Sunday, 2 October 2016

Dukun Iblis

Bahagian 3 : Mayat Si Misah

   Pagi harinya makcik kiah terus berhubung dengan seorang ulama hikmat yang pernah diberitakan berjaya memusnahkan hantu ganas sundal bolong.Marni tinggal seorang diri dirumahnya.Sementara dia mengerjakan pekerjaan-pekerjaan didapur,terdengar seseorang mengucapkan salam,marni segera menyahut.

   Dia terus kedepan membukakan pintu depan.Tamu itu mengagguk dengan hormat didepan marni.

   "Em..saya orang kerja tuan hamid.Nak tahu hal marni kerana dia tu dah lama tak masuk kerja memetik daun teh.Dan saudari ini siapa?"Tanya orang itu.

   "Marni..entahlah kemana dia pergi.Saya pun tak tahu.Saya ini adiknya,yang baru datang dari kampung.Nama saya rohagni."Kata rohagni dengan berterus-terang.Tamu itu kemudian tersenyum sambil memerhati kecantikan rohagni.Rohagni pun tersenyum sambil membuka tudungnya yang menutupi bibirnya.Bibir yang indah itu tersenyum membuat tamu nya itu terpesona.

   "Baiklah saya mohon diri.Pasal gaji marni masih ada pada tuan hamid jadi kenalah saya tanya kemana marni lama tak masuk kerja."Kata tamu itu.Kemudian ia terus berundur diri dan meninggalkan rumah rohagni.Selepas tamunya pergi rohagni kemudian menutup pintu itu kembali.Dia tersenyum dengan membuka bibirnya dan nampaklah senyum mautnya itu.

   Tamu itu pun terus naik kereta kuda dan memegang tali kendalinya.Dia pun menggerakkan tali itu dan kereta kuda itu pun bergerak dengan membawa sejumlah penumpang didalamnya.

   "Bagaimana idrus...siapa gadis itu?"Tanya tuan hamid.

   "Gadis  itu bukan marni tuan.Tapi rohagni adiknya yang baru datang dari kampung.Dia sendiri belum tahu kemana marni pergi."Kata idrus memberikan jawapan yang membuat tuan hamid tersenyum sambil memandang kimin dan karim.

   Kimin dan karim pun merasa lega dihatinya kerana sangkaan nya terhadap marni hidup kembali adalah tidak benar.Kereta kuda itu berhenti disuatu tempat yang sunyi dan menurunkan.Tuan hamid dan orang-orang nya.

   Masnan yang puntung ditangan kirinya berjalan didepan diikuti wak dukun kemudian tuan hamid yang diikuti kimin dan karim.Sedang idrus masih tinggal duduk menjaga kereta kuda yang berhenti di tempat yang tersorok itu.Kelima orang itu terus berjalan kearah rumah buruk yang selalu digunakan untuk tempat berjudi itu.

   Kimin dan karim yang berjalan agak dibelakang segera berbincang.

   "Apa halnya kita ke tempat ini?"Soal karim.

   "Malam ini setelah tuan hamid mengerjakan si misah,dia menyuruh membunuh si misah,kerana si misah hendak membocorkan rahsia tuan hamid.Arif dan masnan yang ditugaskan membunuh si misah."Kata kimin menjelaskan.

   "Habis tu macam mana?"Soal karim ingin tahu.

   "Habis itu seperti yang kita kerjakan kepada marni lah."Jawab kimin.

   "Maksudmu arif dan masnan menikmati tubuh misah terlebih dahulu kemudian baru membunuhnya."Kata karim.Kimin menganggukkan kepalanya.Kedua nya masih diam tidak berkata-kata.Kawasan ini nampak lengang saja.

   "Kalian semua..."Kata dukun itu.

   "Cari mayat si misah disekitar sini dan bagi tahu aku."Kata dukun.

