinya lurus keatas tanpa bergoyang.Kemudian rahim mengingati mimpi badrul yang diceritakan semalam.Badrul sedang naik kereta lembu seorang diri.Kemudian lembu itu melarikan kereta itu dengan tak tentu hala.
Tiba-tiba kereta lembu itu mengarah kepada gaung kematian.Badrul menarik tali kendali dan kedua kaki lembu tersebut terangkat keatas.Kemudian lembu itu menguak dengan suara yang dahsyat,dan tersedarkal badrul dari mimpinya.Demikian rahim mengingati mimpi itu.
Badrul telah berjalan mengikuti jalan kecil yang sunyi mengikuti kedua orang yang sekejap lagi menjalan kan niatnya yang keji itu.Saman berjalan didepan.Badrul berjalan dibelakang saman.Sedangkan kohar berada dibelakang badrul sudah pun siap dengan parang tajam untuk menebas batang leher badrul.
Kohar sudah pun mengagak untuk menghayunkan parang itu tepat kearah leher badrul untuk sekali tebas.Maka jari-jari kohar memegang ulu parang dengan ketat siap menghayunkan parnag tajam itu.Dengan penuh kekuatannya,kohar pun menghayunkan parang tajam itu,tepat di leher badrul.
Kepala badrul hampir putus,kemudian rebahlah tubuh badan badrul dan menggelepar ditanah beberapa ketika.Saman cepat-cepat menadahkan baldi itu untuk menakung darah yang keluar dari leher yang hampir putus itu.
Tetapi sungguh hairan.Darah itu tidak keluar dari dalam batang leher badrul.Akhirnya kohar mengerat habis leher tersebut hingga kepala badrul tertanggal dari batang leher.Namun tiada darah keluar dari dalamnya.Kedua orang itu saling berpandangan dan hairan yang amat sangat.
"Wahai kohar dan saman.Sesungguh nya kau hanya memenggal bayangan tubuh badanku saja.Sedangkan aku masih hidup dan berdiri disini."Kata badrul yang terlihat oleh keduanya berdiri tak jauh dari tempat keduanya.Kohar dan saman sungguh terkejut bila menyaksikan badrul masih segar bugar dan berdiri ditempatnya.
Tak lama kemudian bayangan tubuh badan badrul ditangan saman dan kohar hilang lenyap yang makin mengejutkan keduanya.Kini kedua orang itu tak dapat berbuat apa-apa lagi dengan niat yang dikandungnya.
"Kini masihkah kau berniat hendak membunuhku?"Soal badrul.
"Tiada sesekali aku akan meneruskan niatku drul.Maafkan aku."Kata kohar.
"Kalau begitu,ceritakanlah apa yang terjadi.Sesungguhnya tiada jalan yang paling baik untuk tempat berlindung kecuali dari allah yang satu.Demikianlah allah telah menyelamatkan diriku dari kebinasaan."Kata badrul.
Kohar dan saman kemudian meratap dan menceritakan segala kejadian yang dialami atas suruhan wak tahak dari awal hingga akhir.Kini barulah badrul memahami perkara yang sebenarnya apa yang terjadi.
"Badrul..adakah allah akan mengampuni segala dosa dan kekejian yang pernah kulakukan selama ini?"Kata kohar.
"Sebanyak buih dilautan kesalahan dan dosa orang-orang itu,akan terhapus dengan perlindungan allah andaikan benar-benar orang itu bertaubat dan mati dalam keimanan."Kata badrul menerangkan dengan singkat.
"Ajarkanlah aku akan kebaikan."Kata saman.
"Kalau begitu ikutlah kau berdua kepadaku.Ambillah air sembahyang dan sembahyanglah dua rakaat."Kata badrul yang kemudian memusing tubuhnya dan berjalan patah balik kerumahnya.Kohar dan seman mengikuti dari belakang.
Setelah kohar dan saman pergi.Wak tahak kembali kebilik khasnya dan hendak mengadakan pemujaan lagi pada gadis pocong.Bilik khas wak tahak seperti biasanya hanya diterangi oleh cahaya lampu redup dan hanya menerangi dibahagian pemujaan saja.Sedangkan sudut-sudut bilik khas tersebut gelap.
Asap kemenyan masih menebal seakan membuat kabus kecil ditempat itu.Ada yang mengejutkan wak tahak ketika orang tua itu sampai didalam bilik khasnya.Gadis pocong itu telah tiada.Dengan pandangan matanya wak tahak memeriksa setiap sudut dikegelapan itu.
Dari arah kegelapan sudut bilik akhirnya keluarlah gadis pocong itu dengan menampakkan wajahnya yang melecur mengerikan.Wak tahak segera mengucapkan jampi-jampinya agar gadis pocong itu mau mengikut perintahnya.Tapi gadis yang mengerikan itu terus dengan perlahan menghampiri wak tahak.
Ada benda berkilat yang dipegang ditangan kanan gadis pocong.Dan ianya adalah golok tajam.Bila wak tahak melihatkan itu,mula lah wak tahak rasa cemas dan tak tentu arah mengucapkan jampi-jampinya.Gadis pocong itu makin mara dengan mengangkat golok lebar tersebut.
"Tidak jangan.....aku tuanmu."Kata wak tahak.Wak tahak hendak lari meninggalkan ruang bilik khas tersebut.Namun dia berada ditempat yang sulit untuk keluar dari bilik khas tersebut.Perlahan-lahan wak tahak undur kebelakang menghindarkan diri dari gadis pocong tersebut dengan gerakan pasti terus mengikuti kemana wak tahak hendak menghindarkan diri.
Wak tahak kemudian merapatkan diri didinding kerana tak dapat hendak lari dari gerakan tangan gadis pocong.Disaat itu lah gadis pocong tersebut dengan pantas tangannya menghayunkan pisau tersebut.
"Tidak jangan,jangannn.....wa...."Jerit terakhir wak tahak yang menerima tebasan golok tajam berkali-kali.
Roboh lah tubuh badan wak tahak kelantai dan dengan itu darah segar wak tahak berhamburan keluar dari tubuh badannya.
Tubuh badan wak tahak menggelepar dibilik bermandikan darahnya sendiri.Tak lama kemudian wak tahak tak bergerak sama sekali dan dia telah menjadi mayat.Gadis pocong tesebut kemudian mengheret mayat wak tahak dan dibaringkan dipangkin pemujaan.
Perbincangan bisik-bisik antara kohar dan saman segera terhenti kerana mereka mendengar kata-kata wak tahak yang sedang menyeru.
Wak tahak menaburkan kemenyan lagi beberapa kali dan asap kemenyan itu mengepul memenuhi tempat pemujaan.Tak lama kemudian wak tahak menyudahi memuja mayat gadis pocong.Dia pun kemudian berdiri dan menghampiri kedua pembantunya dan ikut duduk dihadapan mereka.
"Aku baru saja berhubung dengan roh gadis pocong itu."Bisik wak tahak.
Kohar dan saman masih diam menunggu kata-kata wak tahak selanjutnya.
"Tubuh badan melecur bagaikan terbakar,dan wajah gadis pocong itu menjadi buruk mengerikan.Dia akan bangkit bila mendapatkan darah segar,otak yang segar dan hati yang baru."Bisik wak tahak sambil menekankan maksudnya.
"Tapi dimana kita nak mendapatkan orang yang baru meninggal?"Tanya kohar.
"Yang kita perlukan bukan kita dapat dari apa-apa anggota tubuh badan orang yang baru meninggal.Tapi kita nakkan orang hidup yang akan kita ambil otaknya juga hatinya serta darahnya."Kata wak tahak.
Bila kohar dan saman mendengarkan penjelasan wak tahak,terkejutlah keduanya.
"Kita haru membunuh seseorang?"Tanya saman.Wak tahak mengangguk perlahan.
"Ya..Badrullah orangnya yang harus kalian colek dan kalian sembelih.Takung darahnya,ambil otaknya dan ambil hatinya."Bisik wak tahak dengan mantap.
"Bila awak berdua tak mahu membunuh badrul,maka awak lah suatu hari kelak akan dibuatnya menderita lebih dari keadaan gadis pocong yang dikerjakan badrul demikian teruk."Bisik wak tahak lagi yang membuat kohar dan saman membayangkan perkara pembalasan itu.
Sebelum badrul tahu akan rahsia kita bertiga,tidak kah kalian lebih baik melenyapkan badrul.Darah serta otak juga hati badrul akan membangkitkan gadis pocong itu kembali,sehingga gadis pocong akan lebih cantik tiga kali ganda dari kecantikan manusia.Disaat itu lah gadis pocong benar-benar jadi hamba suruhan kita."Wak tahak menerangkan hal itu sehingga termakan juga kata-kata wak tahak tersebut.
"Masih ingatkah kalian berdua,mayat itu kita bagi darah anjing,hingga dia susah kita kuasai.Dan sekarang pergilah dapatkan apa yang dia minta."Kata wak tahak dengan senyum yang menyakinkan.
Wak tahak kemudian menyediakan parang dan serbuk pemukau.Benda-benda itu kemudian diserahkan kepada kohar.
"Badrul sekarang menjadi tumpuan orang ramai yang berkehendakkan sesuatu.Dan malam ini alasan yang tepat kau mengajaknya keluar dari rumahnya.Katakan ada orang yang sakit tenat dan memerlukan badrul untuk melihatnya.Ajak lah dia berjalan ditempat yang sunyi.
Disaat itu lah kau penggal batang lehernya dan takung darahnya kemudian ambil bahagian anggota tubuh badannya yang kita perlukan."Bisik wak tahak yang menerangkan cara-cara pembunuhan yang keji itu.Kohar dan saman akhirnya bersetuju memenuhi permintaan orang tua itu.
Kohar dan saman kemudian meninggalkan orang tua itu.Didalam cahaya bulan yang terang keduanya berjalan dijalan kampung yang telah lengang itu.Kohar membawa parang tajam,sedangkan saman membawa baldi untuk menakung darah badrul.Walau bagaimanapun keduanya tetap berjalan dengan hati-hati agar niatnya tak diketahui oleh orang-orang yang jaga di pondok dihujung kampung.
Badrul sedang berada didalam biliknya ditemankan oleh rahim.Masing-masing sedang duduk diatas sejadah selepas menunaikan sembahyang sunat dua rakaat,ketika mendengar ketukan dipintu dan suara mengucapkan salam.Badrul membalas ucapan salam itu dan keluar dari biliknya untuk membuka pintu depan.
Kohar telah menaburkan serbuk pukau itu dirumah badrul.Pintu pun terbuka.
"Eh..kau kohar dan saman.Ada hajat ke datang malam-malam begini?"
"Ya drul.Tolong tengok ada orang kene rasuk syaitan.Cepat drul...andaikan terlambat,orang itu akan membawa maut."Kata kohar menyakinkan.
"Mulut orang itu sekarang telah berbuih dan nafasnya tinggal satu-satu."
"Baiklah,tunggulah sekejap."Kata badrul yang kemudian kembali masuk kedalam biliknya menemui rahim yang masih mendiamkan diri diatas sejadah.Kohar dan saman saling mengangguk dan tersenyum.
Dengan golok itu lah akhirnya tubuh badan wak tahak disiat-siat dan dipotong-potong hingga menjadi bahagian yang kecil-kecil seperti dulu wak tahak memotong mayat talip.Berkecai tubuh badan wak tahak dalam keadaan yang mengerikan.Kohar dan saman telah sampai dibilik khas wak tahak.Bila keduanya mendapati kejadian yang mengerikan itu,saman hampir terpekik.
Kohar menutup mulut saman hinggakan tak bersuara.Dengan gementar keduanya menghindarkan diri dan berusaha meninggalkan bilik itu tanpa setahu gadis pocong.Tetapi gadis pocong yang masih memegang golok pemotong daging itu telah melihat keduanya.maka gadis pocong menggerakkan tubuhnya dan menghadap kearah kohar dan saman.
"Ayoh cepat lari."Bisik kohar kepada saman.Kohar dan saman segera tak membuang masanya.Keduanya segera berlari meninggalkan kejadian yang mengerikan itu.Gadis pocong pun terus mengejarnya tanpa terbang lagi.Hanya dia berlari dalam keadaan tubuh badan yang tak menjejak tanah.
"Tolong..tolong.."Teriak keduanya bergema dimalam yang sunyi itu.Tak henti-henti keduanya berteriak sehingga suara kohar dan saman membuat terkejut orang-orang kampung.Kohar dan saman berlari telah berada dihujung kampung dan mengjutkan orang-orang yang sedang mengawal disitu.
Kohar dan saman masih tergagap-gagap ketika orang-orang itu menanyakan sesuatu tentang apa yang dialami mereka berdua.Disaat itu muncullah badrul dan rahim yang telah lama mengikuti jejak keduanya.Badrul berdiri bertemankan rahim menghalang ketibaan gadis pocong.Syaitan yang bertubuhkan mayat manusia itu akhirnya tiba ditempat badrul berdiri.
Dia berdiri didepan badrul dan menunjukkan matanya yang merah dan sinaran bulan yang sedang mengambang menunjukkan wajahnya yang buruk dan mengerikan.Sekalian orang-orang terkejut dan terpaku ditempat masing-masing.Tapi kohar segera memukul kertuk bertalu-talu memberikan tanda bahaya.
Dengan jeritan yang mengerikan disertai tiupan angin,syaitan itu terus menerjang kearah badrul.Badrul menangkap kedua pergelangan tangan syaitan tersebut,sehingga syaitan tersebut meronta dengan hebatnya dengan suaranya yang seram.Disaat itu lah rahim memukul kan biji tasbih ke tengkuk syaitan yang bertubuh mayat.
Pukulan rahim dengan biji tasbih itu membuat tubuh badan syaitan tersebut terhoyong-hayang setelah badrul melepaskan tangan syaitan tersebut.Tak lama kemudian badrul mengeluarkan biji tasbihnya dan memukul dahi syaitan tersebut,maka menjeritlah syaitan tersebut hingga rebah ketanah.
Disaat itu lah keluar cahaya merah dari kepalanya.
Badrul memukul lagi yang kedua diarah dada,maka keluarlah cahaya kuning dan terakhir sekali badrul memukul yang ketiga kalinya bagai memukul angin,maka terbakarlah tubuh badan syaitan tersebut disertai jeritan dari berbagai suara yang membuat orang-orang yang menyaksikan membisu kerana seram.
Kini yang terbakar itu hanyalah mayat yang tinggal lah tulang belulang saja.Akhirnya tulang-tulang itu menjadi abu dan ketika angin bertiup,maka angin tersebut menerbangkan abu tersebut hingga tanah tempat kejadian itu kembali bersih.
"Sekarang tiada lagi kegemparan yang akan membuat heboh dikampung itu.Hantu pocong itu sudah pun musnah."Kata badarul kepada orang-orang yang berkerumun menyaksikan peristiwa itu.
"Kau telah menyelamatkan nyawa kami berdua."Kata kohar dengan terharu.
"Tapi...tapi wak tahak telah menjadi korban yang mengerikan atas kekejian hantu pocong."Kata kohar.Kemudian dia menceritakan kematian wak tahak.Sekalian orang-orang yang mendengarnya terkejut termasuk badrul dan rahim.
"Kohar dan saman bawalah orang-orang untuk menguruskan mayat wak tahak,dan yang lainnya memberi tahu tok imam dan penghulu kampung tentang kejadian kematian wak tahak.Aku hendak melafazkan niat syukurku dengan rahim kehadrat allah yang telah memenangkan dijalan kebenaran."Kata badrul.
Setelah demikian maka orang-orang itu tanpa membantah,segera pergi menjalankan tugas masing-masing walau ingatan rasa seram itu masih menghantui diri masing-masing.Sedangkan badrul dan rahim pun kemudian pergi kebukit ditempat keduanya beramal dan menyepikan diri,di pondok kecil.
Keduanya kemudian bersuci dan sembahyang dua rakaat kemudian terus berzikir.Setelah melakukan seberapa lama,maka badrul menggunakan nama allah yang ke tujuh puluh enam disertai doa yang lainnya maka nampaklah dalam mata rokhaninya seorang gadis menghampirinya.
"Aku telah menunaikan janjiku wahai adik."Kata badrul.Gadis yang telah menampakkan diri dengan bertudung itu tersenyum dan wajahnya yang cantik jelita itu berseri.
"Lagi pula ada dua orang hamba allah yang telah bertaubat dijalan kebaikan."Kata badrul lagi.Gadis bertudung itu tersenyum lagi bersuka hati.
"Kalau begitu aku telah membuat kebaikan yang kedua kali.Dan aku masih harus melakukan lima kali kebaikan lagi sehingga pintu-pintu langit dibuka dan aku boleh kembali ke alam barzakh,seperti sedia kala.Selamat tinggal badrul dan rahim."Kata gadis bertudung tersebut yang kemudian mengucapkan salam dan dibalas oleh badrul dan rahim dengan rasa yang terharu.
"Adik kita telah pergi drul..alangkah sedihnya kita berpisah dengannya."Kata rahim yang perasaannya hanyut terbawa oleh perpisahan yang mengharukan itu.
"Relakan dia pergi.Dia akan mencari lima kebajikan lagi dan sempurnalah dia akan kembai ketempat asalnya."Kata badrul.
Badrul dan rahim kemudian meneruskan niatnya,dan melafazkan lagi memuji kebesaran nama allah,hingga hari menjelang pagi kemudian tertidur ditempat itu juga.
Kejadian kematian wak tahak yang mengerikan itu dan musnahnya kekejian hantu pocong masih hangat diperkatakan dikampung maupun diluar kampung walau pun peristiwa itu telah beberapa hari berlalu.Nama badrul dan rahim dimerata tempat menjadi buah bibir dari mulut kemulut hinggakan terkenal dizaman cerita ini berlaku.
Hinggakan hal badrul ini beritanya tersebar luas dan sampai pada pendengaran seorang ulama yang warak dalam ilmu hikmat.Nama ulama tersebut Hasan al basri.Hasan ingin mengambil menantu badrul dan akan dijodohkan dengan anak dara hasan al basri yang mempunyai paras wajah yang indah dan jelita disamping budi pekerti anak itu yang terpuji.
Badrul pun telah melihat paras anak dara hasan tersebut.Namun badrul menolaknya dengan lembut dan tidak sedikit pun menyinggung perasaan ulama yang warak tersebut.Demikian pula rahim.Tok lebai di kampung berkenaan menguruskan jodoh rahim kalau rahim mahu,tapi rahim mengundurkan disebabkan telah mempunyai pilihan hatinya.
Rahim tak dapat melepaskan janji-janji setianya ketika bemersra dengan gadis emi yang disaksikan oleh pokok rambutan disebelah reban ayam.Hanya gadis itulah yang dikehendaki oleh rahim.Sedang hangat-hangatnya dua tokoh pemuda dikampung diperkatakan,tak lepas pula badrul dan rahim menarik perhatian gadis-gadis dikampung ditempat dia tinggal.
Suatu hari disaat badrul belum mendapatkan kerja yang baru,dia berkunjung kerumah sewa rahim.Siang itu keduanya berbual didapur yang mempunyai meja panjang.Keduanya saja berbincang mengenai perkara-perkara yang lepas dan masih hangat dibincangkan sana sini.
Diluar terdengar seseorang yang mempunyai suara yang lembut sedang mengucapkan salam.Rahim membalas ucapan salam itu dan menampakkan diri digawang pintu dapurnya.Kemudian rahim berhadapan dengan sutinah yang berdiri dihadapannya.
"Him..abang bandrul ada kat sini tak?"Sutinah ingin tahu.
"Ha..itu kat dapur minum kopi.Masuklah."Pelawa rahim.
Rahim pun kemudian kembali ketempatnya dan duduk disamping badrul.Sutinah pun mengahampri badrul.
Sutinah berdiri disamping meja sambil tunduk dan sebelah tangannya terletak diatas meja.Rahim pun ikut pandangan badrul yang mengarah pada sutinah.
"Apa hal sayang."Tegur badrul yang mengejutkan rahim.Pipi sutinah jannet yang halus indah itu menjadi merah kerana mendapat teguran yang membuat diri sutinah jadi malu.
"Emak suruh abang badrul balik.Makan siang."Kata anak dara yang mempunyai paras wajah jelita dan masih diserikan dengan sepasang matanya yang biru jernih.
"Baiklah...selepas maghrib nanti saya baru balik kerumah emak."Kata badrul.
"Dan...em..kata emak.."Kata sutinah yang segan hendak mengatakan.
"Katakan.Apa bendanya."Pujuk badrul.Sutinah masih menundukkan wajahnya.
"Kata emak..em...anu...malam ini abang badrul harus tidur kat rumah."Kata sutinah jannet dengan suara lirih namun jelas terdengar.Rahim yang mendengar kata-kata sutinah menjadi terkejut bagaikan disengat binatang berbisa.
"Baiklah...sekarang tin...balik dulu."Kata badrul.Sutinah menggerakkan tubuh tanpa melihat badrul agaknya kerana malu.Dia pun kemudian mengucapkan salam dan dibalas oleh badrul dan rahim.
"Balik dulu him.."Kata sutinah lembut dan menampakkan punggungnya sambil mula berlalu.
"Eh..em..iyalah."Balas rahim tergagap kerana merasakan hal yang pelik ini.
"Eh..drul.Dia menyuruhmu balik,nampaknya macma kau ni dah tak dapat dipisahkan dengan keluarga emak sutinah itu.Sejak bila?"Soal rahim yang tak habis mengerti dengan kejadian yang tak disangka-sangka ini.
"Sejak tok kadi dan tok imam disaksikan beberapa orang,yang telah mengahwinkan antara aku dan sutinah secara senyap-senyap."Kata badrul dengan tersenyum.Lagi rahim terkejut bagai disengat binatang bisa.
"Pulak...benarke ini?"Rahim ingin memastikan.
"Apa pula tak benar.Sutinah telah sah menjadi isteriku,sejak lima hari yang lepas,sebelum kejadian musnahnya hantu pocong tersebut.Hanya saja sampai saat ini aku belum tidur serumah dengan sutinah kerana urusan ini."Kata badrul.
"Masyaallah....Sungguh pelik kau ini.Aku ni temanmu setilam setempat tidur sehina semalu,saat nikahmu tak kau bagi tahu."Kata rahim bersunggut.
"Sekarang kau dah pun tahu.Dan bila kuceritakan kepadamu sutinah hanya meminta hantaran supaya aku menjadi suami yang baik dan setia.Eh..kau bila lagi?"Soal badrul.
Rahim menggelengkan kepalanya.Kemudian menunjukkan wang beberapa ringgit didalam saku bajunya.Badrul tersenyum dan memahami keadaan kewangan rahim yang teruk.Maka badrul menepuk punggung rahim.
"Terimah lah sekeping emas ini dan jadikan wang untuk perkahwinan mu bila kau sudah menjumpai gadis idamanmu."Kata badrul.
"Dari mana emas ini?"Tanya rahim tegang dan tak mengerti.
"Dimalam itu gadis bertudung tersebut datang dengan puteri jin yang bernama fairuz fadzillah isteri dari kiyai kadas.Beliau membongkar tanaman kunyit yang aku tanam dihalaman rumah.Ingatkah kau peristiwa itu."Kata badrul.
"Ya..kunyit tersebut permberian gadis dalam kubur tersebut."Jawab rahim.
"Ya benar.Puteri fairuz fadzillah menggunakan doa yang pernah diamalkan oleh qorun yang didapati dari nabi musa a.s maka jadilah kunyit yang kutanam itu menjadi emas.Gunakan lah ini untuk kegunaanmu dan selebihnya gunakan untuk kebaikan."Kata badrul menjelaskan perkara itu.
Rahim termenung memikirkan perkara ajaib yang dialami oleh temannya itu.Kini dapat lah rahim tersenyum kerana akan dapat menyunting anak dara idamannya.
"Terima kasih diatas segala jerih payahmu drul.Apakah kau tak ingin menerima bahagain dari sekeping emas ini?"Tanya rahim.
"Tidak him,kerana aku telah mendapatkan upahku.Ianya adalah sutinah yang telah lama membuat aku demam mabuk kepayang."Kata badrul dengan termenung.
"Him..kau sendiri dengar kata-kata isteriku tinah.Nampaknya malam nanti kita tidur berasingan.Dan aku..em menemani sutinah."Kata badrul.Rahim menggaru kepalanya yang tak gatal.
"Ada saja peri laku pelik engkau ni drul."Kata rahim.
"Nampaknya isteriku itu dah pun geram,maklum him...setelah kahwin lima hari,aku belum pernah menyentuh kulit tubuhnya,kerana kita masih menunaikan tugas huru-hara di kampung itu."Badrul memberikan alasannya.
"Dan nampaknya...em...gadis tinah isteriku itu,tahan lasak him."
"Alaa...sudah lah jangan cakap pasal itu membuat panas darah muda aku,melarat nanti."Kata rahim yang merasa dipersenda guraukan oleh badrul.Walah bagaimana pun badrul rasa bersedih juga kerana malam nanti tak dapat tidur bersama rahim dimasa-masa yang lepas.
Selepas kedua sahabat itu menunaikan sembahyang maghrib bersama,badrul pun segera meminta diri kepada rahim.Rahim menghantar badrul hingga dipintu pagar.
"Mudah-mudahan kau pun telah mendapatkan seperti apa kini yang kudapat."Kata badrul mengiringi perpisahan sementara dimalam itu.
"Selamat menempuh hidup baru."Kata rahim.Badrul pun kemudian mengayuh basikal tuanya dan telah berada dijalan kampung.Terharu hati badrul,kerana perpisahan ini.Dengan masih mengenang rahim,badrul terus mengayuh basikalnya.Setelah badrul tiba dirumah mak mertuanya,dia pun segera makan bersama sutinah,dan emak mertuanya.
Dan malam ini adalah malam pertama badrul bermalam dirumah mak mertuanya.Kertuk kayu dipondok jaga telah berbunyi sebelas kali.Badrul baru saja berbual-bual dengan mak mertuanya di serambi depan.Selepas mengakhiri perbualan itu badrul segera memasuki bilik isterinya.
Sutinah sudah pun berbaring dikatil dan tidur dengan menampakkan punggungnya menghadap ke dinding.Badrul segera merebahkan diri disisi isterinya.Di saat itu sutinah terkejut dan bangkit dari tidurnya.
"Kenapa tin..?"Soal badrul.
"Seram..."Kata sutinah lirih dengan menundukkan kepalanya.Pipinya nampak merah kerana menahan malu yang sangat.
"Seram..seram..cerita seram dah habis.Yang tinggal kini kisah kasih yang telah sah sehingga tok kadi berbuih mulutnya melafazkan niatnya untuk kita berdua apakah kau tak menyedari."Kata badrul dengan selamba sedikit bersungut.
"Iya lah tinah tahu..tapi mula-mula memang macam ni."Kata tinah sambil duduk dikatil dengan menundukkan kepalanya,sedang badrul merebahkan dirinya disamping isterinya.
Badrul tersenyum.Dia segera memejamkan matanya dan tetap dalam keadaan berbaring setelah menyelimuti dirinya.Sutinah pun kemudian ikut berbaring dan meletakkan bantal peluk ditengah-tengahnya.
"Malam ini jangan usik tinah tahu."Bisik sutinah ditelinga badrul.
"Ya."Jawab badrul tanpa membuka matanya,keduanya kemudian sama-sama diam.Akhirnya badrul tertidur setelah hari larut malam.Hanya sutinah yang dadanya masih berdebar-debar kerana kini badrul tidur disisinya.Sekejap-sekejap sutinah gelisah kerana merasa asing kini tidur dengan seorang suami.
Tapi walau bagaimana pun sutinah merasakan kedamaian dihatinya dikeranakan dirinya memang menaruh kasih sayang terhadap badrul.Hanya saja untuk melahirkan kasih sayang itu bagi sutinah yang masih muda remaja itu kekok dan masih malu.Badrul telah tidur dengan nyenyak.
Sutinah memerhati saja wajah suaminya yang kini tidur disisinya.Entah apa yang tersurat dihati anak dara ini.Tiba-tiba saja bibir sutinah jannet membentuk senyuman yang hanya dirinya sendiri yang memahami.Dia pun kemudian terus tertidur setelah rasa mengantuk itu menyelimuti dirinya.
Ketika pagi harinya badrul bangkit hendak sembahyang subuh,terasa dadanya terhimpit sesuatu.Tapi badrul segera menyedari yang kepala isterinya berada diatas dadanya.Badrul tersenyum dan jari-jari tangan badrul membelai rambut sutinah yang berwarna kuning keemasan itu.
Belaian jari-jari badrul itu menyedarkan sutinah.Sutinah membuka matanya dan makin membenamkan kepalanya didada badrul,kerana sutinah tak ingin wajahnya diperhati oleh suaminya.
"Kata aku tak boleh usik tin.Tapi awak pula usik aku.Sungguh tak adil."Bisik badrul lembut dan jari-jarinya masih membelai rambut isterinya.
"Ala abang ni,nak ungkit-ungkit pula."Kata sutinah manja.