   Masnan dan karim juga kimin kemudian beredar dari tempatnya berdiri setelah mendengar perintah dukun itu.Tuan hamid dan dukun itu masih berbincang-bincang.

   Kawasan ini adalah kawasan bukit yang sunyi dan lapang ditumbuhi berbagai jenis semak setinggi manusia.Pokok-pokok hutan yang tumbuh bukan banyak sangat kerana tempat ini merupakan daerah hutan yang pernah terbakar.Namun tempat ini bagaikan tempat pembuangan yang asing dan mengerikan untuk dilihat kerana banyak nya tulang-tulang binatang dan sebagainya.

   Setelah cukup lama orang-orang itu mencari mayat misah tiada juga dijumpai,tuan hamid dan dukun pun keluar dari rumah itu untuk ikut mencari.Mereka bersebar ke arah yang berlainan.Matahari pagi yang bersinar cukup terang tak dapat menembus tebalnya kabus pagi dikawasan tinggi itu.

   Pokok-pokok kering yang terbakar menampakkan cabang dan rantingnya,nampak tersembul dari kabus yang diterangi cahaya matahari pagi.Keadaannya bukan menggambarkan  keindahan,tetapi menyeramkan.Dan cabang ranting itu bagaikan tengkorak dan tangan hantu yang siap menerkam mangsanya.

   Daun-daun kering yang bersepah disana sini menggambarkan tempat ini bagai daerah mati yang terbiar tanpa sesiapa yang berani membuka kawasan ditanah ini.Tempat ini memang terbiar dan dijauhi para penduduk kampung kerana berkabus dan menyeramkan.Tetapi bagi orang-orang tuan hamid tempat ini adalah sesuai untuk melakukan keseronokan mereka.

   "Hei..siapa disana.."Suara itu tiba-tiba terdengar.Kimin melihat dalam kabus  yang diterangi matahari pagi itu,sesusuk tubuh bergerak dihujung sana.

   "Aku..masnan..."Jawab masnan.Masnan menggerak-gerakkan tangan nya menandakan dia tidak berjumpa apa-apa.

   Sementara orang lain mencari mayat misah,idrus tukang kuda tuan hamid,masih duduk mengantuk dikerusi kereta kuda sambil menyandarkan punggungnya disandaran bangku.Dia hanya merasakan kereta kuda itu bergerak-gerak sedikit.Itu pun cukup menjadikan idrus bangkit dari mengantuknya.

   Idrus memerhati yang kudanya nampak gelisah.Makin lama kuda-kuda itu makin menggoyang-goyang kepalanya dan menghentak-hentakkan kaki depannya.Seperti melihat sesuatu yang menakutkan saja.Tak lama kemudian kuda itu pun meringkik kuat sehingga suaranya membelah kesunyian ditempat itu.Cepat-cepat idrus memegang tali kendali agar kudanya tak lari.

   Makin kuat idrus menarik tali kendali tersebut,makin kuat pula kuda itu meronta.Kemudian kuda itu meringkik panjang menandakan kegelisahan nya makin kemuncak.Sudah tentu kuda itu telah mengesan adanya sesuatu yang mengerikan dan menakutkan.Kalau tidak tak akan kuda itu berbuat demikian.Kata hati idrus.

   "Sudah jelas.Kuda itu telah melihat syaitan disekitar kawasan ini."Kata dukun itu.Tuan hamid nampak pucat diwajahnya.Orang-orang lain yang mendengar ringkik kuda itu terus berlari mencari tempat yang lapang agar boleh melihat sesuatu.

   "Karim...dimana kau..."Teriak kimin ketakutan.Dia melihat kabus yang masih menyelimuti ditempat itu nampak menyeramkan.Tiada jawapan.Kimin melihat sekelilingnya,sambil berjalan dengan langkah perlahan dan hati-hati.Tangannya siap memegang parang.Setiap benda yang nampak dibungkus kabus pagi makin menyeramkan suasana.

   Tiba-tiba kimin melihat sesuatu yang mengejutkan.