"Tin tidur lasak.Bantal peluk itu entah tercampak kat mana.Saya inga abang badrul bantal peluk."Kata sutinah sambil bangkit dan duduk dikatil.
"Memang aku telah menjadi bantal peluk yang mempunyai hati dan perasaan."Kata badrul yang kemudian terus bangun dan meninggalkan bilik tidur itu.
Tak lama kemudian badrul telah berada dibilik ibadat menunaikan sembahyang subuh.Sutinah menyibukkan diri didapur membuat minuman dan menggoreng jemput-jemput.Selepas sembahyang subuh,badrul terus ke bilik dapur yang luas itu.Dia duduk dibangku panjang menghadap meja.
"Tin da siap sembahyang subuh,yang abang tu masih didalam,doa apa yang abang baca."Kata sutinah ingin tahu.
"Tin kat dapur macam ni bukan nya berani sangat.Hari masih gelap lagi.Biasa nya emak yang lakukan kerja membuat sarapan pagi ini."Kata tinah lagi.
"Habis yang engkau ambil alih kerja ini buat apa?"Badrul menyoal.
"Kan dah ada suami tinah.Eloklah tinah yang lakukan."Kata sutinah.
"Ha tahu pun yang aku suami awak.Tapi malam tadi senyap je.Habuk pun tarak."
"Ala...janganlah cakap pasal tu.Emak dengar kang."Jawab sutinah.
"Nah terimalah kasih sayang tin untuk abang.Tapi abang tutup mata."Kata sutinah dengan perlahan-lahan mendekatkan wajahnya.Badrul pun menutup matanya.Debaran jantung badrul segera terasa lain.Sudah tentu badrul membayangkan akan mendapat kucupan mesra dari isterinya.
Tapi badrul merasakan isterinya menyuapkan jemput-jemput dimulutnya dengan lembut dan perlahan.Badrul membuka matanya dan mengunyah makanan ringan tersebut.
Dia pun kemudian menggaru kepalanya yang tak gatal.Tinah pun memahami perasaan suaminya.Timbul rasa kasihan dihati sutinah bila melihat suaminya.
"Aku fikir mendapat kasih sayang dalam bentuk kucupan mesra di pagi hari ini.Tapai walau bagaimana pun,abang ucapkan terima kasih diatas suapan kueh tadi."Kata badrul menghibur isterinya.
"Baik lah bang.Nanti malam tin akan hadiahkan kucupan mesra yang abang harapkan dan tak lebih dari itu."Kata tinah yang mula pandai menggoda.Sutinah masih berdiri dan tangannya menggerakkan penggoreng untuk mengacau jemput-jemput.
"Sekarang sedutan tak boleh."Soal badrul.
"Husss...abang ni."Kata sutinah membatasi kata-kata suaminya.
"Susah nak berdamai dengan isteri yang setengah masak ini."Kata badrul yang hanya ditujukan untuk dirinya sendiri.Tapi sutinah sedikit mendengarnya.Dia segera tersenyum dan memalingkan wajahnya kearah badrul.
"Apa abang kata."Sutinah ingin tahu.
"Tak ada..."Jawab badrul singkat.
Pagi itu setelah badrul meminum kopinya dan menikmati jemput-jemput,dia segera meminta izin isterinya untuk keluar rumah.Sutinah menghantarnya hingga dipintu pagar halaman.
Ketika sebelah malamnya,badrul balik kerumah kira-kira pukul sembilan malam,badrul masih berbual-bual dengan emak mertunya sehingga dekat tengah malam.Apa yang dibualkannya itu adalah badrul tak payahlah cari kerja lain.Emak mertuanya itu menyediakan ladang untuk berkebun,boleh lah badrul menanam sayur mayur dan badrul pun bersetuju.
Selepas berbual-bual badrul memasuki bilik isterinya.
"Apa yang abang bualkan dengan emak?Puas tin tunggu.Naik boring."Kata tinah bersungut dan manja kemudian bibirnya yang indah itu tersenyum.
"Apa halnya."Badrul ingin tahu.
"Entah..."Kata tinah merahsiakan kandungan hatinya.Sutinah kemudian naik kekatil,setelah dia meletak bantal peluk ditengah-tengah,dia pun segera membaringkan diri dan berselimut separuh badan.Badrul berbaring disisinya.
"Eh..masih ada juga bantal peluk ni sebagai pembatas."Soal badrul.
"Tentulah.Tin kan tidur lasak takutlah nanti kaki tin menendang tubuh badan abang."Kata tinah yang sebenar masih seram tidur berdua dengan badrul,walau kini dia telah menjadi suaminya yang sah.
"Kalau begitu,sebelum abang kene tendang,biarlah abang tidur kat lantai."Kata badrul yang kemudian membentangkan tikar pandan disamping katil.Setelah mengambil bantal dan selimut,disitulah badrul berbaring.
"Selamat tidur tin."Ucap badrul sambil berbaring.
Tinah pun segera turun dari katil kemudian dengan tersenyum menghampiri suaminya dan ikut berbaring disitu sambil meletakkan kepalanya didada badrul.Tangannya kemudian melingkar memeluk suaminya.Sedangkan badrul melipat kedua tangannya untuk alas kepalanya.
"Adakah seseorang yang kini menjadi suamimu masih terasa asing dihatimu."Bisik badrul.Tinah menggelengkan kepalanya.
"Tidak kah abang menyedari bahawa tin mengharapkan seorang suami yang penyabar.Ternyata abanglah orangnya.Dan kesabaran adalah modal utama untuk mencapai maksud.Hanya kerana itu,tin buat perangai sedikit."Bisik sutinah sambil memberikan janjinya ianya kucupan mesra didahi suaminya.
"Oh kalau begitu aku salah menduga tentang dirimu."Kata badrul tersenyum.
"Ya...Dan kini tin telah tahu mengenal sikap abang yang tin harapkan."Kata sutinah lagi memberikan pengetahuan kepada suaminya.Akhirnya badrul segera bangkit dan menggulung tikar itu kembali.
Tinah kemudian berdiri disamping tingkap kemudian membuka tingkap tersebut.Dia melihat keatas.Bulan terang sedang bersinar disamping bintang-bintang yang bertaburan menyerikan keindahan angkasa.Badrul mendakap isterinya dari belakang dan membisikkan sesuatu.
"Apa yang ada diatas sana?"
"Keindahan.Ya keindahan seperti indahnya perasaan tin."Bisik sutinah.Sutinah kemudian membalikkan tubuh badannya sehingga dia menghadap penuh kearah suaminya.Kedua jari-jari tangannya bergantung dibahu suaminya.
Ketika badrul menatap wajah isterinya,sutinah membiarkan wajahnya ditenung begitu lama oleh suaminya.Sutinah memberikan ukiran senyum dibibirnya kemudian merebahkan kepalanya didada suaminya,disertai dengan pelukan erat.Badrul pun mendakap isterinya bagai mendakap sesuatau yang paling berharga didunia yang tak akan dilepaskan lagi.
Malam pun berlalu dengan segala peristiwanya.Penuh kasih,bertaburan segala keindahan,di dalam kedamaian,yang menyelimuti hati masing-masing.Dan kedua nya adalah sepasang suami isteri yang bahagia.
(Selesai...)
Sumber : Naskah Dari Mastris
Thursday, 22 September 2016
Memuja Ratu Syaitan
Bahagian 9 : Datangnya Ratu Syaitan
Petang itu setelah emak normilah baru saja berborak-borak dengan beberapa jirannya,nor segera menghampiri emaknya.Apa yang baru dibincangkan oleh beberapa orang jiran dan emaknya itu menarik perhatian nor.
"Apa yang emak bincangkan dengan mereka itu mak?"Tanya nor.
"Ha...kau dengar nor.Semalam dulu makcik tuan rumah si rosnah itu terjerit-jerit lagi kerana melihat sesuatu yang menakut kan.Dia melihat benda putih melayang diudara benda itu seakan sehelai kain,ketika kain itu berada ditanah,ianya menjadi sebentuk tubuh gadis yang cantik dan menakutkan."Kata emaknya.
"Saya pun dengar khabar itu mak.Banyak orang mengatakan itu hantu pocong."Kata normilah menyambung kata-kata emaknya.
"Benar hantu pocong.Dan dia lah agaknya yang menganggu dam masuk dalam tubuhmu kemudian engkau tak dapat berjalan.Untung lah kini hantu itu telah pergi dan menganggu orang-orang lain."Kata emak normilah.
"Emak tadi berbincang dengan jiran-jiran sebelah hendak meminta tangkal hantu itu dari bomoh yang mengubatmu dulu.Entah yang mana satu yang berjaya mengubatmu itu.Jiran-jiran sebelah rumah itu meminta pendapat emak kerana hendak meminta tangkal itu."Kata emaknya.
"Emak ini percaya sangat dukun-dukun yang hanya memandang wang itu."
"Habis,mereka lah yang pernah datang mengubatmu."Kata emaknya.
"Tapi...nor tak percaya dengan kebolehan bomoh-bomoh itu mak,kerana..."
"Kerana apa nor?"Emak nya ingin tahu."
"Kerana nor dah pernah bermimpi bertemu dengan seorang pemuda.Pemuda itu memegang lutut nor.Dipandangnya lutut nor kerana pemuda itu sedang mengadakan penyembuhan diatas penyakit lumpuh nor."Kata nor menceritakan mimpinya.
"Siapa pemuda dalam mimpimu yang mengadakan penyembuhan itu."Tanya emaknya.
"Badrul mak.Dan diteman kan oleh rahim."Kata nor yang mengejutkan wajah orang tua itu.
"Badrul yang sedang membacakan sesuatu diatas lutut nor dan rahim mengaminkan.Setelah kejadian itu.Esoknya baru lah nor mula dapat berjalan sedikit-sedikit walau teringsut-ingsut.Selepas itu nor tak bermimpi lagi."Kata nor lagi.
"Badrul dan rahim lagi.Setahu emak,kedua budak itu pemabuk,penjudi dan bermata keranjang.Agaknya mimpi engkau itu dah melarat sampai tak tentu arah.Yang emak nampak ketika badrul kerumah kita ini,dia tak mengucapkan apa-apa,hanya memandang pehamu yang gebu itu.Dah tentu itu terbawa menjadi mimpi."Kata emaknya.
"Mimpi itu bunga tidur,tak boleh dipercaya sangat."Bantah emaknya.
"Ah emak ni.Saya lihat dalam mimpi itu badrul memuji nama allah,memohon keampunan dan berselawat kemudian memohon kesembuhan diatas penyakit nor."Kata nor cuba menyakinkan emaknya.Emaknya menggoyangkan kepalanya sambil memulas tembakau dimulutnya.
"Iyeke yang engkau mimpi seumpama ini."Emaknya ingin memastikan.
"Benar mak.Paginya badrul dan rahim datang,malamnya saya bermimpi.Ketika pagi harinya,nor hanya menceritakan sebahagian dari mimpi itu,kerana enggan menceritakan badrul dan rahim dalam mimpi itu,"Kata nor.
"Ketika nor teringat anak gadis tok penghulu kampung,baru lah nor mengagak yang badrul yang mengadakan penyembuhan diatas penyakit nor."Kata nor.
"Cerita anak tok penghulu kampung?Apa yang diceritakan?"Emaknya ingin tahu.
"Kan badrul lama tak muncul dikampung.Masa itu lah tok penghulu dan tok imam melihat gerak-geri badrul dan rahim."
"Tok penghulu dan tok imam syak dengan gerak-geri badrul dan rahim kerana timbulnya huru-hara dikampung.Kedua orang tua kampung itu menaruh syak diatas perbuatan kematian-kematian penduduk di kampung.Maka tok penghulu dan tok imam pergi menyiasat di bukit tempat badrul dan rahim membuat pondok."Kata cerita nor berhenti sekejap.
"Ketika selama berhari-hari kedua orang tua kampung itu menghendap tempat badrul dan rahim yang dibukit itu.Tok penghulu dan tok imam hanya mendengar badrul dan rahim memuji kebesaran nama allah hingga semalaman,selama satu bulan lebih."Kata nor mengakhiri ceritanya.
"Setelah mereka mengetahui keadaan badrul dan rahim yang sebenar,maka terlepas lah kedua orang itu dari tuduhan melakukan perbuatan yang tak baik dikampung ini.Cerita tok penghulu ini diceritakan kepada isterinya kemudian didengar oleh anak gadisnya.Anak gadis itulah yang cerita lagi kepada saya.Mak."Kata nor menjelaskan lebih lanjut.
"Kalau begitu padanlah,setelah dia menghilangkan diri beberapa lama,tiba-tiba saja datang dipagi itu untuk mengubatmu.Agaknya dia nak cuba ilmunya itu untuk menyembuhkan penyakitmu.Dan dia mengadakan penyembuhan dari jauh."Kata emaknya yang kini mula berpihak pada badrul dan rahim.
"Rasa-rasa emak nak pergi kerumah badrul kejap."Kata orang tua itu.
"Apa yang emak nak buat ini?"Tanya normilah.
"Ala...saja nak bincang-bincang kejap."Kata emaknya yang kemudian terus melenggang dijalan bagai iti pulang petang.
Tak lama kemudian emak normilah pun kembali dan menemui anaknya.
"Alamak.Benarlah cerita tok penghulu itu nor."Kata emaknya sambil ikut duduk dan memandang wajah anaknya.Nampaknya orang tua itu ingin menceritakan apa yang baru dilihatnya.
"Apa yang emak bincangkan dengan badrul?"Nor ingin tahu.
"Emak hanya menemui rahim dirumah badrul.Ketika emak bertanyakan badrul,rahim mengatakan yang dia ada dibilik.Emak jenguk kedalam bilik,ternyata emak terkejut.Badrul sedang duduk beramal didalam biliknya.
Lepas sembahyang asar dia masih duduk disejadah dan tak henti-hentinya memuji nama allah dengan tasbih ditangannya.Wajah nya nampak putih seakan bersinar,dan dikepalanya terlilit seban dan berjubah putih.Sehingga emak pun takut hendak menganggu dia."Kata orang tua itu dengan wajah yang jernih.
"Elok lah kalau kedua budak itu jadi macam itu."Kata orang tua itu lagi.
"Itu lah...emak cepat sangat menuduh dia yang bukan-bukan."Kata anaknya.Orang tua itu hanya memulas tembakau dimulutnya.Tak lama kemudian dia pun menghilang entah pergi kemana.Agaknya kerumah jiran sebelah.
Ketika malam dirumah badrul.
Suasana malam yang sunyi itu seperti malam-malam yang lepas.Keadaan rumah-rumah penduduk sudah pun semuanya menutup semua pintunya.Dijalan kampung sudah pun lenggang walau pun malam baru saja lepas isyak.
"Rahim..marilah sekarang kita meninjau keadaan seketika rumah rosnah."
"Eh...apa hajatmu dengan niat yang demikian ini?Tidakkah nantinya kita kene siram air lagi dari orang tua yang itu."Soal rahim pada badrul.
"Nasiblah."Kata badrul.
"Bukan kah aku dah ceritakan kepadamu,yang aku bermimpi disekitar rumah rosnah diliputi mendung tebal dan rosnah dihampiri oleh api yang menyala-nyala.Elok lah malam ini kita tinjau apa kesudahan dari mimpi itu."Kata badrul mengingatkan akan hal itu.Rahim pun baru teringat akan hal mimpi badrul itu.
"Tapi drul.Walau pun aku juga telah menemankan kau dan ikut dalam ambil bahagian mempelajari ilmu hikmat itu,aku tak lepas dari perasaan takut dengan yang seram-seram."Kata rahim sedikit berat hatinya memulakan kerjanya itu.
"Aku pun demikian him.Tapi marilah kita cuba apa bendanya yang berkenaan dengan mimpiku itu."Kata badrul.
Tak lama kemudian,terdengar lolongan anjing dikejauhan.Lolongan itu memanjang membawa perasaan mengarah kepada hal yang seram.Rasa seram ini dirasakan oleh orang-orang yang sedang berjaga.
"Anjing itu."Bisik salah seorang dari orang-orang jaga tersebut.
Masing-masing menarik kain sarungnya dan menyelimuti tubuh mereka agar lebih terbungkus.Setelah demikian,mereka yang masing-masing berjaga menyiapkan senjatanya.Ada yang membawa cotar,sabit dan ada yang membawa parang.
"Haungggg.........."lolongan itu terdengar lagi lebih menyayat hati dan menakutkan bagi yang mendengarnya.
"Eh..kalau awak nak baca sesuatu,janganlah baca untuk diri sendiri,baca lah untuk kita semua agar hantu syaitan itu tak ketempat ini."Kata salah seorang dari mereka.
"Dah tentulah untuk keselamatan kita bersama."Jawab yang membaca dia.
"Malam semakin sejuk.Kata orang bila hawa malam teramat sejuk,mungkin ada orang yang meninggal dunia.Dan roh simati disaat matinya sedang merayau-rayau."Kata yang lain.
"Hus..jangan nak mengada-ngada.Aku tengah seram nih."Kata yang lain pula.
"Kalian tak dengarkah,dikampung sana ada orang yang meninggal.Dan malam ini adalah malam yang ketiga.Patut juga malam ini begitu sejuk."Yang lain diam bila mendengar penerangan yang seorang lagi.
Kata-kata itu begitu mencengkam perasaan yang mendengarnya.
"Haungggg........"lolongan itu mengejutkan mereka semua yang berjaga.
"Jangan lah kau nak merayau kemari."Bisik seorang dari yang berjaga itu.
Mereka semua diam dengan fikiran masing-masing.
Akhirnya setelah lama,anjing itu tak terdengar lagi.Namun ketika menginjak ketengah malam,disaat bulan mula berselindung dibalik awan nipis,sehelai kain putih melayang diudara dan jatuh ketanah.Kain itu kemudian berubah menjadi sebentuk tubuh manusia.
Cahaya bulan yang redup masih dapat menampakkan bentuk tubuhnya.Ianya adalah gadis yang berambut panjang dan berpakaian putih.Gadis itu mula berjalan ditanah bagaikan mengambang diatas air.Dia kemudian berjalan menghampiri rumah sewa rosnah.Sementara dia berjalan,angin bertiup dan daun-daun kering berjatuhan.
Diantara tiupnya angin,kedengaran suaranya berkumandang.
"Rosnaaaaahhh......buka pintu.Buka pintu rosnaaaaaaaahhh...datanglah kepadaku.Engkau akan berjalan dialam ku dan ikutlah jejakku.Kematian diatas jalanku.Terimalah aku..."Suara itu bagai suara angin namun membentuk ucapan yang nyata.
Disaat itu rosnah sedang sembahyang sunat dua rakaat dan tak mendengar suara itu dihatinya.Kemudian berkali-kali gadis itu mengumandangkan suaranya.Setelah rosnah selesai menunaikan sembahyang sunat,akhirnya rosnah mempunyai firasat ingin membuka pintunya dan ingin pergi keluar.
"Ah...tidak.Tak ada alasan ku untuk pergi keluar."Kata rosnah yang mengingati kejadian-kejadian yang telah lepas.Maka rosnah kembali duduk disejadahnya menenangkan dirinya dan memuji akan kebesaran nama allah.Gadis bergaun putih itu kemudian makin mara ke pintu rumah sewa rosnah.
Badrul yang melihat kejadian itu segera memakrifatkan nama allah dipintu depan rumah rosnah.Ketika jari-jari ditangan gadis yang bergaun putih itu menyentuhnya,maka menjeritlah gadis yang bergaun putih itu.Kemudian tubuhnya terhoyong-hayang dan rebah ketanah menggelepar bagai ayam disembelih.
Tapi kemudian dia bangkit dan terus melarikan diri tanpa dapat berganti sehelai kain seperti yang sudah-sudah.Gadis itu kemudian melolong tak tentu arah meninggalkan tempat itu.Badrul tetap berdiri ditempatnya dengan kedua tangannya besedakap.Sementara itu rahim menggigil ketakutan dan tak dapat berbuat apa-apa.
Tak lama kemudian selepas gadis itu pergi,datanglah cahaya merah berkobar-kobar jatuh dihadapan badrul.Disertai kabus yang hangat,api itu kemudian berubah menjadi sebentuk tubuh yang menakutkan.Ianya adalah seorang putri yang cantik dan mempesona.
"Siapakah yang menyeruku.Adakah tuanku nabi sulaiman?"Kata putri itu.
"Tidak...aku adalah manusia biasa.Siapakah kau?"Tanya badrul kepada putri yang membentuk separuh badan dalam cahaya api tersebut.
"Aku adalah syaitan yang bernama serobot apa kehendakmu wahai manusia?"
Badrul kemudian memukul dahi ratu syaitan itu dengan akar mimang dan membuat ratu syaitan itu berlutut dihadapannya.Kemudian tiada sesekali ratu syaitan itu berani menatap dengan matanya yang merah itu kehadapan badrul.Sambil menunduk ratu syaitan itu mengeluh kesakitan.
"Katakan lah siapa yang punya angkara yang menggunakan kain kapan?"
"Itu adalah cucuku yang masuk pada mayat,berjumlah tiga syaitan.Meraka adalah yang berdiam diotak dan dihati dan di nafsu."Kata ratu syaitan tersebut.
"Bagaimana menghapuskannya."Soal badrul.
"Aku tak dapat mengatakannya."Kata ratu syaitan tersebut.Badrul kemudian memukul tengkuk ratu syaitan tersebut yang membuat ratu syaitan lagi berlutut hingga mencium hujung jari kaki badrul.
Dengan seizin allah,disaksikan nabiku berserta para malaikat,dan al-quran imanku.Aku menggunakan kuasa nabi sulaiman a.s maka aku bolek menyiksamu."Kata badrul.
"Ampun tuanku,baiklah saya akan mengatakan."Kata ratu syaitan tersebut yang kemudian menceritakan untuk menghapuskan ketiga cucunya yang mendiami mayat gadis pocong tersebut.Setelah berbuat demikian maka badrul membenarkan ratu syaitan itu pergi semula ketempatnya.
"Him...mari kita pergi dari tempat ini."Kata badrul.
"Em..i..iya mar...mari."Jawab rahim yang gagap kerana menyaksikan perkara yang luar biasa itu.Walau ketakutan yang mendesak,tetapi badrul yang telah menundukkan ratu syaitan itu,kini rahim jadi agak berani.
Setelah badrul dan rahim meninggalkan tempat itu,rosnah dan minah yang berada didalam rumah itu ikut menyaksikan peristiwa terjadinya kejadian yang menggerunkan itu.Orang tua empunya rumah itu pun kemudian datang kerumah rosnah.
"Ros...apakah kau nampak sesuatu yang ajaib dan menyeramkan?"Kata orang tua itu.
"Ya...kami berdua menyaksikan perkara itu dari lobang dinding."Jawab rosnah.
"Saya pun demikian ros.Makcik menggeletar seluruh tubuh makcik bila mendapati hantu pocong itu didepan badrul.Kemudian disusul peristiwa-peristiwa lainnya yang menggerunkan."Kata orang tua itu.
"Makcik..agaknya memang badrul sengaja hendak menangkap hantu pocong itu."Kata minah yang malam itu tidur dirumah sewa rosnah.Orang tua itu menganggukkan kepalanya."Ada benarnya.Rupanya makcik yang salah sangka terhadap badrul.Dalam cahaya bulan yang redup itu makcik jelas badrul menyiksa syaitan tersebut.
Makcik dah siap-siap nak menyiram air itu pada badrul.Eh..air itu kemudian tumpah disaat makcik menyaksikan peristiwa itu,makcik menggigil ketakutan."Kata orang tua itu.
Tak lama kemudian jiran-jiran sebelah melihat kearah rumah sewa rosnah.Pintu rumah rosnah sedang terbuka melihat ketiga orang itu saling berbincang.Jiran-jiran itu tiga atau empat orang lelaki atau perempuan berdatangan kerumah rosnah dan menanyakan apa yang terjadi.
Orang tua itu segera menceritakan apa sebenar terjadi.
"Badrul dan rahim menangkap hantu pocong?Ya saya pun mendengar tanda-tanda itu.Lolongan anjing ditengah malam.Kiranya hantu pocong itu merayau sampai kemari lagi."Kata jiran yang baru datang itu.
"Seumur hidupku baru kali ini aku nampak hantu itu.Kini baru lah jelas,perkara-perkara yang lepas adalah perbuatan hantu pocong."Kata orang tua itu.
"Mula-mula ia berupa kain putih yang tersidai didawai jemuran.Apabila kita mengambilnya dan ia berada didalam rumah,maka ia pun menjadilah hantu itu.Demikianlah apa yang saya alami ketika itu."Kata rosnah mengingatkan peristiwa yang lepas.
Orang-orang yang mendengar cerita rosnah mula membayangkan kain-kain dirumah masing-masing.Rasa seram itu kemudian menghantui perasaan jiran-jiran itu.Mereka pun cepat-cepat kembali kerumah nya dan memastikan bahawa kain-kain bajunya tidak bercampur dengan sehelai kain putih.
Hantu gadis pocong itu terus berjalan dengan hoyong-hayang berada dijalan kampung.Dia merintih kesakitan dan sampai pula didepan para penjaga-penjaga yang sedang menjalankan tugas.
"To...tolong..."Kata gadis itu dengan menghulurkan tangan nya.
Mereka semua yang ada dipondok kawalan terkejut dan melihat kearah gadis itu.
"Alamak...mangsa rogol.Gadis itu tentu telah dikerjakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab."Kata salah seorang dari mereka.Enam orang jaga yang sedang menjalankan tugas itu segera berloncatan dari pangkin pondok jaga menghamburkan diri menolong gadis pocong tersebut.
Penjaga-penjaga itu segera memapah gadis itu.
"Jangan sentuh dia..."Perintah suara yang mengejutkan orang-orang jaga tersebut.
Badrul dan rahim muncul ditempat orang-orang jaga tersebut.Mereka semua mengarahkan pandangan matanya kearah badrul.Sementara itu tubuh badan gadis yang dibaringkan itu mengecut dan berubah menjadi sehelai kain kapan.Orang-orang itu terpekik terkejut dan menjadi seram.
Tak lama kemudian angin bertiup dan terbanglah kain kapan tersebut keudara dan melayang-layang kemudian hilang ditelan kegelapan malam.Bersamaan dengan itu angin pun reda dan dihujung kampung lolongan anjing terdengar lagi.
"Dah terlepas drul.Apakah kita akan mengejarnya?"Kata rahim.
"Tak perlu him,suatu hari nanti kita akan dapat menangkap dan menghapuskannya."
"Badrul,apa ertinya ini semua?"Tanya salah seorang diantara mereka yang mula dapat menguasai rasa terkejutnya.Mereka semua berkerumun menghadap badrul.Badrul dengan mengeluh menerangkan kepada mereka.
"Tidak kah kalian menyedari.Dia lah hantu pocong yang menimbulkan huru-hara dikampung kita yang menyebabkan kematian penduduk-penduduk dikampung kita ini."Bila orang-orang jaga itu mendengar penjelasan badrul,mereka semua makin terperanjat.
"Sesungguhnya dia adalah syaitan."Kata badrul lagi.
"Padanlah tubuh badannya sejuk macam ais.Dia mengecut dan berubah menjadi kain putih."Kata salah seorang dari mereka.
"Kain itu adalah kain kapan,yang telah digunakan oleh seseorang yang mengamalkan ajaran sesat."Kata badrul yang menjelaskan perkara itu.
"Hah...Ada orang sengaja membuat dan menjadikan hantu pocong jadi hamba suruhan?"Tanya orang lain.Badrul mengangguk perlahan.Orang-orang itu kini baru memahami akan perkara itu.
"Kami berdua sedang mengejarnya.Tapi terlambat.Sebaik tubuh badannya tersentuh oleh kalian,hantu pocong yang sudah lemah itu menjadi pulih kekuatannya dan dia boleh merubah dirinya menjadi kain kapan.Sesungguh nya dia berselindung disebalik kain kapan tersebut,dan kain kapan itulah perisainya."Badrul menjelaskan lagi.
"Sungguh kami tak menyedari akan hal ini.Badrul..nampaknya kau tahu akan rahsia hantu pocong ini.Apakah yang harus kami lakukan selanjutnya?"
"Jangan lah kalian memasukkan sebarang kain putih yang bukan kepunyaan kalian.Bila kalian nampak kain yang demikian,ucapkanlah a'udzu dan sambunglah dengan ucapan bismillah.Kemudian janganlah menerima panggilan seseorang bila bukan mengucapkan salam secara orang ulama."Kata badrul.Selepas berkata demikian,maka pergilah badrul dan rahim dari kerumunan orang-orang itu.
Peristiwa yang dialami oleh orang-orang itu masih segar lagi diingatan masing-masing.Mereka saling berbincang mengenai hantu pocong dan peristiwa-peristiwa yang telah lepas berkenaan dengan kematian.Rasanya orang-orang itu tak mahu tidur hingga menjelang pagi kerana baru mengalami kejadian yang tak disangka-sangka itu.
Dan sudah menjadi kebiasaan orang-orang kampung,bila baru saja mengalami peristiwa yang menghebohkan,dari mulut ke mulut cepat tersebar berita kejadian semalam itu hingga ke merata tempat.Dimana-mana tempat orang asyik memperkatakan badrul dan rahim yang hampir menangkap hantu pocong tersebut.
Selepas kejadian dimalam itu,beberapa hari kemudian,banyak orang berkerumun dirumah badrul.Mereka itu tak kira perempuan atau pun lelaki dan tua atau pun muda,saling ingin mendapatkan secarik ayat untuk dipasang dipintu rumahnya.Kepercayaan orang-orang kampung yang sebahagian besarnya tertumpu pada tok bomoh yang ada dikampung itu mengalih diri kepada badrul.
"Sial punya badrul,perniagaan ku membuka syarikat bomoh jadi lingkup setelah munculnya badrul menjadi tumpuan orang ramai."Kata seorang bomoh kurang lebih yang memang bomoh yang tak betul dan hanya mementingkan upah yang besar.
"Kalau begitu,banyaklah wang mengalir ketempat sibadrul itu."Kata bomoh tok jalin dengan menahan geramnya.
"Tidak demikian tok."Jawab anak buah tok jalin.
"Badrul tidak menerima sebarang pemberian lebih-lebih yang berupa wang ringgit badrul tak mengharapkan itu semua."Katanya lagi.Bila didengar hal yang demikian makin geramlah wajah orang tua itu.
Siang itu dirumah sutinah jannet.
Sutinah sedang menyiap kan makanan disiang hari dan masih sibuk didapur,ketika emaknya baru saja memasuki bilik itu.Orang tua itu nampak baru saja balik sejak dia keluar dari pagi.
"Emak dari mana?"Tanya sutinah.
"Dari rumah badrul meminta secarik ayat ini untuk dipasang diatas gawang pintu."Kata emaknya yang kemudian terus duduk dan mengesat peluhnya yang menitik diwajahnya.
"Emak jumpa badrul."Tanyanya.
"Tak hanya jumpa rahim yang sedang melayan orang-orang yang memerlukan ayat seperti ini."Kata emaknya sambil menunjuk ayat itu.Sutinah memerhati sekajap kertas yang bertuliskan bismillah itu.
"Tadi pagi tinah nampak badrul membawa basikalnya dengan peralatan tikangnya.Tinah lihat badrul sedang bertukang membuat pondok jaga durian dihujung sana itu."Kata sutinah.
"Kau menegurnya?"Soal emaknya.
"Tak.Dia berbasikal ketika tinah berada dijalan kecil itu.Dia buat macam tak tahu saja,malas rasanya nak bertegur sapa."Jawab sutinah.
"Budak ni sekurang-kurangnya kau berterima kasih kerana dia pernah membaiki tingkap bilikmu itu tanpa minta upah sesen pun."Kata emaknya.
"Tak hingin mak."Jawab sutinah singkat.
Tak lama kemudian emak sutinah telah siap membuat minuman dan membungkus makanan ringan dan meletakkan dalam bakul kecil.
"Jannet."kau bawalah minuman ini ketempat badrul.Teruk-teruk budak badrul ada juga baiknya.Nah lekas bawalah makanan ringan ini."Kata emaknya.
"Apa?Emak ni mengada-ngada sangat.Tinah bukannya suka berdepan dengan pengurat itu."Jawab sutinah.Wajah sutinah mula menunjukkan rasa tidak senang.Tapi sutinah pergi juga membawa bakul itu dan hanya berjalan kaki menuju ketempat badrul.
Ketika sutinah sampai dipondok yang setengah siap itu.Badrul tak nampak disitu.Badrul nampak ditepi sungai yang airnya mengalir jernih.Baru saja badrul mengerjakan sembahyang zohor.Setelah badrul melipat sarung dan sejadahnya dia kemudian dengan mengenakan seluar panjang dan baju lengan panjang,dia menghampiri pondoknya dan melihat sutinah duduk diatas papan.
"Hai.."Kata badrul bila sudah didekat sutinah.
"Ada pulak dia menegurku macam itu."Kata sutinah dalam hati.
"Angin apa yang membuatmu datang kemari tin."Tegur badrul.
"Angin sesak nafas.Kalau bukan terpaksa ikut cakap emak tak ingin aku kemari."
Sutinah kemudian mengeluarkan makanan didalam bakulnya dan juga minuman kopi didalam teko.Badrul terus menuang kopi itu didalam cawan dan meminumnya sebelum sutinah mempelawanya.Tak lama kemudian badrul menikmati goreng pisang tersebut.
"Tin..malam nanti ada pasar malam dekat pekan kecil itu.Boleh kau temankan aku jalan-jalan kat pekan kecil itu?"Tanya badrul.
"Kau ni..masih dengan tabiat lamamu.Aku tak suka semua ini tahu.Ajak saja normilah yang kau sembuhkan sakit lumpuhnya itu,atau rosnah bekas makwe mu itu."Kata sutinah dengan wajahnya yang menunduk dan pipinya yang indah itu merah mendengar ajakan badrul.
Sutinah kemudian berdiri dan mula hendak melangkah pergi dari situ.
"Tin..esok datanglah membawa makan seperti ini.Dan katakan pada emakmu terima kasihku padanya."Kata badrul.Sutinah terus berjalan tanpa menoleh lagi.
"Sungguh merbahaya masuk kekandang harimau."Kata sutinah seorang diri.
"Tapi aku adalah harimau yang jinak tin.Kalau menerkammu,tentu dengan izinmu."Kata badrul dengan tersenyum sambil mengawaskan sutinah pergi melalui jalan kecil dikebun itu.
Sebelum hari maghrib badrul telah sampai dirumah.Dan sebelah malamnya setelah badrul merehatkan tubuh badannya,rahim pun sampai dirumahnya.Rahim menceritakan pengalaman siang tadi yang membuat ayat dan melayan orang-orang itu.
"Kalau kau tahu tamu-tamu siang tadi.Wah.Banyak makwe-makwe datang kemari."
"Ada hajat tentulah datang.Dan tentunya mereka itu bermanis muka."Kata badrul.Rahim pun mengangguk dengan wajah yang cukup gembira.Melayan tetamu-tetamunya tadi cukup seronok juga bagi rahim.
"Ada sayangnya drul."Kata rahim.
"Apa sayangnya?"Badrul ingin tahu.
"Kita bukan menuntut ilmu pengasih perempuan.Kalaulah itu yang kita miliki,inginlah aku mempunyai seorang yang..aduhai..."Kata rahim sambil berangan.
"Kita tak perlu mempunyai ilmu seumpama itu him.Ilmu semacam itu akhirnya hanya akan mendatangkan keburukan.Cukup lah dengan akal dan fikiran kita untuk mengenakan secara wajar pada apa yang kita kehendaki.Untuk mengenakan makwe-makwe itu biarlah kita gunakan cara yang lama."Kata badrul dengan tersenyum.
"Bila kita bersara dari jadi cintan ni drul."
"Bila kita sudah mendapatkan pasangan hidup yang seirama."Jawab badrul.
Keduanya kemudian diam.Tak lama kemudian badrul pun memasuki biliknya dan berkeadaan yang suci dan mendiamkan diri diatas sejadah dan memulakan beramal.Rahim pun berbuat demikian dan berada di samping badrul.
Malam itu berlalu begitu saja tanpa ada kejadian yang mengejutkan.Dan pada keesokan harinya seperti biasa,badrul akan memulakan kerjanya lagi.Rahim masih berada dirumah kerana dia sendiri belum mendapat kerja baru.
"Kau tinggallah dirumahku,kalau ada tamu yang memerlukan sesuatu."Kata badrul.
Rahim mengangguk dan badrul pun kemudian membawa basikalnya dengan membawa peralatan kerjanya.Ketika badrul sampai dipondok itu,hari masih pagi bernar.Tak lama kemudian badrul menghentikan kerjanya kerana dia melihat sutinah datang membawa bakul dan menghantar sarapan pagi.
Pagi itu sutinah hanya mengenakan pakaian hariannya yang buruk.Nampak nya sutinah ada hajat lain disamping menghantar makanan dan kopi ketempat badrul.Dia pun membawa sejumlah pakaian yang hendak dibasuh disungai.
"Drul..emak suruh membawakan sarapan pagi ini untukmu."Kata sutinah sambil meletakkan bakul itu dipangkin pokok.
"Semalam aku hanya bergurau tin.Yang sebenar aku tak mengharapkan lagi setiap hari begini kau bersusah payah menghantar makanan."Kata badrul terharu.
"Aku hanya sampaikan pesanmu kepada emak.Dan emak membuat makanan ini,juga siang hari nanti."Kata tinah menjelaskan.Badrul kemudian mengangkat wajahnya dan memandang wajah sutinah hampir-hampir tak percaya.
"Dan kau sampaikan pula kepada emakmu yang aku mengajakmu kepekan?"
"Ya...nampaknya orang tua ku tak keberatan kau mengajakku pergi kepekan.Hanya sayangnya,aku tak ada niat untuk menemankan kau pergi kepekan."Kata sutinah yang masih berdiri disitu sambil dipinggangnya bertenggek bakul berisi pakaian yang hendak dibasuhnya.
"Aku tak sangka hal semalam itu berpanjangan macam ini.Pada hal apa yang kukatakan semalam,hanya sekadar menghiburkan suasana dan tiada sesekali aku berniat yang sebenarnya."Kata badrul kemudian termenung dan merasa terharu dengan kebaikan orang tua sutinah.
Rasa haru itu sempat membuat mata badrul basah oleh air mata.Bila sutinah nampak badrul termenung dan dalam keadaan yang mengharukan.Sutinah pun merasakan apa yang dirasakan oleh badrul itu.Dia kemudian meletakkan bakul bekas cucian itu,dan terus menuang kopi panas itu dalam cawan.
Bila badrul melihat sutinah berbuat demikian,air mata badrul terus berjatuhan dipipinya.Ini lah selama hidup badrul baru kali ini dia mendapat layanan dari seorang gadis cantik seperti sutinah ini.Sutinah pun kemudian duduk dipangkin dan menghidangkan minuman dan makanan itu didekat badrul.
Angin pagi berhembus lembut.Matahari pagi mula memancarkan sinar kemerahan diufuk timur.Dengan perasaan yang sungguh terharu badrul kemudian mula duduk dipangkin memerhati jari-jari sutinah yang sedang membuka goreng pisang yang masih hangat.
Dia seakan menyaksikan seribu keindahan yang sedang berlaku didepan matanya.Dan sutinah sebenar yang menahan hatinya hanyut terbawa oleh sikap badrul yang membuatnya kasihan terhadap badrul.Entah..tiba-tiba saja sutinah merasa jatuh kasihan terhadap badrul bila sutinah mendapati badrul menitiskan air matanya.
Dengan jari-jari gementar,badurl kemudian memegang cawan itu dan kemudian meneguknya beberapa teguk diikuti pandangan sutinah jannet.Sementara badrul meletakkan cawan itu,dia dihadapkan satu kejutan yang mendebarkan jantungnya.Bibir sutinah yang indah itu membentuk senyuman didepan mata badrul.
Badrul memejamkan matanya dan menarik nafasnya seakan menikmati keindahan senyuman yang sungguh beerti itu.Ketika badrul membuka matanya,wajah anak dara didepannya itu tunduk dan sutinah masih berada disitu.Setelah badrul memakan goreng pisang itu dua ketul,dia pun memulakan lagi kerjanya.
Badrul tersenyum seorang diri ketika mendapati sutinah masih berada disitu mengawaskan badrul bekerja.Kerana badrul asyik dengan perasaan yang sukar dilukiskan keindahannya,dia tak cukup hati-hati dalam memaku.Tangannya kemudian terkene tukul dan mengeluarkan darah.
Tetapi badrul terus melanjutkan kerjanya tanpa menghiraukan tangannya yang mengalirkan darah itu.Ketika sutinah sudah pun pergi kesungai,baru lah badrul menghentikan kerjanya,dan meringis kesakitan.Tangan yang luka itu dibalut dengan rumput teki,dan meludahnya tiga kali.
Ketika hari telah siang,sutinah membawa makanan siang kepondok itu.Dan badrul menerima layanan itu dengan kejutan perasaannya yang sukar dilukiskan dengan kata-kata.
"Drul...bila pondok ini siap?"Soal sutinah.
"Mungkin besok tengah hari."Jawab badrul.
"Begitu cepat."Kata sutinah dengan pandangan tunduk.
"Tapi aku boleh menundanya selama seminggu bila kau masih ingin menemankan aku seperti ini."Kata badrul dengan perlahan dan penuh harapan.Wajah sutinah sesungguhnya menahan malu tetapi dia segera tersenyum tanpa menatap wajah badrul.
(Bersambung...)
Sumber : Naskah Dari Mastris
Bahagian 9 : Datangnya Ratu Syaitan
Petang itu setelah emak normilah baru saja berborak-borak dengan beberapa jirannya,nor segera menghampiri emaknya.Apa yang baru dibincangkan oleh beberapa orang jiran dan emaknya itu menarik perhatian nor.
"Apa yang emak bincangkan dengan mereka itu mak?"Tanya nor.
"Ha...kau dengar nor.Semalam dulu makcik tuan rumah si rosnah itu terjerit-jerit lagi kerana melihat sesuatu yang menakut kan.Dia melihat benda putih melayang diudara benda itu seakan sehelai kain,ketika kain itu berada ditanah,ianya menjadi sebentuk tubuh gadis yang cantik dan menakutkan."Kata emaknya.
"Saya pun dengar khabar itu mak.Banyak orang mengatakan itu hantu pocong."Kata normilah menyambung kata-kata emaknya.
"Benar hantu pocong.Dan dia lah agaknya yang menganggu dam masuk dalam tubuhmu kemudian engkau tak dapat berjalan.Untung lah kini hantu itu telah pergi dan menganggu orang-orang lain."Kata emak normilah.
"Emak tadi berbincang dengan jiran-jiran sebelah hendak meminta tangkal hantu itu dari bomoh yang mengubatmu dulu.Entah yang mana satu yang berjaya mengubatmu itu.Jiran-jiran sebelah rumah itu meminta pendapat emak kerana hendak meminta tangkal itu."Kata emaknya.
"Emak ini percaya sangat dukun-dukun yang hanya memandang wang itu."
"Habis,mereka lah yang pernah datang mengubatmu."Kata emaknya.
"Tapi...nor tak percaya dengan kebolehan bomoh-bomoh itu mak,kerana..."
"Kerana apa nor?"Emak nya ingin tahu."
"Kerana nor dah pernah bermimpi bertemu dengan seorang pemuda.Pemuda itu memegang lutut nor.Dipandangnya lutut nor kerana pemuda itu sedang mengadakan penyembuhan diatas penyakit lumpuh nor."Kata nor menceritakan mimpinya.
"Siapa pemuda dalam mimpimu yang mengadakan penyembuhan itu."Tanya emaknya.
"Badrul mak.Dan diteman kan oleh rahim."Kata nor yang mengejutkan wajah orang tua itu.
"Badrul yang sedang membacakan sesuatu diatas lutut nor dan rahim mengaminkan.Setelah kejadian itu.Esoknya baru lah nor mula dapat berjalan sedikit-sedikit walau teringsut-ingsut.Selepas itu nor tak bermimpi lagi."Kata nor lagi.
"Badrul dan rahim lagi.Setahu emak,kedua budak itu pemabuk,penjudi dan bermata keranjang.Agaknya mimpi engkau itu dah melarat sampai tak tentu arah.Yang emak nampak ketika badrul kerumah kita ini,dia tak mengucapkan apa-apa,hanya memandang pehamu yang gebu itu.Dah tentu itu terbawa menjadi mimpi."Kata emaknya.
"Mimpi itu bunga tidur,tak boleh dipercaya sangat."Bantah emaknya.
"Ah emak ni.Saya lihat dalam mimpi itu badrul memuji nama allah,memohon keampunan dan berselawat kemudian memohon kesembuhan diatas penyakit nor."Kata nor cuba menyakinkan emaknya.Emaknya menggoyangkan kepalanya sambil memulas tembakau dimulutnya.
"Iyeke yang engkau mimpi seumpama ini."Emaknya ingin memastikan.
"Benar mak.Paginya badrul dan rahim datang,malamnya saya bermimpi.Ketika pagi harinya,nor hanya menceritakan sebahagian dari mimpi itu,kerana enggan menceritakan badrul dan rahim dalam mimpi itu,"Kata nor.
"Ketika nor teringat anak gadis tok penghulu kampung,baru lah nor mengagak yang badrul yang mengadakan penyembuhan diatas penyakit nor."Kata nor.
"Cerita anak tok penghulu kampung?Apa yang diceritakan?"Emaknya ingin tahu.
"Kan badrul lama tak muncul dikampung.Masa itu lah tok penghulu dan tok imam melihat gerak-geri badrul dan rahim."
"Tok penghulu dan tok imam syak dengan gerak-geri badrul dan rahim kerana timbulnya huru-hara dikampung.Kedua orang tua kampung itu menaruh syak diatas perbuatan kematian-kematian penduduk di kampung.Maka tok penghulu dan tok imam pergi menyiasat di bukit tempat badrul dan rahim membuat pondok."Kata cerita nor berhenti sekejap.
"Ketika selama berhari-hari kedua orang tua kampung itu menghendap tempat badrul dan rahim yang dibukit itu.Tok penghulu dan tok imam hanya mendengar badrul dan rahim memuji kebesaran nama allah hingga semalaman,selama satu bulan lebih."Kata nor mengakhiri ceritanya.
"Setelah mereka mengetahui keadaan badrul dan rahim yang sebenar,maka terlepas lah kedua orang itu dari tuduhan melakukan perbuatan yang tak baik dikampung ini.Cerita tok penghulu ini diceritakan kepada isterinya kemudian didengar oleh anak gadisnya.Anak gadis itulah yang cerita lagi kepada saya.Mak."Kata nor menjelaskan lebih lanjut.
"Kalau begitu padanlah,setelah dia menghilangkan diri beberapa lama,tiba-tiba saja datang dipagi itu untuk mengubatmu.Agaknya dia nak cuba ilmunya itu untuk menyembuhkan penyakitmu.Dan dia mengadakan penyembuhan dari jauh."Kata emaknya yang kini mula berpihak pada badrul dan rahim.
"Rasa-rasa emak nak pergi kerumah badrul kejap."Kata orang tua itu.
"Apa yang emak nak buat ini?"Tanya normilah.
"Ala...saja nak bincang-bincang kejap."Kata emaknya yang kemudian terus melenggang dijalan bagai iti pulang petang.
Tak lama kemudian emak normilah pun kembali dan menemui anaknya.
"Alamak.Benarlah cerita tok penghulu itu nor."Kata emaknya sambil ikut duduk dan memandang wajah anaknya.Nampaknya orang tua itu ingin menceritakan apa yang baru dilihatnya.
"Apa yang emak bincangkan dengan badrul?"Nor ingin tahu.
"Emak hanya menemui rahim dirumah badrul.Ketika emak bertanyakan badrul,rahim mengatakan yang dia ada dibilik.Emak jenguk kedalam bilik,ternyata emak terkejut.Badrul sedang duduk beramal didalam biliknya.
Lepas sembahyang asar dia masih duduk disejadah dan tak henti-hentinya memuji nama allah dengan tasbih ditangannya.Wajah nya nampak putih seakan bersinar,dan dikepalanya terlilit seban dan berjubah putih.Sehingga emak pun takut hendak menganggu dia."Kata orang tua itu dengan wajah yang jernih.
"Elok lah kalau kedua budak itu jadi macam itu."Kata orang tua itu lagi.
"Itu lah...emak cepat sangat menuduh dia yang bukan-bukan."Kata anaknya.Orang tua itu hanya memulas tembakau dimulutnya.Tak lama kemudian dia pun menghilang entah pergi kemana.Agaknya kerumah jiran sebelah.
Ketika malam dirumah badrul.
Suasana malam yang sunyi itu seperti malam-malam yang lepas.Keadaan rumah-rumah penduduk sudah pun semuanya menutup semua pintunya.Dijalan kampung sudah pun lenggang walau pun malam baru saja lepas isyak.
"Rahim..marilah sekarang kita meninjau keadaan seketika rumah rosnah."
"Eh...apa hajatmu dengan niat yang demikian ini?Tidakkah nantinya kita kene siram air lagi dari orang tua yang itu."Soal rahim pada badrul.
"Nasiblah."Kata badrul.
"Bukan kah aku dah ceritakan kepadamu,yang aku bermimpi disekitar rumah rosnah diliputi mendung tebal dan rosnah dihampiri oleh api yang menyala-nyala.Elok lah malam ini kita tinjau apa kesudahan dari mimpi itu."Kata badrul mengingatkan akan hal itu.Rahim pun baru teringat akan hal mimpi badrul itu.
"Tapi drul.Walau pun aku juga telah menemankan kau dan ikut dalam ambil bahagian mempelajari ilmu hikmat itu,aku tak lepas dari perasaan takut dengan yang seram-seram."Kata rahim sedikit berat hatinya memulakan kerjanya itu.
"Aku pun demikian him.Tapi marilah kita cuba apa bendanya yang berkenaan dengan mimpiku itu."Kata badrul.
Tak lama kemudian,terdengar lolongan anjing dikejauhan.Lolongan itu memanjang membawa perasaan mengarah kepada hal yang seram.Rasa seram ini dirasakan oleh orang-orang yang sedang berjaga.
"Anjing itu."Bisik salah seorang dari orang-orang jaga tersebut.
Masing-masing menarik kain sarungnya dan menyelimuti tubuh mereka agar lebih terbungkus.Setelah demikian,mereka yang masing-masing berjaga menyiapkan senjatanya.Ada yang membawa cotar,sabit dan ada yang membawa parang.
"Haungggg.........."lolongan itu terdengar lagi lebih menyayat hati dan menakutkan bagi yang mendengarnya.
"Eh..kalau awak nak baca sesuatu,janganlah baca untuk diri sendiri,baca lah untuk kita semua agar hantu syaitan itu tak ketempat ini."Kata salah seorang dari mereka.
"Dah tentulah untuk keselamatan kita bersama."Jawab yang membaca dia.
"Malam semakin sejuk.Kata orang bila hawa malam teramat sejuk,mungkin ada orang yang meninggal dunia.Dan roh simati disaat matinya sedang merayau-rayau."Kata yang lain.
"Hus..jangan nak mengada-ngada.Aku tengah seram nih."Kata yang lain pula.
"Kalian tak dengarkah,dikampung sana ada orang yang meninggal.Dan malam ini adalah malam yang ketiga.Patut juga malam ini begitu sejuk."Yang lain diam bila mendengar penerangan yang seorang lagi.
Kata-kata itu begitu mencengkam perasaan yang mendengarnya.
"Haungggg........"lolongan itu mengejutkan mereka semua yang berjaga.
"Jangan lah kau nak merayau kemari."Bisik seorang dari yang berjaga itu.
Mereka semua diam dengan fikiran masing-masing.
Akhirnya setelah lama,anjing itu tak terdengar lagi.Namun ketika menginjak ketengah malam,disaat bulan mula berselindung dibalik awan nipis,sehelai kain putih melayang diudara dan jatuh ketanah.Kain itu kemudian berubah menjadi sebentuk tubuh manusia.
Cahaya bulan yang redup masih dapat menampakkan bentuk tubuhnya.Ianya adalah gadis yang berambut panjang dan berpakaian putih.Gadis itu mula berjalan ditanah bagaikan mengambang diatas air.Dia kemudian berjalan menghampiri rumah sewa rosnah.Sementara dia berjalan,angin bertiup dan daun-daun kering berjatuhan.
Diantara tiupnya angin,kedengaran suaranya berkumandang.
"Rosnaaaaahhh......buka pintu.Buka pintu rosnaaaaaaaahhh...datanglah kepadaku.Engkau akan berjalan dialam ku dan ikutlah jejakku.Kematian diatas jalanku.Terimalah aku..."Suara itu bagai suara angin namun membentuk ucapan yang nyata.
Disaat itu rosnah sedang sembahyang sunat dua rakaat dan tak mendengar suara itu dihatinya.Kemudian berkali-kali gadis itu mengumandangkan suaranya.Setelah rosnah selesai menunaikan sembahyang sunat,akhirnya rosnah mempunyai firasat ingin membuka pintunya dan ingin pergi keluar.
"Ah...tidak.Tak ada alasan ku untuk pergi keluar."Kata rosnah yang mengingati kejadian-kejadian yang telah lepas.Maka rosnah kembali duduk disejadahnya menenangkan dirinya dan memuji akan kebesaran nama allah.Gadis bergaun putih itu kemudian makin mara ke pintu rumah sewa rosnah.
Badrul yang melihat kejadian itu segera memakrifatkan nama allah dipintu depan rumah rosnah.Ketika jari-jari ditangan gadis yang bergaun putih itu menyentuhnya,maka menjeritlah gadis yang bergaun putih itu.Kemudian tubuhnya terhoyong-hayang dan rebah ketanah menggelepar bagai ayam disembelih.
Tapi kemudian dia bangkit dan terus melarikan diri tanpa dapat berganti sehelai kain seperti yang sudah-sudah.Gadis itu kemudian melolong tak tentu arah meninggalkan tempat itu.Badrul tetap berdiri ditempatnya dengan kedua tangannya besedakap.Sementara itu rahim menggigil ketakutan dan tak dapat berbuat apa-apa.
Tak lama kemudian selepas gadis itu pergi,datanglah cahaya merah berkobar-kobar jatuh dihadapan badrul.Disertai kabus yang hangat,api itu kemudian berubah menjadi sebentuk tubuh yang menakutkan.Ianya adalah seorang putri yang cantik dan mempesona.
"Siapakah yang menyeruku.Adakah tuanku nabi sulaiman?"Kata putri itu.
"Tidak...aku adalah manusia biasa.Siapakah kau?"Tanya badrul kepada putri yang membentuk separuh badan dalam cahaya api tersebut.
"Aku adalah syaitan yang bernama serobot apa kehendakmu wahai manusia?"
Badrul kemudian memukul dahi ratu syaitan itu dengan akar mimang dan membuat ratu syaitan itu berlutut dihadapannya.Kemudian tiada sesekali ratu syaitan itu berani menatap dengan matanya yang merah itu kehadapan badrul.Sambil menunduk ratu syaitan itu mengeluh kesakitan.
"Katakan lah siapa yang punya angkara yang menggunakan kain kapan?"
"Itu adalah cucuku yang masuk pada mayat,berjumlah tiga syaitan.Meraka adalah yang berdiam diotak dan dihati dan di nafsu."Kata ratu syaitan tersebut.
"Bagaimana menghapuskannya."Soal badrul.
"Aku tak dapat mengatakannya."Kata ratu syaitan tersebut.Badrul kemudian memukul tengkuk ratu syaitan tersebut yang membuat ratu syaitan lagi berlutut hingga mencium hujung jari kaki badrul.
Dengan seizin allah,disaksikan nabiku berserta para malaikat,dan al-quran imanku.Aku menggunakan kuasa nabi sulaiman a.s maka aku bolek menyiksamu."Kata badrul.
"Ampun tuanku,baiklah saya akan mengatakan."Kata ratu syaitan tersebut yang kemudian menceritakan untuk menghapuskan ketiga cucunya yang mendiami mayat gadis pocong tersebut.Setelah berbuat demikian maka badrul membenarkan ratu syaitan itu pergi semula ketempatnya.
"Him...mari kita pergi dari tempat ini."Kata badrul.
"Em..i..iya mar...mari."Jawab rahim yang gagap kerana menyaksikan perkara yang luar biasa itu.Walau ketakutan yang mendesak,tetapi badrul yang telah menundukkan ratu syaitan itu,kini rahim jadi agak berani.
Setelah badrul dan rahim meninggalkan tempat itu,rosnah dan minah yang berada didalam rumah itu ikut menyaksikan peristiwa terjadinya kejadian yang menggerunkan itu.Orang tua empunya rumah itu pun kemudian datang kerumah rosnah.
"Ros...apakah kau nampak sesuatu yang ajaib dan menyeramkan?"Kata orang tua itu.
"Ya...kami berdua menyaksikan perkara itu dari lobang dinding."Jawab rosnah.
"Saya pun demikian ros.Makcik menggeletar seluruh tubuh makcik bila mendapati hantu pocong itu didepan badrul.Kemudian disusul peristiwa-peristiwa lainnya yang menggerunkan."Kata orang tua itu.
"Makcik..agaknya memang badrul sengaja hendak menangkap hantu pocong itu."Kata minah yang malam itu tidur dirumah sewa rosnah.Orang tua itu menganggukkan kepalanya."Ada benarnya.Rupanya makcik yang salah sangka terhadap badrul.Dalam cahaya bulan yang redup itu makcik jelas badrul menyiksa syaitan tersebut.