   "Waaaaaa....disini...disini.."Teriak kimin dengan suaranya cemas.Dia nampak mayat misah yang telah busuk dan matanya terkeluar dari lubangnya.

   Mayat misah baru sahaja berhenti bergerak dari bersandar dipangkal pokok.Mulutnya terbuka dengan keadaan daging-daging dibahagian mukanya tanggal berjatuhan,sehingga menampakkan tulang tengkorak dimulutnya.Kemudian beberapa ekor tikus keluar dari tubuh mayat misah.Lapang hati kimin,kerana mayat misah bergerak disebabkan tikus-tikus yang keluar dari dalam daging mayat itu.

   Walau bagaimana pun ketakutan masih menguasai kimin.Tanpa menyedari disebalik pokok tempat dia berdiri tangan terjulur cuba memegang bahu kimin.Bila tangan menyentuh tubuh kimin,kimin menjerit.

   "Waaa...emak engkau janda...Eh janda.."Teriak kimin terkejut.

   Karim muncul didepannya dengan tertawa lebar,melihat temannya ketakutan.

   "Eh..apalah kau ni...Aku tadi yang kau lihat itu."Kata karim.

   "Bukan kau bodoh...tapi itu ha..."Kata kimin menunjuk ke mayat.

   "Ha..."Ternganga mulut karim yang melihat mayat yang menyeramkan itu.Kemudian keduanya berlalu dari tempat itu untuk memberitahu dukun.Keduanya kemudian berhenti sekejap kerana mendengar bunyi ringkik kuda.

   "Kuda itu meringkik lagi."Kata kimin perlahan.

   "Ya...dia melihat syaitan.."Kata karim sambil berjalan mencari tuan hamid dan dukun.Keduanya kemudian berteriak-teriak memanggil dukun itu atau tuannya.Tiada jawapan.Hal ini malah membuat keduanya jadi pucat.

   "Itu masnan....Hoii...."Teriak kimin.Dihujung sana masnan nampak bayangan diantara kabus pagi.Bayangan itu semakin dekat.Setelah dekat ternyata memang masnan.Hati keduanya menjadi lega.Masnan pun mengatakan tak menjumpai tuan dan dukun itu.

   "Aku hanya dengar ringkik kuda...ketika aku sampai ditempat kereta kuda itu,ianya sudah tak ada ditempatnya."Kata masnan sambil menunjukkan kehairanan.Karim dan kimin saling berpandangan tak mengerti.Kemudian ketiganya berjalan mencari kereta kuda itu.

   "Hoi...apa yang terjadi?"Soal tuan hamid tiba-tiba muncul dan menghampiri mereka bertiga diikuti dukun.

   "Tuan..kereta kuda itu telah lesap dari tempatnya."Kata masnan.

   "Ya..aku tahu..tapi bagaimana mayat misah?"Soal tuan hamid.

   "Mari tuan.."Ajak karim dan kimin.

   Kelima orang itu kemudian berlarian menuju ketempat yang ditunjukkan oleh karim dan kimin.Ketika mereka telah sampai ditempat yang ditunjukkan karim,tempat itu hanya ada sebatang pokok kering yang besar.Karim dan kimin tercengang saling berpandangan.

   "Dimana kau nampak mayat misah?"Soal dukun.

   "Ha...depan situ bawah pokok besar itu."Kata kimin.Dukun itu pun segera menyalakan api ditempat pembakaran kemenyan.Sementara dukun menyalakan arang dimangkuk kecil itu terdengar ringkik kuda lagi.Kemudian terdengar antara dengar dan tidak jeritan yang memilukan.

   Mereka yang ada disitu saling berpandangan kecuali si dukun yang sedang membakar kemenyan dan mengucapkan jampi-jampinya.Tuan hamid segera beredar dari tempat itu diikuti orang-orangnya.Dukun itu tinggal seorang diri mengucapkan jampi-jampinya,dan terus membakar kemenyan.