Makcik dah siap-siap nak menyiram air itu pada badrul.Eh..air itu kemudian tumpah disaat makcik menyaksikan peristiwa itu,makcik menggigil ketakutan."Kata orang tua itu.
Tak lama kemudian jiran-jiran sebelah melihat kearah rumah sewa rosnah.Pintu rumah rosnah sedang terbuka melihat ketiga orang itu saling berbincang.Jiran-jiran itu tiga atau empat orang lelaki atau perempuan berdatangan kerumah rosnah dan menanyakan apa yang terjadi.
Orang tua itu segera menceritakan apa sebenar terjadi.
"Badrul dan rahim menangkap hantu pocong?Ya saya pun mendengar tanda-tanda itu.Lolongan anjing ditengah malam.Kiranya hantu pocong itu merayau sampai kemari lagi."Kata jiran yang baru datang itu.
"Seumur hidupku baru kali ini aku nampak hantu itu.Kini baru lah jelas,perkara-perkara yang lepas adalah perbuatan hantu pocong."Kata orang tua itu.
"Mula-mula ia berupa kain putih yang tersidai didawai jemuran.Apabila kita mengambilnya dan ia berada didalam rumah,maka ia pun menjadilah hantu itu.Demikianlah apa yang saya alami ketika itu."Kata rosnah mengingatkan peristiwa yang lepas.
Orang-orang yang mendengar cerita rosnah mula membayangkan kain-kain dirumah masing-masing.Rasa seram itu kemudian menghantui perasaan jiran-jiran itu.Mereka pun cepat-cepat kembali kerumah nya dan memastikan bahawa kain-kain bajunya tidak bercampur dengan sehelai kain putih.
Hantu gadis pocong itu terus berjalan dengan hoyong-hayang berada dijalan kampung.Dia merintih kesakitan dan sampai pula didepan para penjaga-penjaga yang sedang menjalankan tugas.
"To...tolong..."Kata gadis itu dengan menghulurkan tangan nya.
Mereka semua yang ada dipondok kawalan terkejut dan melihat kearah gadis itu.
"Alamak...mangsa rogol.Gadis itu tentu telah dikerjakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab."Kata salah seorang dari mereka.Enam orang jaga yang sedang menjalankan tugas itu segera berloncatan dari pangkin pondok jaga menghamburkan diri menolong gadis pocong tersebut.
Penjaga-penjaga itu segera memapah gadis itu.
"Jangan sentuh dia..."Perintah suara yang mengejutkan orang-orang jaga tersebut.
Badrul dan rahim muncul ditempat orang-orang jaga tersebut.Mereka semua mengarahkan pandangan matanya kearah badrul.Sementara itu tubuh badan gadis yang dibaringkan itu mengecut dan berubah menjadi sehelai kain kapan.Orang-orang itu terpekik terkejut dan menjadi seram.
Tak lama kemudian angin bertiup dan terbanglah kain kapan tersebut keudara dan melayang-layang kemudian hilang ditelan kegelapan malam.Bersamaan dengan itu angin pun reda dan dihujung kampung lolongan anjing terdengar lagi.
"Dah terlepas drul.Apakah kita akan mengejarnya?"Kata rahim.
"Tak perlu him,suatu hari nanti kita akan dapat menangkap dan menghapuskannya."
"Badrul,apa ertinya ini semua?"Tanya salah seorang diantara mereka yang mula dapat menguasai rasa terkejutnya.Mereka semua berkerumun menghadap badrul.Badrul dengan mengeluh menerangkan kepada mereka.
"Tidak kah kalian menyedari.Dia lah hantu pocong yang menimbulkan huru-hara dikampung kita yang menyebabkan kematian penduduk-penduduk dikampung kita ini."Bila orang-orang jaga itu mendengar penjelasan badrul,mereka semua makin terperanjat.
"Sesungguhnya dia adalah syaitan."Kata badrul lagi.
"Padanlah tubuh badannya sejuk macam ais.Dia mengecut dan berubah menjadi kain putih."Kata salah seorang dari mereka.
"Kain itu adalah kain kapan,yang telah digunakan oleh seseorang yang mengamalkan ajaran sesat."Kata badrul yang menjelaskan perkara itu.
"Hah...Ada orang sengaja membuat dan menjadikan hantu pocong jadi hamba suruhan?"Tanya orang lain.Badrul mengangguk perlahan.Orang-orang itu kini baru memahami akan perkara itu.
"Kami berdua sedang mengejarnya.Tapi terlambat.Sebaik tubuh badannya tersentuh oleh kalian,hantu pocong yang sudah lemah itu menjadi pulih kekuatannya dan dia boleh merubah dirinya menjadi kain kapan.Sesungguh nya dia berselindung disebalik kain kapan tersebut,dan kain kapan itulah perisainya."Badrul menjelaskan lagi.
"Sungguh kami tak menyedari akan hal ini.Badrul..nampaknya kau tahu akan rahsia hantu pocong ini.Apakah yang harus kami lakukan selanjutnya?"
"Jangan lah kalian memasukkan sebarang kain putih yang bukan kepunyaan kalian.Bila kalian nampak kain yang demikian,ucapkanlah a'udzu dan sambunglah dengan ucapan bismillah.Kemudian janganlah menerima panggilan seseorang bila bukan mengucapkan salam secara orang ulama."Kata badrul.Selepas berkata demikian,maka pergilah badrul dan rahim dari kerumunan orang-orang itu.
Peristiwa yang dialami oleh orang-orang itu masih segar lagi diingatan masing-masing.Mereka saling berbincang mengenai hantu pocong dan peristiwa-peristiwa yang telah lepas berkenaan dengan kematian.Rasanya orang-orang itu tak mahu tidur hingga menjelang pagi kerana baru mengalami kejadian yang tak disangka-sangka itu.
Dan sudah menjadi kebiasaan orang-orang kampung,bila baru saja mengalami peristiwa yang menghebohkan,dari mulut ke mulut cepat tersebar berita kejadian semalam itu hingga ke merata tempat.Dimana-mana tempat orang asyik memperkatakan badrul dan rahim yang hampir menangkap hantu pocong tersebut.
Selepas kejadian dimalam itu,beberapa hari kemudian,banyak orang berkerumun dirumah badrul.Mereka itu tak kira perempuan atau pun lelaki dan tua atau pun muda,saling ingin mendapatkan secarik ayat untuk dipasang dipintu rumahnya.Kepercayaan orang-orang kampung yang sebahagian besarnya tertumpu pada tok bomoh yang ada dikampung itu mengalih diri kepada badrul.
"Sial punya badrul,perniagaan ku membuka syarikat bomoh jadi lingkup setelah munculnya badrul menjadi tumpuan orang ramai."Kata seorang bomoh kurang lebih yang memang bomoh yang tak betul dan hanya mementingkan upah yang besar.
"Kalau begitu,banyaklah wang mengalir ketempat sibadrul itu."Kata bomoh tok jalin dengan menahan geramnya.
"Tidak demikian tok."Jawab anak buah tok jalin.
"Badrul tidak menerima sebarang pemberian lebih-lebih yang berupa wang ringgit badrul tak mengharapkan itu semua."Katanya lagi.Bila didengar hal yang demikian makin geramlah wajah orang tua itu.
Siang itu dirumah sutinah jannet.
Sutinah sedang menyiap kan makanan disiang hari dan masih sibuk didapur,ketika emaknya baru saja memasuki bilik itu.Orang tua itu nampak baru saja balik sejak dia keluar dari pagi.
"Emak dari mana?"Tanya sutinah.
"Dari rumah badrul meminta secarik ayat ini untuk dipasang diatas gawang pintu."Kata emaknya yang kemudian terus duduk dan mengesat peluhnya yang menitik diwajahnya.
"Emak jumpa badrul."Tanyanya.
"Tak hanya jumpa rahim yang sedang melayan orang-orang yang memerlukan ayat seperti ini."Kata emaknya sambil menunjuk ayat itu.Sutinah memerhati sekajap kertas yang bertuliskan bismillah itu.
"Tadi pagi tinah nampak badrul membawa basikalnya dengan peralatan tikangnya.Tinah lihat badrul sedang bertukang membuat pondok jaga durian dihujung sana itu."Kata sutinah.
"Kau menegurnya?"Soal emaknya.
"Tak.Dia berbasikal ketika tinah berada dijalan kecil itu.Dia buat macam tak tahu saja,malas rasanya nak bertegur sapa."Jawab sutinah.
"Budak ni sekurang-kurangnya kau berterima kasih kerana dia pernah membaiki tingkap bilikmu itu tanpa minta upah sesen pun."Kata emaknya.
"Tak hingin mak."Jawab sutinah singkat.
Tak lama kemudian emak sutinah telah siap membuat minuman dan membungkus makanan ringan dan meletakkan dalam bakul kecil.
"Jannet."kau bawalah minuman ini ketempat badrul.Teruk-teruk budak badrul ada juga baiknya.Nah lekas bawalah makanan ringan ini."Kata emaknya.
"Apa?Emak ni mengada-ngada sangat.Tinah bukannya suka berdepan dengan pengurat itu."Jawab sutinah.Wajah sutinah mula menunjukkan rasa tidak senang.Tapi sutinah pergi juga membawa bakul itu dan hanya berjalan kaki menuju ketempat badrul.
Ketika sutinah sampai dipondok yang setengah siap itu.Badrul tak nampak disitu.Badrul nampak ditepi sungai yang airnya mengalir jernih.Baru saja badrul mengerjakan sembahyang zohor.Setelah badrul melipat sarung dan sejadahnya dia kemudian dengan mengenakan seluar panjang dan baju lengan panjang,dia menghampiri pondoknya dan melihat sutinah duduk diatas papan.
"Hai.."Kata badrul bila sudah didekat sutinah.
"Ada pulak dia menegurku macam itu."Kata sutinah dalam hati.
"Angin apa yang membuatmu datang kemari tin."Tegur badrul.
"Angin sesak nafas.Kalau bukan terpaksa ikut cakap emak tak ingin aku kemari."
Sutinah kemudian mengeluarkan makanan didalam bakulnya dan juga minuman kopi didalam teko.Badrul terus menuang kopi itu didalam cawan dan meminumnya sebelum sutinah mempelawanya.Tak lama kemudian badrul menikmati goreng pisang tersebut.
"Tin..malam nanti ada pasar malam dekat pekan kecil itu.Boleh kau temankan aku jalan-jalan kat pekan kecil itu?"Tanya badrul.
"Kau ni..masih dengan tabiat lamamu.Aku tak suka semua ini tahu.Ajak saja normilah yang kau sembuhkan sakit lumpuhnya itu,atau rosnah bekas makwe mu itu."Kata sutinah dengan wajahnya yang menunduk dan pipinya yang indah itu merah mendengar ajakan badrul.
Sutinah kemudian berdiri dan mula hendak melangkah pergi dari situ.
"Tin..esok datanglah membawa makan seperti ini.Dan katakan pada emakmu terima kasihku padanya."Kata badrul.Sutinah terus berjalan tanpa menoleh lagi.
"Sungguh merbahaya masuk kekandang harimau."Kata sutinah seorang diri.
"Tapi aku adalah harimau yang jinak tin.Kalau menerkammu,tentu dengan izinmu."Kata badrul dengan tersenyum sambil mengawaskan sutinah pergi melalui jalan kecil dikebun itu.
Sebelum hari maghrib badrul telah sampai dirumah.Dan sebelah malamnya setelah badrul merehatkan tubuh badannya,rahim pun sampai dirumahnya.Rahim menceritakan pengalaman siang tadi yang membuat ayat dan melayan orang-orang itu.
"Kalau kau tahu tamu-tamu siang tadi.Wah.Banyak makwe-makwe datang kemari."
"Ada hajat tentulah datang.Dan tentunya mereka itu bermanis muka."Kata badrul.Rahim pun mengangguk dengan wajah yang cukup gembira.Melayan tetamu-tetamunya tadi cukup seronok juga bagi rahim.
"Ada sayangnya drul."Kata rahim.
"Apa sayangnya?"Badrul ingin tahu.
"Kita bukan menuntut ilmu pengasih perempuan.Kalaulah itu yang kita miliki,inginlah aku mempunyai seorang yang..aduhai..."Kata rahim sambil berangan.
"Kita tak perlu mempunyai ilmu seumpama itu him.Ilmu semacam itu akhirnya hanya akan mendatangkan keburukan.Cukup lah dengan akal dan fikiran kita untuk mengenakan secara wajar pada apa yang kita kehendaki.Untuk mengenakan makwe-makwe itu biarlah kita gunakan cara yang lama."Kata badrul dengan tersenyum.
"Bila kita bersara dari jadi cintan ni drul."
"Bila kita sudah mendapatkan pasangan hidup yang seirama."Jawab badrul.
Keduanya kemudian diam.Tak lama kemudian badrul pun memasuki biliknya dan berkeadaan yang suci dan mendiamkan diri diatas sejadah dan memulakan beramal.Rahim pun berbuat demikian dan berada di samping badrul.
Malam itu berlalu begitu saja tanpa ada kejadian yang mengejutkan.Dan pada keesokan harinya seperti biasa,badrul akan memulakan kerjanya lagi.Rahim masih berada dirumah kerana dia sendiri belum mendapat kerja baru.
"Kau tinggallah dirumahku,kalau ada tamu yang memerlukan sesuatu."Kata badrul.
Rahim mengangguk dan badrul pun kemudian membawa basikalnya dengan membawa peralatan kerjanya.Ketika badrul sampai dipondok itu,hari masih pagi bernar.Tak lama kemudian badrul menghentikan kerjanya kerana dia melihat sutinah datang membawa bakul dan menghantar sarapan pagi.
Pagi itu sutinah hanya mengenakan pakaian hariannya yang buruk.Nampak nya sutinah ada hajat lain disamping menghantar makanan dan kopi ketempat badrul.Dia pun membawa sejumlah pakaian yang hendak dibasuh disungai.
"Drul..emak suruh membawakan sarapan pagi ini untukmu."Kata sutinah sambil meletakkan bakul itu dipangkin pokok.
"Semalam aku hanya bergurau tin.Yang sebenar aku tak mengharapkan lagi setiap hari begini kau bersusah payah menghantar makanan."Kata badrul terharu.
"Aku hanya sampaikan pesanmu kepada emak.Dan emak membuat makanan ini,juga siang hari nanti."Kata tinah menjelaskan.Badrul kemudian mengangkat wajahnya dan memandang wajah sutinah hampir-hampir tak percaya.
"Dan kau sampaikan pula kepada emakmu yang aku mengajakmu kepekan?"
"Ya...nampaknya orang tua ku tak keberatan kau mengajakku pergi kepekan.Hanya sayangnya,aku tak ada niat untuk menemankan kau pergi kepekan."Kata sutinah yang masih berdiri disitu sambil dipinggangnya bertenggek bakul berisi pakaian yang hendak dibasuhnya.
"Aku tak sangka hal semalam itu berpanjangan macam ini.Pada hal apa yang kukatakan semalam,hanya sekadar menghiburkan suasana dan tiada sesekali aku berniat yang sebenarnya."Kata badrul kemudian termenung dan merasa terharu dengan kebaikan orang tua sutinah.
Rasa haru itu sempat membuat mata badrul basah oleh air mata.Bila sutinah nampak badrul termenung dan dalam keadaan yang mengharukan.Sutinah pun merasakan apa yang dirasakan oleh badrul itu.Dia kemudian meletakkan bakul bekas cucian itu,dan terus menuang kopi panas itu dalam cawan.
Bila badrul melihat sutinah berbuat demikian,air mata badrul terus berjatuhan dipipinya.Ini lah selama hidup badrul baru kali ini dia mendapat layanan dari seorang gadis cantik seperti sutinah ini.Sutinah pun kemudian duduk dipangkin dan menghidangkan minuman dan makanan itu didekat badrul.
Angin pagi berhembus lembut.Matahari pagi mula memancarkan sinar kemerahan diufuk timur.Dengan perasaan yang sungguh terharu badrul kemudian mula duduk dipangkin memerhati jari-jari sutinah yang sedang membuka goreng pisang yang masih hangat.
Dia seakan menyaksikan seribu keindahan yang sedang berlaku didepan matanya.Dan sutinah sebenar yang menahan hatinya hanyut terbawa oleh sikap badrul yang membuatnya kasihan terhadap badrul.Entah..tiba-tiba saja sutinah merasa jatuh kasihan terhadap badrul bila sutinah mendapati badrul menitiskan air matanya.
Dengan jari-jari gementar,badurl kemudian memegang cawan itu dan kemudian meneguknya beberapa teguk diikuti pandangan sutinah jannet.Sementara badrul meletakkan cawan itu,dia dihadapkan satu kejutan yang mendebarkan jantungnya.Bibir sutinah yang indah itu membentuk senyuman didepan mata badrul.
Badrul memejamkan matanya dan menarik nafasnya seakan menikmati keindahan senyuman yang sungguh beerti itu.Ketika badrul membuka matanya,wajah anak dara didepannya itu tunduk dan sutinah masih berada disitu.Setelah badrul memakan goreng pisang itu dua ketul,dia pun memulakan lagi kerjanya.
Badrul tersenyum seorang diri ketika mendapati sutinah masih berada disitu mengawaskan badrul bekerja.Kerana badrul asyik dengan perasaan yang sukar dilukiskan keindahannya,dia tak cukup hati-hati dalam memaku.Tangannya kemudian terkene tukul dan mengeluarkan darah.
Tetapi badrul terus melanjutkan kerjanya tanpa menghiraukan tangannya yang mengalirkan darah itu.Ketika sutinah sudah pun pergi kesungai,baru lah badrul menghentikan kerjanya,dan meringis kesakitan.Tangan yang luka itu dibalut dengan rumput teki,dan meludahnya tiga kali.
Ketika hari telah siang,sutinah membawa makanan siang kepondok itu.Dan badrul menerima layanan itu dengan kejutan perasaannya yang sukar dilukiskan dengan kata-kata.
"Drul...bila pondok ini siap?"Soal sutinah.
"Mungkin besok tengah hari."Jawab badrul.
"Begitu cepat."Kata sutinah dengan pandangan tunduk.
"Tapi aku boleh menundanya selama seminggu bila kau masih ingin menemankan aku seperti ini."Kata badrul dengan perlahan dan penuh harapan.Wajah sutinah sesungguhnya menahan malu tetapi dia segera tersenyum tanpa menatap wajah badrul.
(Bersambung...)
Sumber : Naskah Dari Mastris
Memuja Ratu Syaitan
Bahagian 8 : Syaitan Dalam Tubuh Manusia
Badrul dan rahim berada dibilik dapur dan duduk dibangku panjang menghadap meja yang telah terhidang minuman kopi o dan makanan ringan.Sambil meminum kopi nampaknya badrul mengingati sesuatu.
"Apa yang kau menungkan."Rahim ingin tahu.
"Aku sedang mengingati sesuatu."Kata badrul dengan wajah yang tegang dan cuba mengingati peristiwa semalam.Bila didengarnya kata-kata badrul,rahim pun segera teringat yang semalam dirinya dan badrul ikut menguburi jenazah tukang emas.
"Kau ingatkah pukul berapa kita balik dari mengubur jenazah tukang emas semalam?"Tanya badrul.
"Pukul dua setengah pagi.Kemudian kau sembahyang sunat dua rakaat."
"Betul...aku sembahyang menggunakan masa sepertiga malam yang terakhir.Kemudian aku berzikir hingga aku tertidur."Kata badrul dengan wajah yang masih tegang kerana mengingati sesuatu.
"Ya..aku mengingatnya.Aku ingat sekarang."Kata badrul yang menunjukkan wajahnya menjadi jernih seakan telah nemenukan sesuatu yang sangat berharga.Hal ini membuat wajah rahim berubah,menjadi seram.
"Kau ni membuat aku jadi seram.Adakah itu berkenaan setelah kita ikut menguburkan jenazah tukang emas itu?"Rahim ingin tahu.
"Mungkin juga."Jawab badrul.
"Apa yang kau ingat?"Desak rahim tak sabar kerana ingin tahu.
"Seram juga bila kuceritakan."Kata badrul sambil memandang wajah rahim.
"Ha kan aku kata."Wajah rahim benar-benar makin seram.
"Kau kan tahu.Setelah aku selesai sembahyang sunat itu,aku pun terus berzikir entah berapa lama aku sendiri pun tak tahu,hingga kan aku tertidur."Kata badrul.Dia berhenti sekejap kerana hendak memulakan menceritakan sesuatu yang dianggap nya berharga itu.Rahim pun tak sabar mendengar.
"Mula-mula aku berselawat nabi seratus kali,dalam keadaan tubuh badan dan fikiran yang terbawa oleh rasa mengantuk dan keletihan malam itu.Tapi sebelum aku mengucapkan seratus kali,tanganku yang memegang tasbih terhenti dan aku tertidur.Kemudian aku mendengar suara.
"Sudah"
Suara yang bertanya itu mengejutkan aku hinggakan aku membuka mataku kembali dan aku tersedar.Ku lihat kau masih berbaring disampingku.Kemudian aku melihat tanganku yang memegang tasbih hampir mencapai seratus dari hitungan biji tasbih itu.Maka aku terus melanjutkan mengucapkan selawat itu hingga seratus kali.
"Nanti...nanti,tahukah kau siapa yang bersuara itu?"Soal rahim.
"Mana aku tahu.Aku tak melihat sesiapa kecuali mendengar suara itu tadi."Kata badrul yang melayan sekejap pertanyaan rakannya.Rahim pun mengangguk dan menyuruh badrul melanjutkan ceritanya.
"Setelah itu kemudian aku menggunakan zikir dan doa yang pernah diamalkan oleh ula bin khadhrami hingga tak henti-hentinya yang berakhir aku tak sedarkan diri bahawa aku terus tertidur dalam duduk berzikir yang kemudian tak terasa pula aku rebah disamping sejadah.
Dalam tertidur itu lah aku bermimpi bertemu gadis bertudung tersebut.Kemudian gadis bertudung itu berkata.
"Aku telah mendapat kebaikan yang pertama wahai badrul,kerana kau telah kembali mengingati allah dengan lafaz niat dan perbuatan.
Sudah tiba masanya kau membuka lipatan sapu tangan yang kuberikan itu kepadamu buka lah ketika sepertiga malam yang terakhir setelah kau tunaikan sembahyang sunat dua rakaat.Masukkan lah sapu tangan itu dalam air yang suci dan tempatnya pun suci.Demikian lah kata gadis bertudung itu.
Sebelum aku sempat bertanya aku pun segera tersedar.Kemudian aku menunggu saatnya tiba untuk menunggu subuh."Kata badrul mengakhiri ceritanya.
"Wah mimpi engkau ini benar-benar petunjuk dari gadis tersebut."Kata rahim.
"Ya...dan malam nanti aku akan cuba menaruh sapu tangan putih itu didalam air suci.Kemudian kita akan mengetahui rahsia sapu tangan itu."Kata badrul dengan bersungguh-sungguh.
"Kalau begini aku pun ingin tahu rahsia sapu tangan itu.Biar lah malam ini aku teman kan kau tidur dirumah mu ini.Ada tak pantang larang bila aku ingin menyaksikan perkara yang luar biasa ini."Kata rahim.
"Kurasa tak ada.Tapi sebaiknya kau pun ikut bersuci dan melakukan seperti apa yang kulakukan menurut kemampuanmu."Badrul mengingatkan.
"Baiklah aku bersetuju.Sekaran ini apa yang kita kerjakan.Dah dua hari kita menganggur."Rahim kemudian mengalih hal pekerjaan.
"Aku dah berjanji pada seseorang untuk mendapat kerja baru,aku rasa aku harus pergi menemuinya,kau pun cari lah kerja baru."
"Baiklah.Aku pun nak kepekan menemui seseorang disana."Kata rahim.
Setelah keduanya sarapan pagi,mereka segera berpisah.
Pagi ini dimerata tempat dikampung ini hinggakan dipekan itu asyik orang-orang membincangkan kematian tukang emas yang mengerikan itu.Sebahagian penduduk yang menyangka hal kejadian dirumah tukang emas itu akibat perbuatan rompak,mereka segera memerlukan untuk membaiki tingkap dan dinding rumahnya,juga pintu-pintu yang lain.
Kecemasan penduduk mula terasa begitu terhimpit.Petang itu penghulu kampung segera mengumpulkan para penduduknya.Setelah beberapa lama mengadakan perbincangan akhirnya keputusan itu menjadikan pondok kawalan dikampung ditambah satu lagi.Kebetulan dihujung kampung ada bekas kedai makan yang tak digunakan lagi.Maka disitulah pondok kawalan itu diadakan.
Ketika malam baru bermula rahim berkunjung kerumah badrul.Tetapi badrul belum sampai dirumah.Pukul sembilan malam baru badrul tiba dirumah.Segala kegiatan kampung dipetang tadi,rahim menyampaikan kepada badrul.
"Jadi dihujung kampung di kedai sana tu adalah pondok jaga lagi."Kata badrul.
"Begitulah hasil mesyuarat tadi.Dan kita berempat termasuk aku dan kau kene jaga lusa."Kata rahim menyampaikan kabar itu.
"Eloklah,kerana malam ini kita pun ada hal tentang sapu tangan itu.Ada apa-apa lagi yang perlu kau sampaikan kepadaku?"Badrul ingin tahu.
"Tak ada.Hanya dimerata tempat,orang-orang asyik membincangkan perkara kematian tukang emas.Kini benar-benar kampung kita telah heboh.Eh..apa halnya kau balik lambat drul."Rahim ingin tahu.
"Aku tak jumpa dengan orang yang menjanjikan kerja itu."Kata badrul dengan sedikit mengeluh tapi bibirnya tersenyum.
"Kemudian ketika aku balik dari rumah orang itu dan lalu didepan pagar halaman rumah sutinah,ku lihat emak sutinah telah bertenggek disitu dengan senyumannya yang ramah."Ee...badrul pucuk dicita...tempoyak..eh ulam tiba.Makcik tadi dah nampak kau berbasikal ke sana."Kata orang tua itu.
AKu pun terus menghentikan basikalku dan turun.Belum sempat aku berkata-kata dia pun terus berceloteh tentang heboh dikampung.Sambil bercerita itu,diheretnya basikal aku masuk halaman rumahnya.Tak lama kemudian aku pun terus bertukang membaiki tingkap bilik sutinah."Kata badrul.
"Ha..kau jumpa sutinah yang cantik itu."
"Malas nak cakap him.Entah kemana perginya,aku pun tak tanya.Selepas aku membaiki pintu tingkap,orang tua itu memberikan sejumlah wang upah.Tapi aku menolaknya dengan berpura-pura dan aku berharap akan menerima wang upah itu andaikan dia cuba memasukkan di saku bajuku,dengan cara paksa.
"Eh...aku tahu wang itu dimasukkan kembali dalam kocek bajunya sendiri,maka melepaslah sejumlah wang kurang lebih dua puluh ringgit itu.Kemudian dia mengucapkan terima kasih kepadaku.Dan aku pun tersenyum masam.Itulah ceritaku."Kata badrul.
"Yang kau acah-acah tak mau terima wang itu buat apa.Mak sutinah itu tak boleh dibagi peluang seperti itu."Kata rahim ikut tak ikhlas.
"Pasal apa aku berbuat macam tu him,kan hanya untuk pemanis peri laku agar tak nampak sangat aku mengharap wangnya.Padahal aku mengharapkan juga."Kata badrul sambil menggaru kepalanya yang tak gatal.
"Tapi tak mengapa drul.Untung-untung sutinah tahu juga kebaikanmu yang setengah ikhlas itu."Komen rahim dengan tersenyum.
"Siapa tahu satu hari dia tersangkut padamu."tambahnya.
"Jauh panggang daripada api him."Balas badrul sambil mengenang sekejap kecantikan sutinah.Wajah yang tak pernah tersenyum tapi tetap jelita,dikala murung tetap manis,dan dikala marah tetap cantik.
"Sudah lah him.Jangan kau ingatkan aku akan kejelitaannya.Melarat nanti.Lebih baik kita persiapkan diri kita untuk masa sepertiga malam yang terakhir.Bukan kah malam ini kita merancang untuk membuka rahsia sapu tangan putih itu."Kata badrul.
"Eh..iya tak iya jugak."Rahim baru teringat akan hal itu.
Dan rahim teringat pula kejadian-kejadian aneh semasa dikubur dan apa-apa yang pernah berlaku kini bermain difikiran nya.Bila hal itu menyelimuti fikirannya mulalah rahim merasakan rasa seram.Sepanjang pengetahuannya,badrul hingga ke saat ini masih berhubung dengan roh gadis bertudung itu.
"Wah...tiba-tiba saja bila kita teringat masalah sapu tangan itu,aku jadi seram drul.Sapu tangan itu pemberian gadis yang didalam kubur itu.Kalau lah malam ini kita membuka rahsia sapu tangan itu,adakah malam ini dia juga datang."Kata rahim yang mula membayangkan perkara-perkara aneh akan berlaku.
Kerana rahim membayangkan perkara aneh akan berlaku di malam ini,maka dia cukup terkejut bila diluar terdengar angin mula bertiup dan membawa bunyi aneh kerana angin itu mengugurkan daun-daun kering.
"Disaat angin bertiup seperti ini,kita berdua pernah mendengar suaranya."Bisik rahim sambil melekatkan punggungnya didinding dan sarungnya segera menutup seluruh jari-jari kakinya.
"Ya...kita pernah mengenali tanda-tanda itu."Balas badrul sambil ikut mendengar,suara-suara diantara suara angin yang bertiup.Tetapi suara lain tiada terdengar kecuali suara itu saja.Wajah rahim cukup tegang bila badrul cuba memasang telinganya.
"Malam masih awal lagi,tapi aku pun merasakan sesuatu yang tak sedap didalam perasaanku.Dan aku teringat dia mengajarkan aku mengucap sesuatu.Marilah kita mengucapkan ayat itu."Kata badrul.Badrul mengucapkan sesuatu ayat yang diikuti oleh rahim.
"Mungkin itu hanya angin biasa."Kata badrul.Angin tetap bertiup dan kegelapan diluar makin pekat menyelubungi alam sekitarnya.Malam terus berlalu dengan segala macam peristiwanya.Setiap jam,dipondok jaga mendengungkan suara kertuk yang dipukul untuk memberikan tanda waktu.
Sepertiga malam yang ditunggu oleh mereka berdua akhirnya tiba.Suasana lengang dimalam itu hanya diisi oleh suara binatang-binatang kecil yang bagaikan irama malam seperti malam-malam yang lepas.Namun malam ini dirasakan bagi badrul dan rahim mempunyai perbezaaan dari malam-malam yang lepas.
Badrul dan rahim telah selesai dari melakukan sembahyang sunat mutlak.Ini lah yang cukup berat diantara sembahyang sunat lain kerana hal ini dikerjakan tanpa tidur terlebih dahulu,dan berbeza dengan tahajud.Rahim yang mula menyaksikan apa yang dilakukan seperti petunjuk dalam mimpi itu,membuat dihimpit oleh perasaan seram yang makin menjadi.
"Him...kau harus memberikan bantuan aku tentang apa-apa yang berlaku.Lihat sesuatu yang boleh kau lihat dan dengar sesuatu suara yang halus sekalipun bila kau boleh mendengarkan."Bisik badrul sambil tangannya membentang sapu tangan putih itu.Didepan badrul telah tersedia loyang besar yang telah berisi air yang telah disucikan.
Rasa peluh dingin rahim keluar menunggu saat badrul memasukkan sapu tangan putih itu.Tangan-tangan badrul pun gementar ketika perlahan-lahan menjatuhkan sapu tangan itu didalam air.Sapu tangan itu kemudian terendam air dan permukaan sapu tangan itu tetap putih,tanpa berlaku perubahan.
Tetapi bila diperhati dengan teliti,seluruh permukaan sapu tangan itu bertuliskan huruf arab dalam bahasa yang sukar difahami.Rahim dapat membacanya namun tak tahu untuk menterjemahkannya.
"Timbul tulisan.Aku tak tahu maknanya."Bisik rahim.
"Bahasa jawa lama bercampur bahasa arab.Ianya petunjuk menggunakan ilmu hikmat rahsia makrifat dalam alam yang tinggi.Disini diterangkan selawat nabi,menghadiahkan al-fatihah pada para ulamak dan juga kepala bangsa rokhani juga para malaikat yang menjaga dihari yang tujuh.
Juga menggunakan nama allah yang ketujuh puluh enam dan zikirnya para malaikat di alam yang tinggi."Kata badrul yang membuat rahim terperanjat.Badrul terus membacanya dengan merangkak kerana sambil menterjemahkannya.Setelah berulang kali badrul membacanya dengan wajah yang tenang,dia mula mengambil nafas panjang.
"Apa yang diterangkan lebih lanjut tentang ilmu hikmah itu?"Bisik rahim.
"Aku boleh katakan dengan gelengan kepala."Kata badrul.
"Iya lah katakan.Aku pun nak tahu."Desak rahim.
"Cara beramal yang susah dikerjakan untuk orang zaman sekarang.Tapi aku akan cuba semampu dan sedaya aku.Bayangkan.Zikirnya saja zikir para malaikat dan sekarang digunakan oleh manusia.Ibarat malaikat boleh memikul sepuluh tan,dan aku hanya boleh memikul lima puluh kilogram."Kata badrul dengan helengan kepalanya.
"Mari kita cuba yang mampu kita kerjakan."Kata badrul lagi.Badrul kemudian membuka buku doa dan lembar demi lembar dicarinya pada ayat yang ditentukan dalam petunjuk sapu tangan putih tersebut,kemudian memberikan tanda.Hampir semalaman keduanya cuba memahami kifiat berdoa cara himat tersebut.
Dan pada hari-hari berikutnya,badrul dan rahim mula menghabiskan masanya selepas bekerja untuk memulakan menghafal dan mengerjakan apa yang mampu dikerjakan.Sudah tentu setelah beberapa hari saja badrul dan rahim memulakan amalan itu,tubuh badannya mula susut dan kurang tidur.
Ada pun ketika badrul dan rahim meneruskan amalam itu,orang-orang kampung sudah pun jarang nampak badrul dan rahim dirumah sewanya.Sesungguhnya badrul dan rahim telah membuat pondok kecil diatas bukit yang agak jauh dari kampung,dan disitu lah keduanya menyepi.
Menginjak empat puluh hari keduanya beramal,mereka berdua turun kekampung selama empat kali.Itu pun turun kekampung kerana menunaikan tugas jaga malam yang telah berjalan selama satu bulan setengah.Setelah keduanya melalui bahagian amalan yang boleh dilakukan dirumah,kembalilah keduanya di rumah masing-masing.
Apa pun yang terjadi keduanya diatas bukit itu orang-orang kampung tak mengetahui kejadian yang sebenarnya.Apa yang orang-orang ketahui diatas bukit itu hanya badrul dan rahim membuka kebun sayur.Dan mereka semua masih menganggap badrul dan rahim adalah badrul yang dulu-dulu juga.Mata keranjang.
Dan pagi itu ketika keduanya selesai sarapan pagi.Keduanya masih berada didapur dibangku panjang.
"Drul...aku dengar anak gadis makcik janda yang mempunyai bilik mandi ditepi jalan kecil itu sakit.Sakit mati separuh badan.Kurasa amalanmu lebih dari aku,cuba lah tengok dan mengurutnya."Kata rahim dipagi itu.
"Sakit macam mana?"Badrul ingin tahu.
"Bahagian kaki kebawah tak dapat digerakkan.Terpaksa dipapah untuk berjalan."Kata rahim menerangkan.Badrul kemudian termenung beberapa minit.
"Dah banyak wang ringgit dihabiskan untuk memanggil bomoh-bomoh terkenal,dah pun pergi ke doktor,tapi gadis itu tak juga sembuh penyakitnya."Kata rahim.
"Kalau begitu marilah kita pergi."Kata badrul.Keduanya hanya berjalan kaki untuk sampai kerumah makcik yang disebutkan itu.
Pagi itu badrul hanya memakai seluar dan baju tanpa memakai songkok,demikian juga rahim.Kedatangan badrul dan rahim disambut oleh emak normilah kehairanan.
"Ada hajat ke kau datang kerumah aku ni drul?"Tegur orang tua itu.
"Saya dengar anak makcik sakit mati separuh badan.Iyeke?"
"Ha..nampak tu si nor itu tak dapat berjalan."Kata orang tua itu sambil menunjukkan normilah yang duduk dikerusi dalam keadaan tubuh badan yang lemah dan kurus.Badrul memerhati keadaan normilah.
Tapi sangkaan orang tua emak nor itu lain pula.Dia hanya menyangka badrul hanya seronok melihat peha anaknya yang kuning langsat itu.Maka tembakau dimulutnya dupulasnya berputar-putar menunjukkan geramnya.
"Apa yang kau tahu tentang sakit anak aku drul?"Kata orang tua itu.
"Hanya allah yang mengetahui makcik."Jawab badrul.
"Nampaknya lain kali saya datang lagi.Cuba-cuba bawa ubat."Kata badrul lagi.
"Terima kasih saja lah badrul.Tak payah lah kau susah-susah datang lagi.Dah bertimbun bomoh datang tak dapat buat apa,malah wang makcik lesap dikebasnya.Dokter pun tak tahu punca penyakitnya.Apa pula kau nak mengubat.Lain yang diubat lain pula yang kene nanti."Kata orang tua itu lagi.
Normi yang dalam keadaan sakit itu tersenyum juga mendengar telatah emaknya.Bila badrul mendengar kata-kata orang tua itu dia pun menoleh kepada rahim.
"Kalau begitu tak apalah.Tapi menurut saya,mencuba itu tak ada salahnya."
"Makcik faham,tapi makcik takut anak aku nanti habis kena cuba."
Dengan meninggalkan senyum ringan,badrul pun terus mengundurkan diri diikuti oleh rahim.Badrul terus berjalan beriringan dengan rahim tanpa menoleh lagi.Dan orang tua itu masih mengawaskan keduanya sambil memulas tembakau dimulutnya.
"Ha nampak tu him.Tak ada peluang nak tunjuk jasa dikampung ini.Kita ni adalah kita-kita yang dulu juga.Dan ingatan orang tua itu masih melekat,yang kita pernah menhendap dia mandi."Kata badrul dengan merasakan sedikit kesal.Rahim pun diam tak berkata-kata lagi.
Sesampai saja badrul dirumah sewanya,dia segera mengenakan sarung dan songkoknya kemudian mengambil air sembahyang.Tak lama kemudian dia pun telah melakukan sembahyang sunat dhuha.Selesai itu terus badrul menulis ayat dan membakarnya kemudian abu itu dibungkus dikertas dan diberikan kepada rahim.
"Him..aku tadi nampak kain-kain baju normilah disidai.Kau sentuh kan lah abu ini dibahagian mana saja pada baju-bajunya."Kata badrul.Rahim pun tanpa banyak tanya terus pergi membawa abu itu.Setelah berjalan beberapa minit,sampai lah dia dibelakang halaman rumah emak nor,yang berhampiran dengan jalan kecil.
Saat itu rahim sedang berada dijalan kecil itu.Kebetulan saat itu emak nor berada di halaman belakang dan nampak rahim dijalan kecil tersebut.
"Apa pulak yang kau pandang-pandang kain jemuran aku him.Masih basah pula kau nak kebas?"Kata orang tua itu.
"Saya nak pergi kekebun makcik."Kata rahim terus berjalan dijalan kecil itu.Rahim terus berjalan kearah lain.Dan terpaksa rahim berjalan jauh memusing untuk kembali lagi ke rumah badrul.
"Alamak teruknya."Kata rahim menunjukkan penatnya dan sia-sia.
"Apa bendanya?"Badrul ingin tahu.
"Orang tua itu bertenggek kat reban ayam,malah aku disangka hendak mencuri kain yang disidai.Kau buat sendirilah drul."Kata rahim mengeluh.Badrul tergelak-gelak melihat telatah kawannya.
"Apakah kau tak ingat rokhani seseorang dikala tidur terletak dirawan antara kedua alis matanya.Kenapa nur makcik itu tak kau matikan."Kata badrul.
"Mana aku tahu.Aku tak pelajari ilmu itu,"Jawab rahim.
"Baiklah biar aku cuba."Kata badrul kemudian bangkit dan membawa abu yang dibungkus kertas tersebut.
Dia terus berjalan mengarah kerumah makcik itu.Sambil berjalan badrul mengucapkan sesuatu.Dia berhenti sekejap kerana menjejakkan kaki kanannya tiga kali ditanah.Kemudian membayangkan wajah orang tua itu dan berniat.
"Sesungguhnya kau melihatku,tetapi aku menutup rokhanimu yang terletak di rawan.Maka lupalah kau pada apa yang disekelilingmu dan kupadamkan nur dirimu."Setelah niatnya berbunyi demikian,dengan mantap badrul terus berlalu dari situ pergi kehalaman rumah makcik itu.
Orang tua itu masih berdiri disitu berdiri sambil memulas tembakau dimulut.Badrul kemudian menyentuh kan abu itu ke baju-baju milik normilah.Hingga badrul selesai mengusap baju-baju itu,orang tua itu asik memulas tembakau dimulutnya.Badrul pun kemudian sampai ditempat rahim.
"Dah kau buat?"Rahim ingin tahu.
"Tentulah."Jawab badrul singkat.
"Orang tua itu kat mana?"
"Ada berdiri kat reban ayam sedang memulas tembakau dimulutnya."Kata badrul.
"Entah lah drul.Aku tadi dah baca juga.Tapi mata orang tua itu malah celik."
"Kau pakai doa apa?"Tanya badrul.
"Ismul A'zam yang diamalkan oleh ula bin khadhrami."Jawab rahim.
"La...kan tak betul.Bukankah ia nya digunakan setelah sembahyang dua rakaat kemudian diucapkan terus menerus tanpa henti-hentinya hingga pada peringkat yang menyakinkan."Kata badrul menerangkan.
Rahim pun kemudian tersenyum kerana kesilapannya.
Ketika malamnya,badrul dan rahim seperti biasa sembahyang dua rakaat dan selepas itu berniat sesuatu.Badrul melafazkan niatnya apa-apa kecuali melihat apa yang dikerjakan oleh rakannya.
"Apa yang kau lakukan?"Tanya badrul.
"Membayangkan wajah normilah.Tapi wajah itu berganti jadi pokok,jadi basikal dan macam-macam lagi alambenda hingga susah aku membayangkannya."Jawab rahim.
"Hampir-hampir aku membayangkan wajah normilah,berganti pula wajah orang lain berada dilutut normilah."Kata rahim mengeluh.
"Yang terakhir itu lah yang benar.Syaitan itu berada dilutut normilah hinggakan membelengu lutut normilah dan dia setengah lumpuh.Biarlah abu-abu itu akan menyentuhnya bila normilah memakai bajunya."Kata badrul.
"Maksudnya aku telah melihat bayangan syaitan yang berada dilutut normilah?"
"Eloklah kita tunggu saja hingga normilah memakai baju nya sendiri."
Ternyata sebelah petangnya pakaian normilah sudah pun kering.Dan petang itu normilah mengganti bajunya dengan baju yang kering tersebut.Kemudian dipakainya hingga malam dan normilah terus tidur.
Ditengah malam normilah menjerit dan mengingau.
"Nor...ada apa nak?"Tanya emak nor.
"Nor melihat sesuatu yang menakutkan.Nor mimpi seram mak."Kata nor.
"Entah lah nor.Macam-macam yang mengena pada diri mu ini."Kata orang tua itu.
"Eh mak.Nor boleh menggerakkan kaki nor sedikit.Ha tengok.Terasa ringan sedikit."Kata nor dengan wajah yang menaruh harapan dan jantungnya bedebar kencang.
"Gerakkan lagi nak."Kata emaknya.
"Tak boleh mak.Sikit-sikit boleh lah itu pun lemah sangat."Kata nor.Kerana sukanya,normilah menggerakkan kaki-kakinya dalam keadaan masih berada di katil namun itu dirasakan ada perubahan.
Pada pagi harinyan nor cuba berjalan dengan dibimbing emaknya.Walau pun menggigil boleh juga nor berjalan.Apa yang berlaku itu tak ubahnya bagai budak kecil yang mula belajar berjalan.
"Nor boleh berjalan mak."Teriak nor penuh kesukaan.
"Ya allah benarlah apa yang kulihat ini."Kata orang tua itu dengan suara yang cukup kuat.Jiran-jiran yang mendengar ucapan dua beranak dipagi itu segera mengunjunginya ingin menyaksikan apa yang telah terjadi.Lama kelamaan mula lah ramai rumah emak nor dikunjungi jiran-jiran dan menyaksikan nor boleh berjalan kembali walau masih bertateh-tateh.
Kemudian mulalah orang tua itu menceritakan hal mimpi anaknya yang terkejut dan mengigau ditengah malam.
"Kata nor....dia bermimpi seseorang yang menakutkan keluar dari lututnya.Orang itu menjerit-jerit keluar dari lutut nor.Walau pun wajah seseorang itu cantik,tapi dia sangat menakutkan.Itulah sebabnya nor terjaga dari tidurnya,dan terkejut kemudian menarik kedua lututnya hingga bergerak."Kata emak nor menjelaskan pada orang ramai.
Orang-orang yang mendengar cerita itu segera mengangguk-angguk percaya.
"Agaknya dia lah yang menganggu nor."Kata salah seorang jirannya.
"Kemudian perempuan yang menjerit-jerit dalam mimpi nor itu berjatuhan tulang-tulangnya dan rebut anggota tubuhnya dan terbakar."Kata emak nor menambahkan.
"Allah telah menyembuhkan sakit nor dengan pertolongan bomoh-bomoh itu."Kata yang lain.
"Yalah tapi bomoh mana yang berjaya mengubatnya ini,aku pun tak tahu.Biar lah allah jua yang membalas kebaikannya."Kata emak nor.
Pagi ini dari mulut ke mulut emak nor mula merebak tentang mimpi anak-anaknya mula boleh berjalan itu.Dan petang itu sampailah khabar ini ketelinga badrul dan rahim.
"Him...sudahkah kau mengetahu yang kau lihat dilutut normilah itu benar adanya."Kata badrul tersenyum sambil memerhati wajah rahim.Rahim mengangguk merasakan kelegaan dihatinya.
"Aku sendiri tak menyedari bahawa apa yang aku bayangkan itu sebenarnya adalah syaitan yang melekat dilutu normilah."Kata rahim sambil menggelengkan kepalanya.
"Dan abu ayat itu telah membuat nya pergi dari tubuh badan normilah."Tambah kata rahim.Badrul hanya tersenyum dan mengucapkan syukur.
Setelah beberapa hari kemudian,keadaan normilah mula lah dapat berjalan seperti biasa.Walau pun belum kuat benar.
(Bersambung...)
Sumber : Naskah Dari Mastris
Bahagian 8 : Syaitan Dalam Tubuh Manusia
Badrul dan rahim berada dibilik dapur dan duduk dibangku panjang menghadap meja yang telah terhidang minuman kopi o dan makanan ringan.Sambil meminum kopi nampaknya badrul mengingati sesuatu.
"Apa yang kau menungkan."Rahim ingin tahu.
"Aku sedang mengingati sesuatu."Kata badrul dengan wajah yang tegang dan cuba mengingati peristiwa semalam.Bila didengarnya kata-kata badrul,rahim pun segera teringat yang semalam dirinya dan badrul ikut menguburi jenazah tukang emas.
"Kau ingatkah pukul berapa kita balik dari mengubur jenazah tukang emas semalam?"Tanya badrul.
"Pukul dua setengah pagi.Kemudian kau sembahyang sunat dua rakaat."
"Betul...aku sembahyang menggunakan masa sepertiga malam yang terakhir.Kemudian aku berzikir hingga aku tertidur."Kata badrul dengan wajah yang masih tegang kerana mengingati sesuatu.
"Ya..aku mengingatnya.Aku ingat sekarang."Kata badrul yang menunjukkan wajahnya menjadi jernih seakan telah nemenukan sesuatu yang sangat berharga.Hal ini membuat wajah rahim berubah,menjadi seram.
"Kau ni membuat aku jadi seram.Adakah itu berkenaan setelah kita ikut menguburkan jenazah tukang emas itu?"Rahim ingin tahu.
"Mungkin juga."Jawab badrul.
"Apa yang kau ingat?"Desak rahim tak sabar kerana ingin tahu.
"Seram juga bila kuceritakan."Kata badrul sambil memandang wajah rahim.
"Ha kan aku kata."Wajah rahim benar-benar makin seram.
"Kau kan tahu.Setelah aku selesai sembahyang sunat itu,aku pun terus berzikir entah berapa lama aku sendiri pun tak tahu,hingga kan aku tertidur."Kata badrul.Dia berhenti sekejap kerana hendak memulakan menceritakan sesuatu yang dianggap nya berharga itu.Rahim pun tak sabar mendengar.
"Mula-mula aku berselawat nabi seratus kali,dalam keadaan tubuh badan dan fikiran yang terbawa oleh rasa mengantuk dan keletihan malam itu.Tapi sebelum aku mengucapkan seratus kali,tanganku yang memegang tasbih terhenti dan aku tertidur.Kemudian aku mendengar suara.
"Sudah"
Suara yang bertanya itu mengejutkan aku hinggakan aku membuka mataku kembali dan aku tersedar.Ku lihat kau masih berbaring disampingku.Kemudian aku melihat tanganku yang memegang tasbih hampir mencapai seratus dari hitungan biji tasbih itu.Maka aku terus melanjutkan mengucapkan selawat itu hingga seratus kali.
"Nanti...nanti,tahukah kau siapa yang bersuara itu?"Soal rahim.
"Mana aku tahu.Aku tak melihat sesiapa kecuali mendengar suara itu tadi."Kata badrul yang melayan sekejap pertanyaan rakannya.Rahim pun mengangguk dan menyuruh badrul melanjutkan ceritanya.
"Setelah itu kemudian aku menggunakan zikir dan doa yang pernah diamalkan oleh ula bin khadhrami hingga tak henti-hentinya yang berakhir aku tak sedarkan diri bahawa aku terus tertidur dalam duduk berzikir yang kemudian tak terasa pula aku rebah disamping sejadah.
Dalam tertidur itu lah aku bermimpi bertemu gadis bertudung tersebut.Kemudian gadis bertudung itu berkata.
"Aku telah mendapat kebaikan yang pertama wahai badrul,kerana kau telah kembali mengingati allah dengan lafaz niat dan perbuatan.
Sudah tiba masanya kau membuka lipatan sapu tangan yang kuberikan itu kepadamu buka lah ketika sepertiga malam yang terakhir setelah kau tunaikan sembahyang sunat dua rakaat.Masukkan lah sapu tangan itu dalam air yang suci dan tempatnya pun suci.Demikian lah kata gadis bertudung itu.
Sebelum aku sempat bertanya aku pun segera tersedar.Kemudian aku menunggu saatnya tiba untuk menunggu subuh."Kata badrul mengakhiri ceritanya.
"Wah mimpi engkau ini benar-benar petunjuk dari gadis tersebut."Kata rahim.
"Ya...dan malam nanti aku akan cuba menaruh sapu tangan putih itu didalam air suci.Kemudian kita akan mengetahui rahsia sapu tangan itu."Kata badrul dengan bersungguh-sungguh.
"Kalau begini aku pun ingin tahu rahsia sapu tangan itu.Biar lah malam ini aku teman kan kau tidur dirumah mu ini.Ada tak pantang larang bila aku ingin menyaksikan perkara yang luar biasa ini."Kata rahim.
"Kurasa tak ada.Tapi sebaiknya kau pun ikut bersuci dan melakukan seperti apa yang kulakukan menurut kemampuanmu."Badrul mengingatkan.
"Baiklah aku bersetuju.Sekaran ini apa yang kita kerjakan.Dah dua hari kita menganggur."Rahim kemudian mengalih hal pekerjaan.
"Aku dah berjanji pada seseorang untuk mendapat kerja baru,aku rasa aku harus pergi menemuinya,kau pun cari lah kerja baru."
"Baiklah.Aku pun nak kepekan menemui seseorang disana."Kata rahim.
Setelah keduanya sarapan pagi,mereka segera berpisah.
Pagi ini dimerata tempat dikampung ini hinggakan dipekan itu asyik orang-orang membincangkan kematian tukang emas yang mengerikan itu.Sebahagian penduduk yang menyangka hal kejadian dirumah tukang emas itu akibat perbuatan rompak,mereka segera memerlukan untuk membaiki tingkap dan dinding rumahnya,juga pintu-pintu yang lain.
Kecemasan penduduk mula terasa begitu terhimpit.Petang itu penghulu kampung segera mengumpulkan para penduduknya.Setelah beberapa lama mengadakan perbincangan akhirnya keputusan itu menjadikan pondok kawalan dikampung ditambah satu lagi.Kebetulan dihujung kampung ada bekas kedai makan yang tak digunakan lagi.Maka disitulah pondok kawalan itu diadakan.
Ketika malam baru bermula rahim berkunjung kerumah badrul.Tetapi badrul belum sampai dirumah.Pukul sembilan malam baru badrul tiba dirumah.Segala kegiatan kampung dipetang tadi,rahim menyampaikan kepada badrul.
"Jadi dihujung kampung di kedai sana tu adalah pondok jaga lagi."Kata badrul.
"Begitulah hasil mesyuarat tadi.Dan kita berempat termasuk aku dan kau kene jaga lusa."Kata rahim menyampaikan kabar itu.
"Eloklah,kerana malam ini kita pun ada hal tentang sapu tangan itu.Ada apa-apa lagi yang perlu kau sampaikan kepadaku?"Badrul ingin tahu.
"Tak ada.Hanya dimerata tempat,orang-orang asyik membincangkan perkara kematian tukang emas.Kini benar-benar kampung kita telah heboh.Eh..apa halnya kau balik lambat drul."Rahim ingin tahu.
"Aku tak jumpa dengan orang yang menjanjikan kerja itu."Kata badrul dengan sedikit mengeluh tapi bibirnya tersenyum.
"Kemudian ketika aku balik dari rumah orang itu dan lalu didepan pagar halaman rumah sutinah,ku lihat emak sutinah telah bertenggek disitu dengan senyumannya yang ramah."Ee...badrul pucuk dicita...tempoyak..eh ulam tiba.Makcik tadi dah nampak kau berbasikal ke sana."Kata orang tua itu.
AKu pun terus menghentikan basikalku dan turun.Belum sempat aku berkata-kata dia pun terus berceloteh tentang heboh dikampung.Sambil bercerita itu,diheretnya basikal aku masuk halaman rumahnya.Tak lama kemudian aku pun terus bertukang membaiki tingkap bilik sutinah."Kata badrul.
"Ha..kau jumpa sutinah yang cantik itu."
"Malas nak cakap him.Entah kemana perginya,aku pun tak tanya.Selepas aku membaiki pintu tingkap,orang tua itu memberikan sejumlah wang upah.Tapi aku menolaknya dengan berpura-pura dan aku berharap akan menerima wang upah itu andaikan dia cuba memasukkan di saku bajuku,dengan cara paksa.
"Eh...aku tahu wang itu dimasukkan kembali dalam kocek bajunya sendiri,maka melepaslah sejumlah wang kurang lebih dua puluh ringgit itu.Kemudian dia mengucapkan terima kasih kepadaku.Dan aku pun tersenyum masam.Itulah ceritaku."Kata badrul.
"Yang kau acah-acah tak mau terima wang itu buat apa.Mak sutinah itu tak boleh dibagi peluang seperti itu."Kata rahim ikut tak ikhlas.
"Pasal apa aku berbuat macam tu him,kan hanya untuk pemanis peri laku agar tak nampak sangat aku mengharap wangnya.Padahal aku mengharapkan juga."Kata badrul sambil menggaru kepalanya yang tak gatal.
"Tapi tak mengapa drul.Untung-untung sutinah tahu juga kebaikanmu yang setengah ikhlas itu."Komen rahim dengan tersenyum.
"Siapa tahu satu hari dia tersangkut padamu."tambahnya.
"Jauh panggang daripada api him."Balas badrul sambil mengenang sekejap kecantikan sutinah.Wajah yang tak pernah tersenyum tapi tetap jelita,dikala murung tetap manis,dan dikala marah tetap cantik.
"Sudah lah him.Jangan kau ingatkan aku akan kejelitaannya.Melarat nanti.Lebih baik kita persiapkan diri kita untuk masa sepertiga malam yang terakhir.Bukan kah malam ini kita merancang untuk membuka rahsia sapu tangan putih itu."Kata badrul.
"Eh..iya tak iya jugak."Rahim baru teringat akan hal itu.
Dan rahim teringat pula kejadian-kejadian aneh semasa dikubur dan apa-apa yang pernah berlaku kini bermain difikiran nya.Bila hal itu menyelimuti fikirannya mulalah rahim merasakan rasa seram.Sepanjang pengetahuannya,badrul hingga ke saat ini masih berhubung dengan roh gadis bertudung itu.
"Wah...tiba-tiba saja bila kita teringat masalah sapu tangan itu,aku jadi seram drul.Sapu tangan itu pemberian gadis yang didalam kubur itu.Kalau lah malam ini kita membuka rahsia sapu tangan itu,adakah malam ini dia juga datang."Kata rahim yang mula membayangkan perkara-perkara aneh akan berlaku.
Kerana rahim membayangkan perkara aneh akan berlaku di malam ini,maka dia cukup terkejut bila diluar terdengar angin mula bertiup dan membawa bunyi aneh kerana angin itu mengugurkan daun-daun kering.
"Disaat angin bertiup seperti ini,kita berdua pernah mendengar suaranya."Bisik rahim sambil melekatkan punggungnya didinding dan sarungnya segera menutup seluruh jari-jari kakinya.