   Pada mulanya tuan hamid dan kuncu-kuncunya mencari suara ringkik kuda itu ditempat yang dekat dari tempat dukun itu berada,tetapi kesemua orang-orang itu terus mencari kedalam  dikawasan yang berkabus.Apa yang dicarinya tiada juga dijumpai.Setelah orang-orang itu makin kedalam berjalan,dari jauh mereka nampak sebuah rumah.

   Ternyata rumah itu adalah sebuah rumah buruk tempat kediaman nenek sihir itu.Dengan menghendap orang-orang itu mendekati rumah nenek sihir.Setelah dekat,kelima orang itu satu persatu masuk kedalam rumah itu.Mereka terus mendapati benda-benda ganjil berupa tengkorak manusia yang menakutkan.Darah dan daging mayat yang telah busuk.

   Maka bau hanyir pun segera terhidu didalam rumah itu.Tuan hamid dan orang-orangnya satu sama lain menutup hidung masing-masing.Segala apa yang terlihat didalam rumah itu adalah benda-benda yang mengerikan.Antara lain yang terlihat didalam kuali besar adalah potongan tubuh manusia,kepala dan tangan yang telah busuk.

   Akhirnya tuan hamid keluar dari rumah itu dengan keadaan cemas melihatkan benda-benda itu.Dia segera memerintahkan orang-orangnya untuk membakar rumah itu dengan segala harta bendanya.

   Wak dukun masih berada ditempat nya ketika sepasang mata memerhati nya dari jarak tak begitu jauh.Mata itu hanya nampak putih saja tanpa ada bulatan hitam seperti kebanyakan mata manusia biasa.Mata yang seram itu adalah dari sebentuk wajah yang buruk rupanya.Dialah nenek sihir itu.

   Ketika dukun itu selesai membakar kemenyan dan mengucapkan jampi-jampinya,dia segera melihat orang-orang tiada disekelilingnya.Dia pun terkejut dan hampir berteriak bila melihat nenek tua itu.Tuan hamid dan orang-orangnya itu telah hilang dari situ.

   "Apa kalian buat disini ha?"Nenek itu bertanya dengan suara yang serak.

   Matanya yang terbuka tanpa biji matanya itu nampak merah menakutkan.Kulit tuanya yang lisut itu menambah keseraman wajahnya.Dukun itu makin cemas dan tak dapat menjawab pertanyaan nenek tersebut.

   Bila nenek tersebut melihat asap kemenyan dan beberapa tangkal terletak dipangkal pokok yang kering itu.Nampak lah nenek itu makin menunjukkan wajah yang menakutkan.Dukun itu berdiri dan berundur ke belakang dengan tubuh yang menggigil tanpa dapat mengucapkan sesuatu apa pun.

   Nenek itu bergerak semakin dekat seakan hendak menumpahkan segala kemarahan terhadap dukun itu.Dia segera hendak menerkam tangannya ke arah leher dukun itu.Tetapi sesuatu kekuatan melemahkan niatnya.Tubuh nenek itu tiba-tiba berasap.

   "Waaaa...arg..."Suara nenek itu menahan kesakitan.Tubuhnya berpusing-pusing menahan kesakitan dan bagaikan orang mabuk.Tubuh nenek itu terhoyong hayang hendak roboh.Tak lama kemudian seluruh tubuhnya penuh asap.Akhirnya tubuh yang berasap itu makin menghimpit tubuh dagingnya dan lama kelamaan roboh lah nenek itu.

   Asap itu pun berkurangan dan hilang sama sekali,kini yang nampak didepan mata dukun itu hanya rangka manusia belaka.Dukun itu menyaksikan dengan mulut ternganga dan mulut bagai terkunci.Tak lama kemudian dia merasakan matanya berkunang-kunang.Dia terlena sekejap.