"Ya...kita pernah mengenali tanda-tanda itu."Balas badrul sambil ikut mendengar,suara-suara diantara suara angin yang bertiup.Tetapi suara lain tiada terdengar kecuali suara itu saja.Wajah rahim cukup tegang bila badrul cuba memasang telinganya.
"Malam masih awal lagi,tapi aku pun merasakan sesuatu yang tak sedap didalam perasaanku.Dan aku teringat dia mengajarkan aku mengucap sesuatu.Marilah kita mengucapkan ayat itu."Kata badrul.Badrul mengucapkan sesuatu ayat yang diikuti oleh rahim.
"Mungkin itu hanya angin biasa."Kata badrul.Angin tetap bertiup dan kegelapan diluar makin pekat menyelubungi alam sekitarnya.Malam terus berlalu dengan segala macam peristiwanya.Setiap jam,dipondok jaga mendengungkan suara kertuk yang dipukul untuk memberikan tanda waktu.
Sepertiga malam yang ditunggu oleh mereka berdua akhirnya tiba.Suasana lengang dimalam itu hanya diisi oleh suara binatang-binatang kecil yang bagaikan irama malam seperti malam-malam yang lepas.Namun malam ini dirasakan bagi badrul dan rahim mempunyai perbezaaan dari malam-malam yang lepas.
Badrul dan rahim telah selesai dari melakukan sembahyang sunat mutlak.Ini lah yang cukup berat diantara sembahyang sunat lain kerana hal ini dikerjakan tanpa tidur terlebih dahulu,dan berbeza dengan tahajud.Rahim yang mula menyaksikan apa yang dilakukan seperti petunjuk dalam mimpi itu,membuat dihimpit oleh perasaan seram yang makin menjadi.
"Him...kau harus memberikan bantuan aku tentang apa-apa yang berlaku.Lihat sesuatu yang boleh kau lihat dan dengar sesuatu suara yang halus sekalipun bila kau boleh mendengarkan."Bisik badrul sambil tangannya membentang sapu tangan putih itu.Didepan badrul telah tersedia loyang besar yang telah berisi air yang telah disucikan.
Rasa peluh dingin rahim keluar menunggu saat badrul memasukkan sapu tangan putih itu.Tangan-tangan badrul pun gementar ketika perlahan-lahan menjatuhkan sapu tangan itu didalam air.Sapu tangan itu kemudian terendam air dan permukaan sapu tangan itu tetap putih,tanpa berlaku perubahan.
Tetapi bila diperhati dengan teliti,seluruh permukaan sapu tangan itu bertuliskan huruf arab dalam bahasa yang sukar difahami.Rahim dapat membacanya namun tak tahu untuk menterjemahkannya.
"Timbul tulisan.Aku tak tahu maknanya."Bisik rahim.
"Bahasa jawa lama bercampur bahasa arab.Ianya petunjuk menggunakan ilmu hikmat rahsia makrifat dalam alam yang tinggi.Disini diterangkan selawat nabi,menghadiahkan al-fatihah pada para ulamak dan juga kepala bangsa rokhani juga para malaikat yang menjaga dihari yang tujuh.
Juga menggunakan nama allah yang ketujuh puluh enam dan zikirnya para malaikat di alam yang tinggi."Kata badrul yang membuat rahim terperanjat.Badrul terus membacanya dengan merangkak kerana sambil menterjemahkannya.Setelah berulang kali badrul membacanya dengan wajah yang tenang,dia mula mengambil nafas panjang.
"Apa yang diterangkan lebih lanjut tentang ilmu hikmah itu?"Bisik rahim.
"Aku boleh katakan dengan gelengan kepala."Kata badrul.
"Iya lah katakan.Aku pun nak tahu."Desak rahim.
"Cara beramal yang susah dikerjakan untuk orang zaman sekarang.Tapi aku akan cuba semampu dan sedaya aku.Bayangkan.Zikirnya saja zikir para malaikat dan sekarang digunakan oleh manusia.Ibarat malaikat boleh memikul sepuluh tan,dan aku hanya boleh memikul lima puluh kilogram."Kata badrul dengan helengan kepalanya.
"Mari kita cuba yang mampu kita kerjakan."Kata badrul lagi.Badrul kemudian membuka buku doa dan lembar demi lembar dicarinya pada ayat yang ditentukan dalam petunjuk sapu tangan putih tersebut,kemudian memberikan tanda.Hampir semalaman keduanya cuba memahami kifiat berdoa cara himat tersebut.
Dan pada hari-hari berikutnya,badrul dan rahim mula menghabiskan masanya selepas bekerja untuk memulakan menghafal dan mengerjakan apa yang mampu dikerjakan.Sudah tentu setelah beberapa hari saja badrul dan rahim memulakan amalan itu,tubuh badannya mula susut dan kurang tidur.
Ada pun ketika badrul dan rahim meneruskan amalam itu,orang-orang kampung sudah pun jarang nampak badrul dan rahim dirumah sewanya.Sesungguhnya badrul dan rahim telah membuat pondok kecil diatas bukit yang agak jauh dari kampung,dan disitu lah keduanya menyepi.
Menginjak empat puluh hari keduanya beramal,mereka berdua turun kekampung selama empat kali.Itu pun turun kekampung kerana menunaikan tugas jaga malam yang telah berjalan selama satu bulan setengah.Setelah keduanya melalui bahagian amalan yang boleh dilakukan dirumah,kembalilah keduanya di rumah masing-masing.
Apa pun yang terjadi keduanya diatas bukit itu orang-orang kampung tak mengetahui kejadian yang sebenarnya.Apa yang orang-orang ketahui diatas bukit itu hanya badrul dan rahim membuka kebun sayur.Dan mereka semua masih menganggap badrul dan rahim adalah badrul yang dulu-dulu juga.Mata keranjang.
Dan pagi itu ketika keduanya selesai sarapan pagi.Keduanya masih berada didapur dibangku panjang.
"Drul...aku dengar anak gadis makcik janda yang mempunyai bilik mandi ditepi jalan kecil itu sakit.Sakit mati separuh badan.Kurasa amalanmu lebih dari aku,cuba lah tengok dan mengurutnya."Kata rahim dipagi itu.
"Sakit macam mana?"Badrul ingin tahu.
"Bahagian kaki kebawah tak dapat digerakkan.Terpaksa dipapah untuk berjalan."Kata rahim menerangkan.Badrul kemudian termenung beberapa minit.
"Dah banyak wang ringgit dihabiskan untuk memanggil bomoh-bomoh terkenal,dah pun pergi ke doktor,tapi gadis itu tak juga sembuh penyakitnya."Kata rahim.
"Kalau begitu marilah kita pergi."Kata badrul.Keduanya hanya berjalan kaki untuk sampai kerumah makcik yang disebutkan itu.
Pagi itu badrul hanya memakai seluar dan baju tanpa memakai songkok,demikian juga rahim.Kedatangan badrul dan rahim disambut oleh emak normilah kehairanan.
"Ada hajat ke kau datang kerumah aku ni drul?"Tegur orang tua itu.
"Saya dengar anak makcik sakit mati separuh badan.Iyeke?"
"Ha..nampak tu si nor itu tak dapat berjalan."Kata orang tua itu sambil menunjukkan normilah yang duduk dikerusi dalam keadaan tubuh badan yang lemah dan kurus.Badrul memerhati keadaan normilah.
Tapi sangkaan orang tua emak nor itu lain pula.Dia hanya menyangka badrul hanya seronok melihat peha anaknya yang kuning langsat itu.Maka tembakau dimulutnya dupulasnya berputar-putar menunjukkan geramnya.
"Apa yang kau tahu tentang sakit anak aku drul?"Kata orang tua itu.
"Hanya allah yang mengetahui makcik."Jawab badrul.
"Nampaknya lain kali saya datang lagi.Cuba-cuba bawa ubat."Kata badrul lagi.
"Terima kasih saja lah badrul.Tak payah lah kau susah-susah datang lagi.Dah bertimbun bomoh datang tak dapat buat apa,malah wang makcik lesap dikebasnya.Dokter pun tak tahu punca penyakitnya.Apa pula kau nak mengubat.Lain yang diubat lain pula yang kene nanti."Kata orang tua itu lagi.
Normi yang dalam keadaan sakit itu tersenyum juga mendengar telatah emaknya.Bila badrul mendengar kata-kata orang tua itu dia pun menoleh kepada rahim.
"Kalau begitu tak apalah.Tapi menurut saya,mencuba itu tak ada salahnya."
"Makcik faham,tapi makcik takut anak aku nanti habis kena cuba."
Dengan meninggalkan senyum ringan,badrul pun terus mengundurkan diri diikuti oleh rahim.Badrul terus berjalan beriringan dengan rahim tanpa menoleh lagi.Dan orang tua itu masih mengawaskan keduanya sambil memulas tembakau dimulutnya.
"Ha nampak tu him.Tak ada peluang nak tunjuk jasa dikampung ini.Kita ni adalah kita-kita yang dulu juga.Dan ingatan orang tua itu masih melekat,yang kita pernah menhendap dia mandi."Kata badrul dengan merasakan sedikit kesal.Rahim pun diam tak berkata-kata lagi.
Sesampai saja badrul dirumah sewanya,dia segera mengenakan sarung dan songkoknya kemudian mengambil air sembahyang.Tak lama kemudian dia pun telah melakukan sembahyang sunat dhuha.Selesai itu terus badrul menulis ayat dan membakarnya kemudian abu itu dibungkus dikertas dan diberikan kepada rahim.
"Him..aku tadi nampak kain-kain baju normilah disidai.Kau sentuh kan lah abu ini dibahagian mana saja pada baju-bajunya."Kata badrul.Rahim pun tanpa banyak tanya terus pergi membawa abu itu.Setelah berjalan beberapa minit,sampai lah dia dibelakang halaman rumah emak nor,yang berhampiran dengan jalan kecil.
Saat itu rahim sedang berada dijalan kecil itu.Kebetulan saat itu emak nor berada di halaman belakang dan nampak rahim dijalan kecil tersebut.
"Apa pulak yang kau pandang-pandang kain jemuran aku him.Masih basah pula kau nak kebas?"Kata orang tua itu.
"Saya nak pergi kekebun makcik."Kata rahim terus berjalan dijalan kecil itu.Rahim terus berjalan kearah lain.Dan terpaksa rahim berjalan jauh memusing untuk kembali lagi ke rumah badrul.
"Alamak teruknya."Kata rahim menunjukkan penatnya dan sia-sia.
"Apa bendanya?"Badrul ingin tahu.
"Orang tua itu bertenggek kat reban ayam,malah aku disangka hendak mencuri kain yang disidai.Kau buat sendirilah drul."Kata rahim mengeluh.Badrul tergelak-gelak melihat telatah kawannya.
"Apakah kau tak ingat rokhani seseorang dikala tidur terletak dirawan antara kedua alis matanya.Kenapa nur makcik itu tak kau matikan."Kata badrul.
"Mana aku tahu.Aku tak pelajari ilmu itu,"Jawab rahim.
"Baiklah biar aku cuba."Kata badrul kemudian bangkit dan membawa abu yang dibungkus kertas tersebut.
Dia terus berjalan mengarah kerumah makcik itu.Sambil berjalan badrul mengucapkan sesuatu.Dia berhenti sekejap kerana menjejakkan kaki kanannya tiga kali ditanah.Kemudian membayangkan wajah orang tua itu dan berniat.
"Sesungguhnya kau melihatku,tetapi aku menutup rokhanimu yang terletak di rawan.Maka lupalah kau pada apa yang disekelilingmu dan kupadamkan nur dirimu."Setelah niatnya berbunyi demikian,dengan mantap badrul terus berlalu dari situ pergi kehalaman rumah makcik itu.
Orang tua itu masih berdiri disitu berdiri sambil memulas tembakau dimulut.Badrul kemudian menyentuh kan abu itu ke baju-baju milik normilah.Hingga badrul selesai mengusap baju-baju itu,orang tua itu asik memulas tembakau dimulutnya.Badrul pun kemudian sampai ditempat rahim.
"Dah kau buat?"Rahim ingin tahu.
"Tentulah."Jawab badrul singkat.
"Orang tua itu kat mana?"
"Ada berdiri kat reban ayam sedang memulas tembakau dimulutnya."Kata badrul.
"Entah lah drul.Aku tadi dah baca juga.Tapi mata orang tua itu malah celik."
"Kau pakai doa apa?"Tanya badrul.
"Ismul A'zam yang diamalkan oleh ula bin khadhrami."Jawab rahim.
"La...kan tak betul.Bukankah ia nya digunakan setelah sembahyang dua rakaat kemudian diucapkan terus menerus tanpa henti-hentinya hingga pada peringkat yang menyakinkan."Kata badrul menerangkan.
Rahim pun kemudian tersenyum kerana kesilapannya.
Ketika malamnya,badrul dan rahim seperti biasa sembahyang dua rakaat dan selepas itu berniat sesuatu.Badrul melafazkan niatnya apa-apa kecuali melihat apa yang dikerjakan oleh rakannya.
"Apa yang kau lakukan?"Tanya badrul.
"Membayangkan wajah normilah.Tapi wajah itu berganti jadi pokok,jadi basikal dan macam-macam lagi alambenda hingga susah aku membayangkannya."Jawab rahim.
"Hampir-hampir aku membayangkan wajah normilah,berganti pula wajah orang lain berada dilutut normilah."Kata rahim mengeluh.
"Yang terakhir itu lah yang benar.Syaitan itu berada dilutut normilah hinggakan membelengu lutut normilah dan dia setengah lumpuh.Biarlah abu-abu itu akan menyentuhnya bila normilah memakai bajunya."Kata badrul.
"Maksudnya aku telah melihat bayangan syaitan yang berada dilutut normilah?"
"Eloklah kita tunggu saja hingga normilah memakai baju nya sendiri."
Ternyata sebelah petangnya pakaian normilah sudah pun kering.Dan petang itu normilah mengganti bajunya dengan baju yang kering tersebut.Kemudian dipakainya hingga malam dan normilah terus tidur.
Ditengah malam normilah menjerit dan mengingau.
"Nor...ada apa nak?"Tanya emak nor.
"Nor melihat sesuatu yang menakutkan.Nor mimpi seram mak."Kata nor.
"Entah lah nor.Macam-macam yang mengena pada diri mu ini."Kata orang tua itu.
"Eh mak.Nor boleh menggerakkan kaki nor sedikit.Ha tengok.Terasa ringan sedikit."Kata nor dengan wajah yang menaruh harapan dan jantungnya bedebar kencang.
"Gerakkan lagi nak."Kata emaknya.
"Tak boleh mak.Sikit-sikit boleh lah itu pun lemah sangat."Kata nor.Kerana sukanya,normilah menggerakkan kaki-kakinya dalam keadaan masih berada di katil namun itu dirasakan ada perubahan.
Pada pagi harinyan nor cuba berjalan dengan dibimbing emaknya.Walau pun menggigil boleh juga nor berjalan.Apa yang berlaku itu tak ubahnya bagai budak kecil yang mula belajar berjalan.
"Nor boleh berjalan mak."Teriak nor penuh kesukaan.
"Ya allah benarlah apa yang kulihat ini."Kata orang tua itu dengan suara yang cukup kuat.Jiran-jiran yang mendengar ucapan dua beranak dipagi itu segera mengunjunginya ingin menyaksikan apa yang telah terjadi.Lama kelamaan mula lah ramai rumah emak nor dikunjungi jiran-jiran dan menyaksikan nor boleh berjalan kembali walau masih bertateh-tateh.
Kemudian mulalah orang tua itu menceritakan hal mimpi anaknya yang terkejut dan mengigau ditengah malam.
"Kata nor....dia bermimpi seseorang yang menakutkan keluar dari lututnya.Orang itu menjerit-jerit keluar dari lutut nor.Walau pun wajah seseorang itu cantik,tapi dia sangat menakutkan.Itulah sebabnya nor terjaga dari tidurnya,dan terkejut kemudian menarik kedua lututnya hingga bergerak."Kata emak nor menjelaskan pada orang ramai.
Orang-orang yang mendengar cerita itu segera mengangguk-angguk percaya.
"Agaknya dia lah yang menganggu nor."Kata salah seorang jirannya.
"Kemudian perempuan yang menjerit-jerit dalam mimpi nor itu berjatuhan tulang-tulangnya dan rebut anggota tubuhnya dan terbakar."Kata emak nor menambahkan.
"Allah telah menyembuhkan sakit nor dengan pertolongan bomoh-bomoh itu."Kata yang lain.
"Yalah tapi bomoh mana yang berjaya mengubatnya ini,aku pun tak tahu.Biar lah allah jua yang membalas kebaikannya."Kata emak nor.
Pagi ini dari mulut ke mulut emak nor mula merebak tentang mimpi anak-anaknya mula boleh berjalan itu.Dan petang itu sampailah khabar ini ketelinga badrul dan rahim.
"Him...sudahkah kau mengetahu yang kau lihat dilutut normilah itu benar adanya."Kata badrul tersenyum sambil memerhati wajah rahim.Rahim mengangguk merasakan kelegaan dihatinya.
"Aku sendiri tak menyedari bahawa apa yang aku bayangkan itu sebenarnya adalah syaitan yang melekat dilutu normilah."Kata rahim sambil menggelengkan kepalanya.
"Dan abu ayat itu telah membuat nya pergi dari tubuh badan normilah."Tambah kata rahim.Badrul hanya tersenyum dan mengucapkan syukur.
Setelah beberapa hari kemudian,keadaan normilah mula lah dapat berjalan seperti biasa.Walau pun belum kuat benar.
(Bersambung...)
Sumber : Naskah Dari Mastris
Memuja Ratu Syaitan
Bahagian 7 : Gadis Pocong Dan Akar Mimang
Badrul dan rahim telah jauh berada didalam hutan sedang mencari akar tuba.Akar itu susah didapati ditempat itu,maka mereka berdua mencarinya lagi jauh kedalam hutan.Akhirnya terjumpa juga akar tersebut.Badrul kemudian mengeratnya sehelai sepanjang semeter.
"Hm..jom balik,aku da dapatkan akar tuba."Kata badrul.Rahim tidak nampak disekitar situ,padahal baru sekejap tadi dia berada didekatnya sambil memakan jambu hutan.Badrul berteriak memanggil rahim.Rahim tak mendengar panggilan itu kerana dia telah jauh berjalan ke dalam dan tersesat.
"La...da berpuluh kali aku masuk ke tempat ini,eh...rasanya aku tak dapat mengenali jalan arah balik,padahal baru saja aku bersama badrul.Alamak.Aku jadi tak tahu kemana arah aku hendak melangkah."Kata rahim dengan rasa hairan.
"Rahim...yang engkau asyik berpusing-pusing ditempat itu buat apa ha.Setengah mati aku mencarimu."Kata badrul ikut hairan.
"Aku sesat dan tak dapat mengenali arah balik."Kata rahim.
"Eh..engkau ni sedar tak sedar."Soal badrul.
"Kenapa pulak.Aku da katakan aku lupa mengenali jalan-jalan disini."Kata rahim yang membuat badrul termenung untuk beberapa lamanya.
"Kau diam disitu dan jangan kemana-mana.Boleh jadi kau telah melangkah akar mimang.Aku nak siasat tapak kakimu."Kata badrul.Badrul terus mengesan bekas tapak kaki rahim.Daun-daun kering dan ranting yang patah menjadi petunjuk tapak kaki rahim.Badrul meneliti dengan cermat tapak kaki itu sambil menunduk.
Setelah badrul berjalan menerusi tapak kaki rahim,maka badrul menjumpai akar itu terbungkus oleh daun-daun kering.Badrul memerhati akar yang berbeza dengan akar-akar yang ada dijumpai dihutan ini.Akar itu berbau dan memeningkan kepala.Badrul terus mengeratnya tanpa merusak kulit luarnya.
Akar itu dikeratnya sepanjang semeter dan badrul menggulungnya dengan hati-hati agar tak luka sehingga menimbulkan bau yang memeningkan kepala.Setelah membungkus akar tersebut,maka badrul kembali ketempat rahim.Rahim masih berada ditempatnya sedang duduk termenung.
"Kau dapatkan akar itu?"Soal rahim.
Badrul menunjukkan akar itu kepada rahim.Rahim memerhati dan cuba mencium bahagian akar yang terputus itu.Pening kepala rahim.
"Kalau lah benar ini akar mimang,memang dia boleh melupakan seseorang dihutan.Tapi menurutku,tak sesiapa yang tahu bentuk rupa akar mimang.Akar ini lah yang sangat diperlukan oleh wak tahak."Kata rahim sambil berfikir.
"Kalau benar ini akar mimang,memang aku tak serahkan kepada wak tahak.Biarlah aku simpan saja."Akhirnya badrul memberikan pendapat.
"Apa yang tersimpang didalam fikiranmu."
"Katakan lah ini memang akar mimang.Kalau jatuh ketangan wak tahak,wah..tentu tentu banyak gadis dilupakannya fikirannya dan dikenekannya.Dah tentu gadis-gadis itu akan dicabuli.Lagi aku akan bertambah-tambah tabungan dosaku."Kata badrul.
Badrul dan rahim pun kemudian berjalan meninggalkan tempat itu.Baru beberapa puluh langkah mereka berjalan,rahim yang berjalan dibelakang menghentikan langkahnya.Badrul pun menghentikan langkahnya dan memerhati rahim.Rahim tersenyum.
"Apa kenenya ni."Badrul ingin tahu.
"Ha aku baru mengenali keadaan sekelilingku,mana utara mana selatan.Wah tempat tadi sungguh bagai tempat berhantu yang membuat sesat seseorang.Mungkin benar aku melangkah akar mimang."Kata rahim membenarkan.
"Suatu hari kita akan tahu rahsia akar ini bagi wak tahak."Kata badrul.
Setelah keduanya tiba kembali dirumah,badrul menyimpan akar mimang itu dirak atas dan terbungkus dalam keadaan yang selamat.Mereka kemudian duduk-duduk dibangku dapur sambil minum kopi o panas dan makan siang.
"Jadi,macam mana cerita akar tuba itu?"Rahim ingin tahu.
"Lima puluh ringgit benda yang tak berharga ini,jadilah.Tapi kalau yang wak tahak tahu yang benda ini akar tuba,habislah aku."
"Tak kisah drul...kan kau pernah ditipunya dengan tangkal pengasih itu."Kata rahim.Badrul pun dengan tersenyum terus mengangguk.Keduanya kemudian diam dan suasana didapur itu sunyi kembali.
"Sekarang pergilah kau ke rumah wak tahak menjual akar hikmat ini.Lepas saja barang ini dari tanganmu,wangnya harus kau dapat saat itu juga."
"Pas...."Jawab rahim singkat.Rahim pun terus membawa basikalnya keluar.Badrul merasa bimbang dengan akar tuba itu.Entah-entah jadi wang atau jadi bahan umpatan wak tahak.
Sebelah petang rahim kembali dengan wajah yang cerah dan bibir rahim terukir senyuman kejayaan.Dia segera mengeluarkan wang dalam saku bajunya dua keping berwarna biru.Selembar berharga lima puluh ringgit.
"Rahim...seratus ringgit?"Tanya badrul.
"Ya...seratus ringgit untuk akar yang sebenar tak berharga lima sen itu."
"Lima puluh ringgit seorang."Kata badrul dengan sukanya.Rahim bersetuju.
"Malam nanti marilah kita membelanjakan sedikit daripada wang ini dipekan.Kita lupakan sekejap segala kerunsingan dari apa yang menimpa diri kita terutama yang puncanya dari rosnah sial itu."Kata badrul.
"Eh.tadi aku nampak rosnah ada dirumah.Agaknya dia tak kerja hari ini."
"Kau ada apa-apa cerita tentang rosnah."Tanya badrul.
"Tak ada hanya aku nampak sekejap tadi dia meninggalkan rumahnya dengan membawa beberapa bungkusan ditangannya.Entah lah kemana dia pergi itu saja lah yang aku tahu."Kata rahim.
"Nampaknya rosnah berjalan dijalan kecil itu penuh dengan tanda tanya aku.Macam dia tak ingin pemergiannya itu diketahui orang.Tapi aku sempat memerhati gerak gerinya yang aneh itu."Kata rahim.
"Seharusnya kau mengikuti,barang kali dia mempunya sesuatu rahsia,maka akhir-akhir ini dia menjerit ketakutan."Usul badrul.
"Tak payah drul...nanti makin teruk kita disangka bukan-bukan."Kata rahim memberikan alasannya.
Sebenarnya apa yang dikatakan oleh rahim itu benar juga.Rosnah petang itu berjalan tanpa diketahui oleh orang ramai.Dia terus berjalan melalui jalan kecil dibelakang rumahnya.Sesiapa pun tak mengetahui keadaan rosnah yang sedang berjalan dengan sesekali berlindung dicelah pokok-pokok yang ada dikiri kanan jalan.
Akhirnya rosnah sampai ditempat kediaman rumah tukang emas.Dia memasuki rumah itu melalui pintu belakang dan tukang emas membukakan pintunya.Rosnah terus berdepan dengan tukang emas.
"Ha..kenapa kau pulak datang kepadaku?"Tanya tukang emas.
"Adakah kau menerima semua cadanganku.Malam nanti aku akan datang kerumahmu."
"Tidak..kau jangan datang lagi kerumahku."Kata rosnah.
"Aku tahu kerana kau takut heboh-heboh dan diketahui orang.Kau pandai berpura-pura supaya mereka percaya yang engkau dan talip telah kahwin,padahal hanya maksiat.
Dengan aku kau tak mahu berbuat seperti itu.Kau tahu aku sudah pun banyak membelikanmu barang-barang kemas kepadamu.Kini kau mula hendak menolak aku.Bila kau tak mahu aku datang kerumahmu,kau sajalah datang kerumahku."Kata tukang emas.
"Tidak aku tak mahu lagi melakukan pekerjaan seperti itu.Hentikan semua ini."
"Apa...senang kau cakap seperti itu setelah banyak barang aku belikan kepadamu.Kau harus jadi isteriku.Kalau kau enggan,aku akan menggantung mu seperti aku dan seman menggantung talip."Kata tukang emas mengancam rosnah.
"Nah...ambil semua barang-barang yang kau berikan kepadaku."Rosnah terus mencampak bungkusan baju tersebut.Kemudian terus memberikan kalung emas,cincin emas dan subang kepada tukang emas.
"Kini barang-barang itu telah aku kembalikan.Kau jangan lagi ganggu aku."Kata rosnah yang membuat tukang emas mula naik berang.Dia mengangkat tangannya dan menampar pipi rosnah.
"Kau tak patut buat begitu kepadaku.Aku bukan talip yang mudah kau permainkan."
"Aku tak bermaksud mempermainkan talip.Semua pembunuhan ini diatas rancangan kau dan seman.Kau memujukku dengan barang-barang kemas dan harta kekayaanmu.Kini aku sedar,aku tak ingin perbuatan itu berlarutan."Kata rosnah sambil menahan isak tangisnya.
"Perempuan jahanam....kau nak membongkar peristiwa pembunuhan itu."
"Tidak...biar orang lain tahu sendiri perbuatanmu.Sebenarnya aku masih kasihkan badrul.Tapi kau bagi harta banyak-banyak pada talip dan talip memujukku.Setelah aku tinggalkan badrul dan dapat talip,kau mudah mempermainkan talip.
"Kau dan talip berganti-ganti mencabuli aku.Akhirnya kau membunuh talip."Kata rosnah mengingatkan kembali peristiwa itu.Dengan wajah merah padam tukang emas mendengar kata-kata rosnah itu.
"Kau akan kembali kepada badrul?"Merah mata tukang emas.
"Apa salahnya kalau aku merasa masih berharga dihati badrul.Segala kesalahanku dan dosa-dosa ku aku percaya boleh ditebus dengan kebaikan.Aku akan mengakhiri keburukan ku dari sekarang hingga seterusnya."Selepas berkata begini,rosnah pun kemudian cepat-cepat meninggalkan rumah tukang emas.
Tukang emas termenung setelah rosnah pergi.Dia termenung bukan menyesali perbuatannya,tetapi dia kemudian mengambil dawai dan dengan gigi dirapatkan dia berniat menjerat leher rosnah dengan dawai itu hingga putus.
"Kau akan mampus ditangan ku ros..."Bisik tukang emas seorang diri.
Beberapa hari setelah rosnah meninggalkan rumah tukang emas,dia nampak menjadi sedikit perhatian orang-oranga kampung.Rosnah tidak lagi mengenakan baju yang mendedahkan bentuk tubuhnya dengan pakaian-pakaian ketat,dia berbaju kurung dan mengenakan kain tudung dakwah.
Dia menjadi seorang yang pendiam dan ketika berjalan,dia lebih suka menundukkan wajahnya tanpa melihat kekiri dan kekanan.Sudah tentu mereka yang tahu tabiat rosnah di masa lalu tertawa dan ada yang mengatakan "bertudung konon,tapi hatinya maksiat".
Suara-suara itu kadang-kadang sampai juga ketelinga rosnah.Bila rosnah tertekan oleh perasaan sedihnya kerana mendengar suara yang menyakitkan hati itu,dia mengambil air sembahyang dan sembahyang dua rakaat untuk memohon kekuatan iman kepada allah.
Akhirnya orang-orang kampung tak ambil peduli dengan rosnah yang disangkanya mengada-ngada itu.Isteri-isteri orang kampung yang dulunya bimbang tentang keselamatan keluarganya masih menganggap rosnah yang dulu,gadis murahan yang senang digauli.
Petang itu rahim dengan wajah yang mantap menemui badrul.Duduk dibilik dapur itu menjadi kebiasaan mereka berdua sambil minum kopi dan makanan ringan.Mereka berdua berbual disitu.
"Rosnah bekas makwe kau tu dah jadi orang alim nampaknya.Entah iya entah tidak tak tahu lah.Setiap kali aku nampak dia dijalanan,dia menundukkan wajahnya.Ketika kuperhati,memanglah dia rosnah.Sehelai rambutnya pun kini aku tak nampak.Hanya wajahnya saja yang terdedah.Itupun dah tak pakai gincu tak pakai celak.Macam mana pendapatmu drul."Kata rahim dipetang itu.
"Dia pernah datang kepadaku dalam keadaan dia berpakaian macam itu."
"Hei..aku nak dengar cerita itu."Kata rahim ingin sangat tahu hal itu.
"Setelah kupelawa,barulah dia masuk kebilik dapur ini dan duduk dibangku itu."Kata badrul memulakan ceritanya.
"Drul...aku ingin kembali kepadamu."Katanya lirih dan halus.Aku diam saja sambil merokok.Dia menundukkan wajahnya tanpa berusaha menatap wajahku.Saat itu aku merasa muak melihat wajahnya yang terbungkus dengan kain suci itu.Kemudian dia melanjut kan kata-kata setelah aku diam saja.
"Tapi bukan sekarang drul...suatu masa nanti,bila kau telah menganggap aku telah berharga sebagai seorang manusia yang mengenal budi dan bahasa juga agama.Aku datang hanya meminta maaf diatas segala yang terjadi.Aku pernah meninggalkan mu kerana tamakkan harta kekayaan dan mementingkan diri ku sendiri."Demikian kata rosnah.
Ketika aku menatap wajahnya yang tunduk itu,air mata nya berlinang.Tetapi sedikit pun aku tak hiba dengan air mata nya itu.rasa geramku tak tertebus oleh pernyataannya itu.Akhirnya dia memohon diri.Sebaliknya aku benci kepadanya itulah ceritaku."Kata badrul.
Rahim menghembuskan nafasnya ketika badrul mengakhiri ceritanya.
"Agak-agaknya dia mula berubah pendirian.Aku pernah menegurnya dengan ucapan salam secara islam,kemudian dia membalasnya dan menghentikan langkahnya.kemudian katanya.
"Jangan lah kau mengucapkan salam itu dengan mempersendakan diriku.Sesungguhnya orang yang mengucapkan salam seumpama itu haruslah dengan niat dan perbuatan yang ikhlas dan tahu hakikat ucapan itu.Tahu kah bahawa ucapan salam itu tadi kau telah memohon kepada allah akan rahmat kepadaku dan sebaliknya.
Siapakah yang menegurku?"Tanyanya kerana rosnah hanya menunduk tanpa berusaha memandang kearahku.Maka aku katakan yang aku adalah rahim.
"Apa yang kau hendak him..?"Dia pun bertanya.
"Em..eh..hanya menegurmu saja."Jawabku dengan wajah pucat.
"Terima kasih sesungguhnya aku menerima ucapan orang yang memohonkan keselamatan diatas diriki."Katanya yang kemudian rosnah mengucapkan salam kepadaku dan aku membalasnya dengan perasaan takut.Dia pun terus melangkah pergi.Wah kini aku sungguh takut berdepan dengan rosnah."Kata rahim dengan wajah yang sungguh-sungguh.
Badrul diam mendengar kata-kata kawannya itu.Kejadian apa yang diceritakan oleh rahim itu sedikit mempengaruhi fikiran badrul.Terasa bahawa badrul mempercayai kesungguhan rosnah yang ingin menjadi orang baik-baik itu.Walau bagaimanapun cerita rahim itu menyenangkan hati dan perasaan badrul.
Lama badrul memikirkan semua apa yang pernah dialami hingga kesaat ini dia mendengar berita perubahan rosnah.Fikirannya diingatkan tentang perkara-perkara yang baik.Dan badrul mengeluh seorang diri kerana belum melakukan perkara yang baik ini.
Malam telah menyelubungi alam sekitarnya.
Dirumah tukang emas.Tukang emas telah beberapa kali cuba mengambil peluang untuk menunaikan niatnya untuk membunuh rosnah.Tapi setiap kali dia hendak melakukan perkara itu,ada saja suasana yang tak mengizinkan.
Dia teringat mayat seman yang mengerikan itu.Dadanya koyak dan kepalanya terbelah sehingga hilang otak dan hatinya.Semua orang kampung menduga itu perbuatan binatang buas yang mengoyak rabak tubuh badan seman.Timbullah niat tukang emas untuk membuat perkara yang serupa.
Tubuh rosnah akan dikoyakkan bahagian dadanya dan akan dikeluarkan hatinya.Kemudian dirinya akan membelah kepala rosnah dan akan mengeluarkan otaknya.Rancangan telah pun tersedia difikiran tukang emas.Untuk itu dia menyiapkan pisau lebar pemotong daging.
Ketika malam telah pun sunyi dan tiada sesiapa yang lalu lalang didepan rumahnya,tukang emas mengambil pisau lebar itu dan mula mengasahnya dibilik kerjanya.
"Srikk....srikkkk..bunyinya mata pisau itu beradu pada batu pengasah.Pisau itu berterusan diasah dan matanya makin berkilat dengan keadaan yang tajam.
Setelah tukan emas selesai mengasah pisau,dia pun kemudian menyiapkan pencakar besi berjari-jari tiga yang maksudnya untuk mengoyak-ngoyak dada rosnah.Alat-alat itu disiap kan dibilik kerjanya berserta dawai penjerat leher.
"Kalau rosnah dah kujerat lehernya,dia akan mati lemas tanpa bersuara.
Dadanya akan kubelah dengan pisau ini.Kemudian kucakar-cakar dengan alat ini,dah tentu orang kampung akan mengesannya seperti kematian ditubuh badan seman."Demikian kata hati tukang emas yang telah merancang kekejaman itu.Sementara tukang emas menunggu larut malam,dia membaringkan dirinya dikatil.
"Sebelum rahsia ku terbongkar oleh mulut rosnah,dia harus mati ditanganku."Kata hati tukang emas.Sementara membaringkan dirinya dikatil.Bagi tukang emas yang malam ini akan menjalankan kekejaman,terasa malam yang ditunggu masih lama lagi untuk masa yang paling sesuai.
Tukang emas kemudian bangkit dan melihat kegelapan diluar.Dia tersenyum disebabkan keadaan malam yang gelap pekat itu.Sementara dia berdiri digawang pintu belakang itu,dia ternampak kain putih tergeletak ditanah.Diambilnya kain itu.
"Nampaknya kain putih ini kain rosnah yang tercicir.biarlah kugunakan untuk membungkus pisau itu dan peralatan lainnya."Kata tukang emas didalam hati.
Sebenarnya kain itu adalah kain kapan yang sangat mengerikan itu.Kain itu diambinya dan dibentangkan dilantai rumahnya.Selepas itu tukang emas mula mengambil alat-alatan yang untuk dibungkus dengan kain tersebut.Tetapi belum sempat dia meletakkan alat-alat itu,dia melihat kain kapan itu bergerak sendiri.
Dia memastikan apakah angin bertiup yang menggerakkan kain tersebut.Diluar memang angin mula bertiup.Makin lama makin menderu dan mendatangkan bunyi yang seram.Tukang emas pun melihat keatas langit.Nampak kehitaman saja.Mungkin mendung tebal diangkasa.Dan akan hujan pula.
Suasana akan lebih bagus bila hujan turun.Kata hati tukang emas.Dia pun kemudian membalikkan tubuhnya.Kain kapan itu mula berisi dan menampakkan mayat terbujur dengan dibungkus kain kapan.
"Hah...mayat siapa ini.Mengapa dia berada didalam rumahku?"
Tak lama kemudian mayat itu pun membuka kain tersebut dan ketika asap tebal menyelimuti mayat tersebut,maka menjelma lah seorang gadis yang bergaun putih berdiri didepan tukang emas.Walau pun wajah gadis itu cantik,tetapi pucat dan hanya menunjukkan warna putih kulit pipinya.
Maka nampak sungguh menyeramkan.Tukang emas mula merasakan yang dirinya telah menggigil menatap pemandangan yang tak diduga dan mengejutkkan itu.Ketika mata gadis itu terbuka,maka biji matanya merah bersinar memancarkan cahaya.Tangan tukang emas menggigil.
Tapi tangan itu memegang pisau lebar yang baru diasahnya.
"Hah....tanpa sedar tukang emas bersuara ketika gadis yang berdiri didepannya itu bergerak kerarahnya.
"Ja...jangan de...dekat...ka..kau han..hantuuu...tidak tidakkkkk...."Suara tukang emas mula bernada keras disamping menahan seram.Tukang emas berundur kebelang disamping memegang erat-erat pisau besar yang lebar itu.Ketika tukang emas undur,punggungnya telah terhalang oleh dinding.Tukang emas tak dapat lagi nak berundur.
"Jangan de...dekat.Aku pancung kau."Ancam tukang emas.Tetapi gadis hantu pocong itu makin mara dan menggerakkan kedua tangannya.Kerana tukang emas mula terdesak,maka dia berniat menghayunkan pisau besar itu.
"Yaaaaa..."Teriak tukang emas sambil menghayunkan pisau itu bertubi-tubi kearah tubuh badan gadis pocong tersebut.Sudah tentu gadis pocong cuba mengelak dan menepis hayunan pisau yang tajam tersebut.Tetapi tubuh badan gadis itu terkena pisau juga.
Kain yang dipakainya koyak rabak,tetapi tubuh badan gadis tersebut tidak mengeluarkan darah walau pun ianya terluka.Disaat itulah tangan gadis pocong memegang pergelangan tangan tukang emas.Ia nya bagai besi yang menyepit sehingga tukang emas tak dapat menggerakkan tangannya.
Selepas itu gadis pocong itu menolak tubuh tukang emas hingga tukang emas tersungkur dilantai.Kini gadis pocong tersebut yang memegang pisau itu.
"Ja...jangannnn..."Suara tukang emas,ketika gadis itu mara dengan tangan menghayunkan pisau lebar tajam tersebut.
Tukang emas cepat bangkit dan menghindar sehingga ayunan pisau itu tak mengena.Ketika tukang emas hendak lari melalui pintu,maka angin telah menghempaskan pintu itu hingga pintu tersebut tertutup.Tetapi tukang emas cuba menarik gagang pintu untuk membukanya.Gadis itu mara lagi.
Ketika tukang emas membalikkan tubuhnya maka.
"Aaaaaa..."Jerit terakhir tukang emas mengisi kesunyian malam.Hayunan pisau itu tepat mengenai leher tukang emas.Kemudian hayunan kedua membelah kepala tukang emas.Pisau itu terbenam dikepalanya.
Pisau itu dicabutnya balik kemudian bertubi-tubi hayunan pisau itu mencincang tubuh badan tukang emas.Darah nya pun berhamburan diseluruh tubuh tukang emas dan darah yang menyembur berhamburan dilantai.Akhirnya rebah lah tubuh badan tukang emas dan menimpa benda-benda lain hingga berantakan.
Gadis pocong tersebut kemudian dengan langkah perlahan terus pergi dari tempat itu dengan pisau yang bermandikan darah masih ditangannya.Sesiapa pun tak mengetahui peristiwa didalam bilik kerja tukang emas tersebut.Hanya teriakan yang terakhir itu mendatangkan orang ramai kerumah tukang emas.
Bilik kerja tukang emas tersebut terang benderang diterangi oleh lampu kabait.
Orang-orang itu masuk kerumah tukang emas melalui pintu depan hingga mereka belum nampak keadaan tukang emas.
"Aku dengar jeritan didalam rumah tukang emas.Tapi dalam rumah ni senyap saja."Kata seorang penduduk yang datang dengan orang ramai.
"Entah..tapi jelas dia menjerit ketika aku berlalu didepan rumahnya."Diantara orang ramai itu ada juga isteri-isteri yang datang dengan suaminya untuk mengetahui apa yang terjadi dirumah tukang emas.
Para isteri-isteri itu terus kebelakang kemudian mereka nampak tubuh tukang emas.
"Waaa...."Teriak para isteri itu kerana ngeri menyaksikan tubuh badan tukan emas bagai tubuh badan lembu yang dibelah-belah oleh kapak tajam.Yang lainnya bergegas kearah teriakan itu.Dan mereka menyaksikan kejadian itu.
Mereka yang melihat keadaan mayat tukang emas ternganga mulutnya.Mata nya membulat kerana tubuh badannya sudah pun koyak rabak menunjukkan daging-dagingnya yang mencemaskan untuk dilihat.
Dalam masa singkat penduduk kampung dikejutkan oleh bunyi kertuk yang dipalu bertubi-tubi.
"Ha...dengar ketuk itu.Siapa pula yang kene rompak atau kemalangan."Kata penduduk yang baru mendengar isyarat kecemasan dilarut malam itu.
"Hai..apa pulak."Kata beberapa orang penduduk yang bertanya kepada tukang palu kertuk dipondok kawalan.
"Tukang emas terbunuh..."Jawab orang itu.Mereka yang baru mendapat berita segera berlari kearah rumah tukang emas.Huru hara segera timbul dikampung itu dengan cepatnya.Badrul dan rahim pun berada diantara kerumunan orang ramai tersebut.
"Wah...sudah jelas....tukang emas kene rompak.Tapi barang-barang kemasnya tak diambil.Adakah tukang emas telah bergaduh dengan seseorang pelanggannya."Macam-macam dugaan orang kampung mengenai kematian itu.Tak sesiapa pun yang tahu latar belakang kematian itu.
"Ini jelas bukan perbuatan binatang seperti yang mengena mayat seman dulu.Kesan luka yang demikian adalah perbuatan manusia."Kata yang lain mengambil kesimpulan.Kebanyakan orang ramai mengangguk dengan dugaan ini.Tetapi tak seorang pun mereka yang tahu siapa yang membunuh tukang emas,kecuali tiga orang tertentu.
Mereka adalah wak tahak dan kohar serta saman.Sementara orang ramai sedang sibuk dengan kejadian itu,wak tahak,kohar dan saman memisahkan diri dan meninggalkan tempat itu.
'Adakah kau menduga bahawa kematian itu dari perbuatan manusia?"Bisik wak tahak.
"Sama sekali bukan.Aku tenguk dia membelah kepala,dan membelah dada.Sudah tentu ini perbuatan gadis pocong.Agaknya belum sempat dia hendak mengambil hati dan otaknya,orang-orang kampung telah pun datang."Kata kohar sambil berbisik.
"Wak haru cepat menghentikan perbuatannya,kalau tidak,kita pun akan menjadi susah."Kata saman ikut merasa cemas.
"Kita ada akar mimang.Gadis pocong itu tidak akan mencederakan kita bertiga."Kata wak tahak.
"Bukan kah kebetulan tukang emas yang dibunuhnya.Malam ini juga kau berdua kebas barang-barang kemas itu.Aku menunggu kat luar kalau-kalau gadis pocong tersebut muncul.Senanglah aku melemahkannya."Bisik kata wak tahak yang membuat kohar dan saman saling berpandangan.
Namun kohar dan saman saling mengangguk.Mereka bertiga terus mendiamkan diri ditempat yang sulit dan berharap agar orang-orang yang berkerumun dirumah yang menjadi huru-hara itu kembali kerumah masing-masing.Mereka bertiga menuggu cukup lama dan akhirnya rumah tukang emas itu pun dibiarkan begitu saja tanpa ada yang menunggunya.
"Orang-orang itu terus menguruskan mayat tukang emas dan menguburkan jenazahnya malam ini juga."Bisik wak tahak.
"Dah tentu mereka sibuk ditanah kubur.Sekarang lah masanya kita masuk dalam rumah tukang emas."Usul kohar yang mendapat persetujuan wak tahak.
"Ya cepatlah kerjakan kebas barang-barang kemas itu.Mereka melupakan rumah ini."Kata wak tahak pula.Kohar dan saman segera keluar dari tempatnya.Dua orang itu terus memasuki rumah tukang emas dengan niat mengambil barang-barang kemas.Keduanya masuk rumah itu dengan merosak pintunya kerana orang-orang kampung telah menutup pintu itu dengan cara yang susah untuk dibuka.
Keadaan didalam rumah gelap pekat kerana semua lampu didalam rumah itu telah dimatikan.Untuk mengenali bilik-bilik didalamnya mereka berdua menggunakan pemetik api yang hanya menerangi ditempat mereka berdiri saja.Namun setelah mereka menjumpai lampu minyak,kohar segera menyalakan lampu minyak tersebut.
Merak berdua satu sama lain berpisah didalam rumah itu kerana mencari barang kemas itu.Walau pun kohar telah puas menyelongkar laci-laci dan almari yang ada didalam sebuah bilik,kohar tak dapat menemukan apa yang dicarinya.Kohar tak berniat mencari dibahagian bilik yang lain kerana dibilik ini saja tukang emas tinggal.
Sedangkan dibilik-bilik yang lain menimbulkan perasaan seram pada kohar.
"Saman...saman..."Bisik kohar kepada rakannya.Panggilan berbisik kohar tiada jawapan.Dalam bilik itu hanya kesunyian yang dirasakan.Rasa sunyi yang menghimpit itu mula membuat perasaan kohar naik seram.
"Kriettt...terdengar ensel pintu yang berbunyi di tingat atas.
Kohar hanya melihat kegelapan bila dia cuba melihat tangga yang menuju ditingkat atas.Bunyi yang mengejut itu makin membuat kohar berniat hendak meninggalkan tempat itu.Dia pun berjalan keluar dari bilik tersebut,dengan fikiran yang tak lepas dari suara tadi.
Fikirannya yang mengena pada barang-barang kemas itu dilupakan.Apa yang diingatnya adalah tukang emas yang baru saja meninggal dengan cara mengerikan ditempat ini.Walau pun dugaan kohar tentang bunyi tadi adalah saman yang pergi ketingkat atas,tapi kohar lebih suka meninggalkan tempat ini.
Lampu minyak ditangan nya diletakkan ditempat semula dan dimatikan.Dia pun cepat-cepat keluar dari dalam rumah yang menakutkan itu.Sampai diluar,kohar tak menemui wak tahak disitu.Tak jauh dari tempat kohar berdiri beberapa batang pokok pisang bergoyang.
Kohar menghampiri ketempat itu.Tapi kohar diahadapkan sesuatu yang memeranjatkan.Jantungnya segera berdebar kencang.Seorang perempuan berdiri didepannya.Bayangan tubuhnya itu,kohar telah mengenalinya.Dia lah manusia ciptaan wak tahak.
"Waaaaa....."Itu saja keluar dari mulut kohar.Dia pun kemudian lari meninggalkan tempat itu sebelum kejadian yang mengerikan terjadi.
Kohar terus lari dalam kegelapan malam.
"Kemana agaknya orang tua itu?Kalau dia dah jumpa dengan manusia ciptaannya itu kenapa tal dilemahkan?"Fikir kohar sambil mulutnya tercungap-cungap kerana berlari kencang dan baru saja mula berjalan.
Kohar segera menghampiri rumah wak tahak kemudian membuka pintunya.Setelah kohar berada didalam,dia melihat wak tahak terbaring tiarap tanpa mengenakan bajunya.Saman ada disitu sambil membubuh minyak waat pada luka-luka wak tahak kesan dari kene sebat.
Bila melihat itu maka niat kohar hendak menumpahkan kemarahan pada saman ataupun wak tahak dibatalkan.Sebaliknya kohar jadi hairan melihat bekas sebatan di punggung wak tahak.Wak tahak merintih kesakitan sambil menahan pedih pada kulit tubuhnya.
"Apa yang terjadi semua ini?"Suara kohar yang membuat saman menoleh dan wak tahak mengangkat wajahnya.Nampak wak tahak meringis menahan kesakitan.
"Eh..kau kohar.Aku baru saja membincangkan perkara kau,mungkin telah mati disiat-siat hantu pocong itu."Kata saman.Wak tahak bangkit dan melihat keadaan kohar yang keletihan.
"Eh..bagaimana kau boleh selamat dari maut itu?"Soal wak tahak.
"Ya..maut.Sebaik aku masuk kedalam rumah itu,aku nampak gadis pocong itu berada disebalik pintu.Aku tak dapat bersuara langsung,tapi aku berjaya keluar dari dalam rumah maut itu.Gadis pocong itu mengejarku hinggakan aku berada ditempat wak tahak."Kata saman memulakan ceritanya.
"Aku tak menemui gadis pocong itu didalam rumah.Tapi aku merasa seram keseorangan didalam rumah itu.Hanya setelah aku berada diluar,dekat pokok pisang itu aku terserempak gadis itu.Saat itu lah aku berteriak dan cabut lari."Kata kohar menceritakan pengalamannya.
"Didekat batang pokok pisang itu lah aku dikerjakan gadis pocong tersebut."Kata wak tahak yang membuat kohar kehairanan.
"Dikerjakan macam mana?Kan wak tahak boleh melemahkan."Kata kohar.
"Yalah..aku sebat dia dengan akar mimang itu.Tetapi dia melawan.Akhirnya akar itu direbutnya dan malah aku pulak yang disebatnya dengan akar itu dan kau tengoklah sendiri akibatnya."Kata wak tahak sambil meringis.
"Tapi dia segera menghentikan sebatan bertubi-tubi setelah aku mengucapkan jampi-jampiku.Tapi dia masih garang dan mempunyai mata yang menakutkan.Saat itu lah aku dan saman cuba menyelamatkan diri.Jampi-jampi ku hanya bertahan untuk melemahkan sementara saja,tapi belum dapat menguasainya.Aku sendiri tak tahu mengapa jadi macam ini."Kata wak tahak sambil bermenung memikirkan kejadian itu.
"Wah...kini sudah jelas.Gadis pocong itulah yang membunuh tukang emas."Kata kohar sambil mengingati kematian yang mengerikan itu.Wak tahak kemudian mengambil akar dan ditunjukkan pada kohar.
"Kau tahu akar apa ini?"Soal wak tahak.
"Kan wak kata ini akar mimang."Jawab kohar.
"Ya..kita semua menjadi bodoh.Akar mimang kepala hotak.Yang sebenarnya ini akar tuba.Dan aku telah membelinya harga seratus ringgit.Sungguh gila.Kalau aku tahu ini akar tuba.Huh..satu sen pun aku tak nak beli."Kata wak tahak dengan geramnya.
Walau pun saman dan kohar baru saja mengalami kejadian yang mengejutkan dan mengerikan,tetapi bila terdengar tentang akar itu,terpaksa juga keduanya merasa geli dan tak dapat untuk menahan gelaknya.
(Bersambung....)
Sumber : Naskah Dari Mastris
Bahagian 7 : Gadis Pocong Dan Akar Mimang
Badrul dan rahim telah jauh berada didalam hutan sedang mencari akar tuba.Akar itu susah didapati ditempat itu,maka mereka berdua mencarinya lagi jauh kedalam hutan.Akhirnya terjumpa juga akar tersebut.Badrul kemudian mengeratnya sehelai sepanjang semeter.
"Hm..jom balik,aku da dapatkan akar tuba."Kata badrul.Rahim tidak nampak disekitar situ,padahal baru sekejap tadi dia berada didekatnya sambil memakan jambu hutan.Badrul berteriak memanggil rahim.Rahim tak mendengar panggilan itu kerana dia telah jauh berjalan ke dalam dan tersesat.
"La...da berpuluh kali aku masuk ke tempat ini,eh...rasanya aku tak dapat mengenali jalan arah balik,padahal baru saja aku bersama badrul.Alamak.Aku jadi tak tahu kemana arah aku hendak melangkah."Kata rahim dengan rasa hairan.
"Rahim...yang engkau asyik berpusing-pusing ditempat itu buat apa ha.Setengah mati aku mencarimu."Kata badrul ikut hairan.
"Aku sesat dan tak dapat mengenali arah balik."Kata rahim.
"Eh..engkau ni sedar tak sedar."Soal badrul.
"Kenapa pulak.Aku da katakan aku lupa mengenali jalan-jalan disini."Kata rahim yang membuat badrul termenung untuk beberapa lamanya.
"Kau diam disitu dan jangan kemana-mana.Boleh jadi kau telah melangkah akar mimang.Aku nak siasat tapak kakimu."Kata badrul.Badrul terus mengesan bekas tapak kaki rahim.Daun-daun kering dan ranting yang patah menjadi petunjuk tapak kaki rahim.Badrul meneliti dengan cermat tapak kaki itu sambil menunduk.
Setelah badrul berjalan menerusi tapak kaki rahim,maka badrul menjumpai akar itu terbungkus oleh daun-daun kering.Badrul memerhati akar yang berbeza dengan akar-akar yang ada dijumpai dihutan ini.Akar itu berbau dan memeningkan kepala.Badrul terus mengeratnya tanpa merusak kulit luarnya.
Akar itu dikeratnya sepanjang semeter dan badrul menggulungnya dengan hati-hati agar tak luka sehingga menimbulkan bau yang memeningkan kepala.Setelah membungkus akar tersebut,maka badrul kembali ketempat rahim.Rahim masih berada ditempatnya sedang duduk termenung.
"Kau dapatkan akar itu?"Soal rahim.
Badrul menunjukkan akar itu kepada rahim.Rahim memerhati dan cuba mencium bahagian akar yang terputus itu.Pening kepala rahim.
"Kalau lah benar ini akar mimang,memang dia boleh melupakan seseorang dihutan.Tapi menurutku,tak sesiapa yang tahu bentuk rupa akar mimang.Akar ini lah yang sangat diperlukan oleh wak tahak."Kata rahim sambil berfikir.
"Kalau benar ini akar mimang,memang aku tak serahkan kepada wak tahak.Biarlah aku simpan saja."Akhirnya badrul memberikan pendapat.
"Apa yang tersimpang didalam fikiranmu."
"Katakan lah ini memang akar mimang.Kalau jatuh ketangan wak tahak,wah..tentu tentu banyak gadis dilupakannya fikirannya dan dikenekannya.Dah tentu gadis-gadis itu akan dicabuli.Lagi aku akan bertambah-tambah tabungan dosaku."Kata badrul.
Badrul dan rahim pun kemudian berjalan meninggalkan tempat itu.Baru beberapa puluh langkah mereka berjalan,rahim yang berjalan dibelakang menghentikan langkahnya.Badrul pun menghentikan langkahnya dan memerhati rahim.Rahim tersenyum.
"Apa kenenya ni."Badrul ingin tahu.
"Ha aku baru mengenali keadaan sekelilingku,mana utara mana selatan.Wah tempat tadi sungguh bagai tempat berhantu yang membuat sesat seseorang.Mungkin benar aku melangkah akar mimang."Kata rahim membenarkan.
"Suatu hari kita akan tahu rahsia akar ini bagi wak tahak."Kata badrul.
Setelah keduanya tiba kembali dirumah,badrul menyimpan akar mimang itu dirak atas dan terbungkus dalam keadaan yang selamat.Mereka kemudian duduk-duduk dibangku dapur sambil minum kopi o panas dan makan siang.
"Jadi,macam mana cerita akar tuba itu?"Rahim ingin tahu.
"Lima puluh ringgit benda yang tak berharga ini,jadilah.Tapi kalau yang wak tahak tahu yang benda ini akar tuba,habislah aku."
"Tak kisah drul...kan kau pernah ditipunya dengan tangkal pengasih itu."Kata rahim.Badrul pun dengan tersenyum terus mengangguk.Keduanya kemudian diam dan suasana didapur itu sunyi kembali.
"Sekarang pergilah kau ke rumah wak tahak menjual akar hikmat ini.Lepas saja barang ini dari tanganmu,wangnya harus kau dapat saat itu juga."
"Pas...."Jawab rahim singkat.Rahim pun terus membawa basikalnya keluar.Badrul merasa bimbang dengan akar tuba itu.Entah-entah jadi wang atau jadi bahan umpatan wak tahak.
Sebelah petang rahim kembali dengan wajah yang cerah dan bibir rahim terukir senyuman kejayaan.Dia segera mengeluarkan wang dalam saku bajunya dua keping berwarna biru.Selembar berharga lima puluh ringgit.
"Rahim...seratus ringgit?"Tanya badrul.
"Ya...seratus ringgit untuk akar yang sebenar tak berharga lima sen itu."
"Lima puluh ringgit seorang."Kata badrul dengan sukanya.Rahim bersetuju.