   Ketika dukun itu membuka matanya bulat dan menggosok matanya,kerangka didepan mata nya itu telah tiada.Dukun itu pun semakin hairan.Tak lama kemudian kelihatan tuan hamid dan orang-orangnya menghampiri.

   "Wak..apa yang terjadi?"Tanya tuan hamid ingin tahu.

   "Apa yang terjadi?..oh entahlah.Aku rasa seperti bermimpi bertemu seorang nenek.Nenek itu terbakar dan tubuhnya menjadi rangka manusia.Kemudian rangka itu pun tiada.Aku tak dapat menerangkan,apakah aku melihat kejadian sebenar atau itu hanya khayalku."Jawab dukun menjelaskan.

   "Mungkin wak terlampau letih."Kata tuan hamid.Mereka berlima segera berjalan meninggalkan tempat itu.Kereta kuda itu entah kemana perginya sejak kuda itu meringkik ketakutan.Masing-masing berjalan ditempat yang masih berkabus itu dengan perasaan cemas.

   "Lihat tuan itu dia kereta kuda..."Masnan menunjuk kereta kuda yang terbalik dan rodanya masih berpusing.Mereka berlima segera berlari kearah kereta itu.Ternyata kuda nya telah terlepas entah kemana.Idrus pun tak dijumpai.Masing-masing memerhati sekelilingnya.

   Kereta kuda yang terbalik itu sudah tidak dapat digunakan lagi kerana telah berkecai.Dengan perasaan yang berdebar-debar kelima orang itu masih mencari idrus disekitar tempat itu.Kabus pagi mula berkurangan.

   Dengan kejadian-kejadian yang telah lepas,satu sama lain kelima orang itu beranggapan idrus tentu mengalami sesuatu yang mengerikan.Apa yang difilkirkan orang-orang itu memang benar.Tiba-tiba kasim melihat tubuh idrus tersangkut dicabang pokok,dengan dada yang ditembusi cabang kayu kering yang runcing itu.Mereka semua yang melihat terpekik seram.

   "Apakah ini perbuatan manusia atau hantu?"Kata tuan hamid geram.

   Tidak seorang pun yang menyahut suara tuan hamid kerana mata masing-masing dilanda permandangan yang mengerikan itu.Kaki idrus tergantung.

   "Cepat turunkan dia."Perintah tuan hamid.Orang-orang tersebut baru sedar dan membantu menurunkan tubuh idrus yang telah menjadi mayat itu.

   Walau pun idrus telah menjadi mayat,tetapi kematian idrus baru saja berlaku.Darah segar masih terlihat mengerikan.Dari jauh nampak rumah dukun sihir itu telah dimakan api dan berapa lama musnahlah rumah itu menjadi abu.

   "Saya percaya mungkin rumah itu menjadi puncanya."Kata karim.

   "Ya seseorang mungkin menggunakan rumah itu untuk pemujaan."Kata kimin.

   Tiba-tiba wajah dukun tersebut menjadi cerah.

   "Tuan kalau begitu saya tidak bermimpi."Kata dukun mengejutkan.

   Orang-orang yang disitu segera melihat wajah dukun.Kemudian dukun itu menceritakan hal nenek itu yang hendak mencekik lehernya.

   "Dengan terbakarnya rumah itu,maka hancurlah tubuh nenek itu menjadi abu.Saya ingat nenek itulah dukun sihir yang selama ini menciptakan makhluk jadian."Kata dukun menjelaskan.

   "Kalau begitu kita telah memusnahkan kekuatan sihirnya dengan membakar rumah itu."Kata tuan hamid.Mereka yang hadir ditempat kemalangan ini segera membenarkan perkara itu.

   Tuan hamid dan orang-orangnya segera membawa mayat idrus untuk dikebumikan secara diam-diam tanpa membuat heboh.Ditempat itu juga mayat idrus dikebumikan.Tuan hamid berharap supaya merahsiakan tentang kematian idrus itu.

   Setelah kejadian itu,orang-orang tuan hamid kembali kerumah masing-masing,dengan perasaan ngeri.Tubuh idrus tergantung dicabang pokok kering dengan dada yang tertembus oleh kayu.Masing-masing saling mengenang peristiwa yang mengerikan itu.Suatu peristiwa kedua yang dalam beberapa hari ini.Alangkah ramainya yang menjadi mangsa fikir mereka.

   Bagi orang-orang yang melihat kemalangan idrus,terbawa pula rasa seram ini bila hari sudah menjelang malam.Orang yang paling dibebani rasa seram ini adalah kimin.Apa lagi bila dikenangnya dimalam itu dirinya bersama karim pernah melihat seorang gadis yang bermata biru bersinar menakutkan.

   Kimin menempati rumah bujang seorang diri dan biasanya dia tidur berkawan dengan seorang kawannya.Tapi malam itu kawannya itu kene berjaga dirumah tuan hamid.Malam ini tinggallah kimin seorang diri dirumah.Saat seperti ini kimin masih duduk dikerusi rehat sambil menghisap rokoknya.Disebalah kanannya terletak meja kecil yang diatasnya telah tersedia kopi o pekat.

   Malam berlalu dengan kesunyian saja.Makin sunyi makin mencengkam perasaan kimin.Bayangan kematian idrus tiba-tiba berada dalam ingatannya.Kemudian gadis yang pernah ditemui dimalam itu dengan matanya biru menakutkan serta mulut yang ganas,ikut menambahan rasa takut didalam hatinya.

   "Kalau benar hantu-hantu itu dari kekuatan sihir,bukankah kita semua sudah membakar rumah ditengah hutan itu?Dukun itu pula menceritakan kemusnahan nenek tua itu.Ha...apa  yang ditakutkan."Kata hati kimin seorang diri mencuba menenteramkan hatinya.

   Dia kemudian meneguk kopinya dan menikmatinya.Selepas itu kembali merebahkan diri dikerusi panjang sambil menghisap rokok cengkihnya.Rokok cengkih yang sekali hisap asapnya tebal membumbung membentuk kepulan asap diudara.Kimin memerhati kepulan-kepulan asap itu,seakan menikmati sedapnya ia dengan rokok cengkih yang menghanyutkan itu.

   Kimin berbuat demikian,sebenarnya hanya untuk menghalau perasaan takutnya disaat seperti ini.Tetapi walau dia berusaha menghalau beban takutnya itu,telinganya makin peka mendengarkan sesuatu suara yang halus disamping suara binatang kecil-kecil seperti cengkerik,belalang dan sebagainya.

   "Sreeeekkk..."

   "Ha..."Suara kimin secara tak sedar berbunyi ketika dia mendengar srek.. tadi.Suara itu seakan suara benda berat menyentuh tanah berpasir.Kimin menegakkan punggungnya yang bersandar disandaran kerusi panjang itu.Dia cuba mendengar lagi suara itu.

   Lama tiada terdengar dan malam pun makin sunyi.

   "Kreekk...."Suara ensel daun pintu.Cepat kimin mengarahkan pandangan matanya ke arah suara itu.Ternyata daun pintu tingkap telah terbuka sedikit.Kemudian langsir tingkap itu bergerak-gerak ditiup angin.

   "Angin kah ini..."Kata hati kimin.

   Antara iya dan tidak,kimin berniat hendak menutup daun pintu itu.Tetapi bila dia berpikir bahawa di luar terdengar bunyi angin kencang sedikit,dia pun mula bangkit dari kerusinya dengan padangan matanya mengarah ketingkap itu,untuk menutupnya dan mengunci dari dalam.

   "Apa yang ada dikegelapan malam disebalik daun tingkap itu?"Kata hati kimin menduga sesuatu.Kimin berada disamping tingkap.Tingkap itu dilengkapi dengan jejari besi yang kuat.Tubuh manusia atau binatang sebesar kucing tidak dapat masuk melalui celah-celah jejari besi itu.Maka hati kimin pun memutuskan untuk menjulurkan tangannya keluar hendak menarik pemegang daun tingkap itu.