"Malam nanti marilah kita membelanjakan sedikit daripada wang ini dipekan.Kita lupakan sekejap segala kerunsingan dari apa yang menimpa diri kita terutama yang puncanya dari rosnah sial itu."Kata badrul.
"Eh.tadi aku nampak rosnah ada dirumah.Agaknya dia tak kerja hari ini."
"Kau ada apa-apa cerita tentang rosnah."Tanya badrul.
"Tak ada hanya aku nampak sekejap tadi dia meninggalkan rumahnya dengan membawa beberapa bungkusan ditangannya.Entah lah kemana dia pergi itu saja lah yang aku tahu."Kata rahim.
"Nampaknya rosnah berjalan dijalan kecil itu penuh dengan tanda tanya aku.Macam dia tak ingin pemergiannya itu diketahui orang.Tapi aku sempat memerhati gerak gerinya yang aneh itu."Kata rahim.
"Seharusnya kau mengikuti,barang kali dia mempunya sesuatu rahsia,maka akhir-akhir ini dia menjerit ketakutan."Usul badrul.
"Tak payah drul...nanti makin teruk kita disangka bukan-bukan."Kata rahim memberikan alasannya.
Sebenarnya apa yang dikatakan oleh rahim itu benar juga.Rosnah petang itu berjalan tanpa diketahui oleh orang ramai.Dia terus berjalan melalui jalan kecil dibelakang rumahnya.Sesiapa pun tak mengetahui keadaan rosnah yang sedang berjalan dengan sesekali berlindung dicelah pokok-pokok yang ada dikiri kanan jalan.
Akhirnya rosnah sampai ditempat kediaman rumah tukang emas.Dia memasuki rumah itu melalui pintu belakang dan tukang emas membukakan pintunya.Rosnah terus berdepan dengan tukang emas.
"Ha..kenapa kau pulak datang kepadaku?"Tanya tukang emas.
"Adakah kau menerima semua cadanganku.Malam nanti aku akan datang kerumahmu."
"Tidak..kau jangan datang lagi kerumahku."Kata rosnah.
"Aku tahu kerana kau takut heboh-heboh dan diketahui orang.Kau pandai berpura-pura supaya mereka percaya yang engkau dan talip telah kahwin,padahal hanya maksiat.
Dengan aku kau tak mahu berbuat seperti itu.Kau tahu aku sudah pun banyak membelikanmu barang-barang kemas kepadamu.Kini kau mula hendak menolak aku.Bila kau tak mahu aku datang kerumahmu,kau sajalah datang kerumahku."Kata tukang emas.
"Tidak aku tak mahu lagi melakukan pekerjaan seperti itu.Hentikan semua ini."
"Apa...senang kau cakap seperti itu setelah banyak barang aku belikan kepadamu.Kau harus jadi isteriku.Kalau kau enggan,aku akan menggantung mu seperti aku dan seman menggantung talip."Kata tukang emas mengancam rosnah.
"Nah...ambil semua barang-barang yang kau berikan kepadaku."Rosnah terus mencampak bungkusan baju tersebut.Kemudian terus memberikan kalung emas,cincin emas dan subang kepada tukang emas.
"Kini barang-barang itu telah aku kembalikan.Kau jangan lagi ganggu aku."Kata rosnah yang membuat tukang emas mula naik berang.Dia mengangkat tangannya dan menampar pipi rosnah.
"Kau tak patut buat begitu kepadaku.Aku bukan talip yang mudah kau permainkan."
"Aku tak bermaksud mempermainkan talip.Semua pembunuhan ini diatas rancangan kau dan seman.Kau memujukku dengan barang-barang kemas dan harta kekayaanmu.Kini aku sedar,aku tak ingin perbuatan itu berlarutan."Kata rosnah sambil menahan isak tangisnya.
"Perempuan jahanam....kau nak membongkar peristiwa pembunuhan itu."
"Tidak...biar orang lain tahu sendiri perbuatanmu.Sebenarnya aku masih kasihkan badrul.Tapi kau bagi harta banyak-banyak pada talip dan talip memujukku.Setelah aku tinggalkan badrul dan dapat talip,kau mudah mempermainkan talip.
"Kau dan talip berganti-ganti mencabuli aku.Akhirnya kau membunuh talip."Kata rosnah mengingatkan kembali peristiwa itu.Dengan wajah merah padam tukang emas mendengar kata-kata rosnah itu.
"Kau akan kembali kepada badrul?"Merah mata tukang emas.
"Apa salahnya kalau aku merasa masih berharga dihati badrul.Segala kesalahanku dan dosa-dosa ku aku percaya boleh ditebus dengan kebaikan.Aku akan mengakhiri keburukan ku dari sekarang hingga seterusnya."Selepas berkata begini,rosnah pun kemudian cepat-cepat meninggalkan rumah tukang emas.
Tukang emas termenung setelah rosnah pergi.Dia termenung bukan menyesali perbuatannya,tetapi dia kemudian mengambil dawai dan dengan gigi dirapatkan dia berniat menjerat leher rosnah dengan dawai itu hingga putus.
"Kau akan mampus ditangan ku ros..."Bisik tukang emas seorang diri.
Beberapa hari setelah rosnah meninggalkan rumah tukang emas,dia nampak menjadi sedikit perhatian orang-oranga kampung.Rosnah tidak lagi mengenakan baju yang mendedahkan bentuk tubuhnya dengan pakaian-pakaian ketat,dia berbaju kurung dan mengenakan kain tudung dakwah.
Dia menjadi seorang yang pendiam dan ketika berjalan,dia lebih suka menundukkan wajahnya tanpa melihat kekiri dan kekanan.Sudah tentu mereka yang tahu tabiat rosnah di masa lalu tertawa dan ada yang mengatakan "bertudung konon,tapi hatinya maksiat".
Suara-suara itu kadang-kadang sampai juga ketelinga rosnah.Bila rosnah tertekan oleh perasaan sedihnya kerana mendengar suara yang menyakitkan hati itu,dia mengambil air sembahyang dan sembahyang dua rakaat untuk memohon kekuatan iman kepada allah.
Akhirnya orang-orang kampung tak ambil peduli dengan rosnah yang disangkanya mengada-ngada itu.Isteri-isteri orang kampung yang dulunya bimbang tentang keselamatan keluarganya masih menganggap rosnah yang dulu,gadis murahan yang senang digauli.
Petang itu rahim dengan wajah yang mantap menemui badrul.Duduk dibilik dapur itu menjadi kebiasaan mereka berdua sambil minum kopi dan makanan ringan.Mereka berdua berbual disitu.
"Rosnah bekas makwe kau tu dah jadi orang alim nampaknya.Entah iya entah tidak tak tahu lah.Setiap kali aku nampak dia dijalanan,dia menundukkan wajahnya.Ketika kuperhati,memanglah dia rosnah.Sehelai rambutnya pun kini aku tak nampak.Hanya wajahnya saja yang terdedah.Itupun dah tak pakai gincu tak pakai celak.Macam mana pendapatmu drul."Kata rahim dipetang itu.
"Dia pernah datang kepadaku dalam keadaan dia berpakaian macam itu."
"Hei..aku nak dengar cerita itu."Kata rahim ingin sangat tahu hal itu.
"Setelah kupelawa,barulah dia masuk kebilik dapur ini dan duduk dibangku itu."Kata badrul memulakan ceritanya.
"Drul...aku ingin kembali kepadamu."Katanya lirih dan halus.Aku diam saja sambil merokok.Dia menundukkan wajahnya tanpa berusaha menatap wajahku.Saat itu aku merasa muak melihat wajahnya yang terbungkus dengan kain suci itu.Kemudian dia melanjut kan kata-kata setelah aku diam saja.
"Tapi bukan sekarang drul...suatu masa nanti,bila kau telah menganggap aku telah berharga sebagai seorang manusia yang mengenal budi dan bahasa juga agama.Aku datang hanya meminta maaf diatas segala yang terjadi.Aku pernah meninggalkan mu kerana tamakkan harta kekayaan dan mementingkan diri ku sendiri."Demikian kata rosnah.
Ketika aku menatap wajahnya yang tunduk itu,air mata nya berlinang.Tetapi sedikit pun aku tak hiba dengan air mata nya itu.rasa geramku tak tertebus oleh pernyataannya itu.Akhirnya dia memohon diri.Sebaliknya aku benci kepadanya itulah ceritaku."Kata badrul.
Rahim menghembuskan nafasnya ketika badrul mengakhiri ceritanya.
"Agak-agaknya dia mula berubah pendirian.Aku pernah menegurnya dengan ucapan salam secara islam,kemudian dia membalasnya dan menghentikan langkahnya.kemudian katanya.
"Jangan lah kau mengucapkan salam itu dengan mempersendakan diriku.Sesungguhnya orang yang mengucapkan salam seumpama itu haruslah dengan niat dan perbuatan yang ikhlas dan tahu hakikat ucapan itu.Tahu kah bahawa ucapan salam itu tadi kau telah memohon kepada allah akan rahmat kepadaku dan sebaliknya.
Siapakah yang menegurku?"Tanyanya kerana rosnah hanya menunduk tanpa berusaha memandang kearahku.Maka aku katakan yang aku adalah rahim.
"Apa yang kau hendak him..?"Dia pun bertanya.
"Em..eh..hanya menegurmu saja."Jawabku dengan wajah pucat.
"Terima kasih sesungguhnya aku menerima ucapan orang yang memohonkan keselamatan diatas diriki."Katanya yang kemudian rosnah mengucapkan salam kepadaku dan aku membalasnya dengan perasaan takut.Dia pun terus melangkah pergi.Wah kini aku sungguh takut berdepan dengan rosnah."Kata rahim dengan wajah yang sungguh-sungguh.
Badrul diam mendengar kata-kata kawannya itu.Kejadian apa yang diceritakan oleh rahim itu sedikit mempengaruhi fikiran badrul.Terasa bahawa badrul mempercayai kesungguhan rosnah yang ingin menjadi orang baik-baik itu.Walau bagaimanapun cerita rahim itu menyenangkan hati dan perasaan badrul.
Lama badrul memikirkan semua apa yang pernah dialami hingga kesaat ini dia mendengar berita perubahan rosnah.Fikirannya diingatkan tentang perkara-perkara yang baik.Dan badrul mengeluh seorang diri kerana belum melakukan perkara yang baik ini.
Malam telah menyelubungi alam sekitarnya.
Dirumah tukang emas.Tukang emas telah beberapa kali cuba mengambil peluang untuk menunaikan niatnya untuk membunuh rosnah.Tapi setiap kali dia hendak melakukan perkara itu,ada saja suasana yang tak mengizinkan.
Dia teringat mayat seman yang mengerikan itu.Dadanya koyak dan kepalanya terbelah sehingga hilang otak dan hatinya.Semua orang kampung menduga itu perbuatan binatang buas yang mengoyak rabak tubuh badan seman.Timbullah niat tukang emas untuk membuat perkara yang serupa.
Tubuh rosnah akan dikoyakkan bahagian dadanya dan akan dikeluarkan hatinya.Kemudian dirinya akan membelah kepala rosnah dan akan mengeluarkan otaknya.Rancangan telah pun tersedia difikiran tukang emas.Untuk itu dia menyiapkan pisau lebar pemotong daging.
Ketika malam telah pun sunyi dan tiada sesiapa yang lalu lalang didepan rumahnya,tukang emas mengambil pisau lebar itu dan mula mengasahnya dibilik kerjanya.
"Srikk....srikkkk..bunyinya mata pisau itu beradu pada batu pengasah.Pisau itu berterusan diasah dan matanya makin berkilat dengan keadaan yang tajam.
Setelah tukan emas selesai mengasah pisau,dia pun kemudian menyiapkan pencakar besi berjari-jari tiga yang maksudnya untuk mengoyak-ngoyak dada rosnah.Alat-alat itu disiap kan dibilik kerjanya berserta dawai penjerat leher.
"Kalau rosnah dah kujerat lehernya,dia akan mati lemas tanpa bersuara.
Dadanya akan kubelah dengan pisau ini.Kemudian kucakar-cakar dengan alat ini,dah tentu orang kampung akan mengesannya seperti kematian ditubuh badan seman."Demikian kata hati tukang emas yang telah merancang kekejaman itu.Sementara tukang emas menunggu larut malam,dia membaringkan dirinya dikatil.
"Sebelum rahsia ku terbongkar oleh mulut rosnah,dia harus mati ditanganku."Kata hati tukang emas.Sementara membaringkan dirinya dikatil.Bagi tukang emas yang malam ini akan menjalankan kekejaman,terasa malam yang ditunggu masih lama lagi untuk masa yang paling sesuai.
Tukang emas kemudian bangkit dan melihat kegelapan diluar.Dia tersenyum disebabkan keadaan malam yang gelap pekat itu.Sementara dia berdiri digawang pintu belakang itu,dia ternampak kain putih tergeletak ditanah.Diambilnya kain itu.
"Nampaknya kain putih ini kain rosnah yang tercicir.biarlah kugunakan untuk membungkus pisau itu dan peralatan lainnya."Kata tukang emas didalam hati.
Sebenarnya kain itu adalah kain kapan yang sangat mengerikan itu.Kain itu diambinya dan dibentangkan dilantai rumahnya.Selepas itu tukang emas mula mengambil alat-alatan yang untuk dibungkus dengan kain tersebut.Tetapi belum sempat dia meletakkan alat-alat itu,dia melihat kain kapan itu bergerak sendiri.
Dia memastikan apakah angin bertiup yang menggerakkan kain tersebut.Diluar memang angin mula bertiup.Makin lama makin menderu dan mendatangkan bunyi yang seram.Tukang emas pun melihat keatas langit.Nampak kehitaman saja.Mungkin mendung tebal diangkasa.Dan akan hujan pula.
Suasana akan lebih bagus bila hujan turun.Kata hati tukang emas.Dia pun kemudian membalikkan tubuhnya.Kain kapan itu mula berisi dan menampakkan mayat terbujur dengan dibungkus kain kapan.
"Hah...mayat siapa ini.Mengapa dia berada didalam rumahku?"
Tak lama kemudian mayat itu pun membuka kain tersebut dan ketika asap tebal menyelimuti mayat tersebut,maka menjelma lah seorang gadis yang bergaun putih berdiri didepan tukang emas.Walau pun wajah gadis itu cantik,tetapi pucat dan hanya menunjukkan warna putih kulit pipinya.
Maka nampak sungguh menyeramkan.Tukang emas mula merasakan yang dirinya telah menggigil menatap pemandangan yang tak diduga dan mengejutkkan itu.Ketika mata gadis itu terbuka,maka biji matanya merah bersinar memancarkan cahaya.Tangan tukang emas menggigil.
Tapi tangan itu memegang pisau lebar yang baru diasahnya.
"Hah....tanpa sedar tukang emas bersuara ketika gadis yang berdiri didepannya itu bergerak kerarahnya.
"Ja...jangan de...dekat...ka..kau han..hantuuu...tidak tidakkkkk...."Suara tukang emas mula bernada keras disamping menahan seram.Tukang emas berundur kebelang disamping memegang erat-erat pisau besar yang lebar itu.Ketika tukang emas undur,punggungnya telah terhalang oleh dinding.Tukang emas tak dapat lagi nak berundur.
"Jangan de...dekat.Aku pancung kau."Ancam tukang emas.Tetapi gadis hantu pocong itu makin mara dan menggerakkan kedua tangannya.Kerana tukang emas mula terdesak,maka dia berniat menghayunkan pisau besar itu.
"Yaaaaa..."Teriak tukang emas sambil menghayunkan pisau itu bertubi-tubi kearah tubuh badan gadis pocong tersebut.Sudah tentu gadis pocong cuba mengelak dan menepis hayunan pisau yang tajam tersebut.Tetapi tubuh badan gadis itu terkena pisau juga.
Kain yang dipakainya koyak rabak,tetapi tubuh badan gadis tersebut tidak mengeluarkan darah walau pun ianya terluka.Disaat itulah tangan gadis pocong memegang pergelangan tangan tukang emas.Ia nya bagai besi yang menyepit sehingga tukang emas tak dapat menggerakkan tangannya.
Selepas itu gadis pocong itu menolak tubuh tukang emas hingga tukang emas tersungkur dilantai.Kini gadis pocong tersebut yang memegang pisau itu.
"Ja...jangannnn..."Suara tukang emas,ketika gadis itu mara dengan tangan menghayunkan pisau lebar tajam tersebut.
Tukang emas cepat bangkit dan menghindar sehingga ayunan pisau itu tak mengena.Ketika tukang emas hendak lari melalui pintu,maka angin telah menghempaskan pintu itu hingga pintu tersebut tertutup.Tetapi tukang emas cuba menarik gagang pintu untuk membukanya.Gadis itu mara lagi.
Ketika tukang emas membalikkan tubuhnya maka.
"Aaaaaa..."Jerit terakhir tukang emas mengisi kesunyian malam.Hayunan pisau itu tepat mengenai leher tukang emas.Kemudian hayunan kedua membelah kepala tukang emas.Pisau itu terbenam dikepalanya.
Pisau itu dicabutnya balik kemudian bertubi-tubi hayunan pisau itu mencincang tubuh badan tukang emas.Darah nya pun berhamburan diseluruh tubuh tukang emas dan darah yang menyembur berhamburan dilantai.Akhirnya rebah lah tubuh badan tukang emas dan menimpa benda-benda lain hingga berantakan.
Gadis pocong tersebut kemudian dengan langkah perlahan terus pergi dari tempat itu dengan pisau yang bermandikan darah masih ditangannya.Sesiapa pun tak mengetahui peristiwa didalam bilik kerja tukang emas tersebut.Hanya teriakan yang terakhir itu mendatangkan orang ramai kerumah tukang emas.
Bilik kerja tukang emas tersebut terang benderang diterangi oleh lampu kabait.
Orang-orang itu masuk kerumah tukang emas melalui pintu depan hingga mereka belum nampak keadaan tukang emas.
"Aku dengar jeritan didalam rumah tukang emas.Tapi dalam rumah ni senyap saja."Kata seorang penduduk yang datang dengan orang ramai.
"Entah..tapi jelas dia menjerit ketika aku berlalu didepan rumahnya."Diantara orang ramai itu ada juga isteri-isteri yang datang dengan suaminya untuk mengetahui apa yang terjadi dirumah tukang emas.
Para isteri-isteri itu terus kebelakang kemudian mereka nampak tubuh tukang emas.
"Waaa...."Teriak para isteri itu kerana ngeri menyaksikan tubuh badan tukan emas bagai tubuh badan lembu yang dibelah-belah oleh kapak tajam.Yang lainnya bergegas kearah teriakan itu.Dan mereka menyaksikan kejadian itu.
Mereka yang melihat keadaan mayat tukang emas ternganga mulutnya.Mata nya membulat kerana tubuh badannya sudah pun koyak rabak menunjukkan daging-dagingnya yang mencemaskan untuk dilihat.
Dalam masa singkat penduduk kampung dikejutkan oleh bunyi kertuk yang dipalu bertubi-tubi.
"Ha...dengar ketuk itu.Siapa pula yang kene rompak atau kemalangan."Kata penduduk yang baru mendengar isyarat kecemasan dilarut malam itu.
"Hai..apa pulak."Kata beberapa orang penduduk yang bertanya kepada tukang palu kertuk dipondok kawalan.
"Tukang emas terbunuh..."Jawab orang itu.Mereka yang baru mendapat berita segera berlari kearah rumah tukang emas.Huru hara segera timbul dikampung itu dengan cepatnya.Badrul dan rahim pun berada diantara kerumunan orang ramai tersebut.
"Wah...sudah jelas....tukang emas kene rompak.Tapi barang-barang kemasnya tak diambil.Adakah tukang emas telah bergaduh dengan seseorang pelanggannya."Macam-macam dugaan orang kampung mengenai kematian itu.Tak sesiapa pun yang tahu latar belakang kematian itu.
"Ini jelas bukan perbuatan binatang seperti yang mengena mayat seman dulu.Kesan luka yang demikian adalah perbuatan manusia."Kata yang lain mengambil kesimpulan.Kebanyakan orang ramai mengangguk dengan dugaan ini.Tetapi tak seorang pun mereka yang tahu siapa yang membunuh tukang emas,kecuali tiga orang tertentu.
Mereka adalah wak tahak dan kohar serta saman.Sementara orang ramai sedang sibuk dengan kejadian itu,wak tahak,kohar dan saman memisahkan diri dan meninggalkan tempat itu.
'Adakah kau menduga bahawa kematian itu dari perbuatan manusia?"Bisik wak tahak.
"Sama sekali bukan.Aku tenguk dia membelah kepala,dan membelah dada.Sudah tentu ini perbuatan gadis pocong.Agaknya belum sempat dia hendak mengambil hati dan otaknya,orang-orang kampung telah pun datang."Kata kohar sambil berbisik.
"Wak haru cepat menghentikan perbuatannya,kalau tidak,kita pun akan menjadi susah."Kata saman ikut merasa cemas.
"Kita ada akar mimang.Gadis pocong itu tidak akan mencederakan kita bertiga."Kata wak tahak.
"Bukan kah kebetulan tukang emas yang dibunuhnya.Malam ini juga kau berdua kebas barang-barang kemas itu.Aku menunggu kat luar kalau-kalau gadis pocong tersebut muncul.Senanglah aku melemahkannya."Bisik kata wak tahak yang membuat kohar dan saman saling berpandangan.
Namun kohar dan saman saling mengangguk.Mereka bertiga terus mendiamkan diri ditempat yang sulit dan berharap agar orang-orang yang berkerumun dirumah yang menjadi huru-hara itu kembali kerumah masing-masing.Mereka bertiga menuggu cukup lama dan akhirnya rumah tukang emas itu pun dibiarkan begitu saja tanpa ada yang menunggunya.
"Orang-orang itu terus menguruskan mayat tukang emas dan menguburkan jenazahnya malam ini juga."Bisik wak tahak.
"Dah tentu mereka sibuk ditanah kubur.Sekarang lah masanya kita masuk dalam rumah tukang emas."Usul kohar yang mendapat persetujuan wak tahak.
"Ya cepatlah kerjakan kebas barang-barang kemas itu.Mereka melupakan rumah ini."Kata wak tahak pula.Kohar dan saman segera keluar dari tempatnya.Dua orang itu terus memasuki rumah tukang emas dengan niat mengambil barang-barang kemas.Keduanya masuk rumah itu dengan merosak pintunya kerana orang-orang kampung telah menutup pintu itu dengan cara yang susah untuk dibuka.
Keadaan didalam rumah gelap pekat kerana semua lampu didalam rumah itu telah dimatikan.Untuk mengenali bilik-bilik didalamnya mereka berdua menggunakan pemetik api yang hanya menerangi ditempat mereka berdiri saja.Namun setelah mereka menjumpai lampu minyak,kohar segera menyalakan lampu minyak tersebut.
Merak berdua satu sama lain berpisah didalam rumah itu kerana mencari barang kemas itu.Walau pun kohar telah puas menyelongkar laci-laci dan almari yang ada didalam sebuah bilik,kohar tak dapat menemukan apa yang dicarinya.Kohar tak berniat mencari dibahagian bilik yang lain kerana dibilik ini saja tukang emas tinggal.
Sedangkan dibilik-bilik yang lain menimbulkan perasaan seram pada kohar.
"Saman...saman..."Bisik kohar kepada rakannya.Panggilan berbisik kohar tiada jawapan.Dalam bilik itu hanya kesunyian yang dirasakan.Rasa sunyi yang menghimpit itu mula membuat perasaan kohar naik seram.
"Kriettt...terdengar ensel pintu yang berbunyi di tingat atas.
Kohar hanya melihat kegelapan bila dia cuba melihat tangga yang menuju ditingkat atas.Bunyi yang mengejut itu makin membuat kohar berniat hendak meninggalkan tempat itu.Dia pun berjalan keluar dari bilik tersebut,dengan fikiran yang tak lepas dari suara tadi.
Fikirannya yang mengena pada barang-barang kemas itu dilupakan.Apa yang diingatnya adalah tukang emas yang baru saja meninggal dengan cara mengerikan ditempat ini.Walau pun dugaan kohar tentang bunyi tadi adalah saman yang pergi ketingkat atas,tapi kohar lebih suka meninggalkan tempat ini.
Lampu minyak ditangan nya diletakkan ditempat semula dan dimatikan.Dia pun cepat-cepat keluar dari dalam rumah yang menakutkan itu.Sampai diluar,kohar tak menemui wak tahak disitu.Tak jauh dari tempat kohar berdiri beberapa batang pokok pisang bergoyang.
Kohar menghampiri ketempat itu.Tapi kohar diahadapkan sesuatu yang memeranjatkan.Jantungnya segera berdebar kencang.Seorang perempuan berdiri didepannya.Bayangan tubuhnya itu,kohar telah mengenalinya.Dia lah manusia ciptaan wak tahak.
"Waaaaa....."Itu saja keluar dari mulut kohar.Dia pun kemudian lari meninggalkan tempat itu sebelum kejadian yang mengerikan terjadi.
Kohar terus lari dalam kegelapan malam.
"Kemana agaknya orang tua itu?Kalau dia dah jumpa dengan manusia ciptaannya itu kenapa tal dilemahkan?"Fikir kohar sambil mulutnya tercungap-cungap kerana berlari kencang dan baru saja mula berjalan.
Kohar segera menghampiri rumah wak tahak kemudian membuka pintunya.Setelah kohar berada didalam,dia melihat wak tahak terbaring tiarap tanpa mengenakan bajunya.Saman ada disitu sambil membubuh minyak waat pada luka-luka wak tahak kesan dari kene sebat.
Bila melihat itu maka niat kohar hendak menumpahkan kemarahan pada saman ataupun wak tahak dibatalkan.Sebaliknya kohar jadi hairan melihat bekas sebatan di punggung wak tahak.Wak tahak merintih kesakitan sambil menahan pedih pada kulit tubuhnya.
"Apa yang terjadi semua ini?"Suara kohar yang membuat saman menoleh dan wak tahak mengangkat wajahnya.Nampak wak tahak meringis menahan kesakitan.
"Eh..kau kohar.Aku baru saja membincangkan perkara kau,mungkin telah mati disiat-siat hantu pocong itu."Kata saman.Wak tahak bangkit dan melihat keadaan kohar yang keletihan.
"Eh..bagaimana kau boleh selamat dari maut itu?"Soal wak tahak.
"Ya..maut.Sebaik aku masuk kedalam rumah itu,aku nampak gadis pocong itu berada disebalik pintu.Aku tak dapat bersuara langsung,tapi aku berjaya keluar dari dalam rumah maut itu.Gadis pocong itu mengejarku hinggakan aku berada ditempat wak tahak."Kata saman memulakan ceritanya.
"Aku tak menemui gadis pocong itu didalam rumah.Tapi aku merasa seram keseorangan didalam rumah itu.Hanya setelah aku berada diluar,dekat pokok pisang itu aku terserempak gadis itu.Saat itu lah aku berteriak dan cabut lari."Kata kohar menceritakan pengalamannya.
"Didekat batang pokok pisang itu lah aku dikerjakan gadis pocong tersebut."Kata wak tahak yang membuat kohar kehairanan.
"Dikerjakan macam mana?Kan wak tahak boleh melemahkan."Kata kohar.
"Yalah..aku sebat dia dengan akar mimang itu.Tetapi dia melawan.Akhirnya akar itu direbutnya dan malah aku pulak yang disebatnya dengan akar itu dan kau tengoklah sendiri akibatnya."Kata wak tahak sambil meringis.
"Tapi dia segera menghentikan sebatan bertubi-tubi setelah aku mengucapkan jampi-jampiku.Tapi dia masih garang dan mempunyai mata yang menakutkan.Saat itu lah aku dan saman cuba menyelamatkan diri.Jampi-jampi ku hanya bertahan untuk melemahkan sementara saja,tapi belum dapat menguasainya.Aku sendiri tak tahu mengapa jadi macam ini."Kata wak tahak sambil bermenung memikirkan kejadian itu.
"Wah...kini sudah jelas.Gadis pocong itulah yang membunuh tukang emas."Kata kohar sambil mengingati kematian yang mengerikan itu.Wak tahak kemudian mengambil akar dan ditunjukkan pada kohar.
"Kau tahu akar apa ini?"Soal wak tahak.
"Kan wak kata ini akar mimang."Jawab kohar.
"Ya..kita semua menjadi bodoh.Akar mimang kepala hotak.Yang sebenarnya ini akar tuba.Dan aku telah membelinya harga seratus ringgit.Sungguh gila.Kalau aku tahu ini akar tuba.Huh..satu sen pun aku tak nak beli."Kata wak tahak dengan geramnya.
Walau pun saman dan kohar baru saja mengalami kejadian yang mengejutkan dan mengerikan,tetapi bila terdengar tentang akar itu,terpaksa juga keduanya merasa geli dan tak dapat untuk menahan gelaknya.
(Bersambung....)
Sumber : Naskah Dari Mastris
Subscribe to:
Posts (Atom)