   Tangan itu pun menjulur.Tetapi bukan tangan kimin.Ianya tangan lain dari luar dan dengan cepat menerkam baju kimin.Kimin amat terkejut.Kimin pun berusaha dengan kedua belah tangannya cuba melepaskan tangan yang mencekap bajunya itu.Kemudian tangan lain pula menjulur mencakar-cakar lengannya.

   Bagai suara binatang yang ganas,lembaga diluar itu cuba mengoyak dan menarik tubuh kimin agar rapat ke tingkap.Kimin meronta sekuat tenaganya.Dalam keadaan yang cemas itu dia ternampak parang didinding dekat tingkap itu.Dia berusaha mencapai dengan sebelah tangannya.

   Sesekali kimin melihat kearah lembaga diluar itu dan cahaya didalam rumah menerangi sedikit bentuknya.Dia seorang tua berwajah perempuan buruk dengan mata tanpa biji,nampak putih menakutkan.Bibirnya yang berkerut itu melambangkan kemarahan dan dendam.

   Kulit lisut dari nenek tua itu sesungguhnya tak sesuai dengan kekuatan yang melebihi kekuatan seorang lelaki perkasa.Suaranya yang besar serak itu sungguh menakutkan.Antara mati dan hidup kimin meronta dan sebelah tangannya mencapai parang didinding.Namun goncangan tarik menarik itu membuat kimin sering gagal mencapai hulu parang itu.

   Menghindar dari cakaran dan cengkaman tangan nenek itu tak ubah seperti menghindar dari cakaran binatang buas.Kimin mengharapkan bajunya terkoyak dan terlepas dari maut itu,tetapi bajunya tebal,sungguh menyesal.

   "Crakk..crakk.."Parang kimin segera bergerak memotong pergelangan orang tua berkulit lisut itu.Sebelah tangannya yang mencengkam baju kimin itu hampir putus.Kimin  kemudian mengeratnya.Dan putuslah tangan itu dari anggota tubuh nenek itu.

   "Aaaa...."Jerit nenek itu.

   Kimin kemudian terlepas dari maut.Kemudian dia menjauhkan diri dari tingkap.Tetapi potongan tangan yang masih mencengkam baju kimin diarah dada itu masih bergerak seakan masih hendak mengoyak dada kimin.Kimin meletakkan parangnya dan menarik tangan itu.Jari-jari tangan yang telah terpotong itu bergerak-gerak bagai kaki-kaki ketam setelah terlepas dari bajunya.

    Kimin segera membantingkannya dilantai simen,kemudian dipijaknya dengan hentakan kuat dan menggigillah tangan itu.Seperti tangan seorang yang telah tersepit pintu.

   Kimin masih mendengar teriakan kesakitan nenek itu yang kemudian menjauh dan tak terdengar lagi suaranya.Suasana kembali sunyi.Sambil melihat tangan yang tergolek dilantai itu nafas kimin kembali lega.

   Potongan tangan tua itu sudah tidak bergerak lagi.Kimin belum berpuas hati,diambilnya kayu yang selalu dibawanya ke tempat jaga itu,dan memukul tangan itu dengan kuat.Sekali lagi tangan itu menggigil kesakitan.Kimin pun terkejut hairan.Dipukulnya lagi tangan itu kemudian tidak bergerak.

   Dengan memberanikan diri dipegangnya tangan itu dan diperhatikan.Tangan itu berdaging dan berdarah seperti tangan biasa,tetapi mengerikan.Kimin segera membuang tangan itu melalui tingkap tadi.Setelah lama kimin berdiri ditepi tingkap dia mencuba menarik daun tingkap itu.Ternyata tiada sesuatu yang bergerak diluar.Tingkap itu ditutup dan dikunci dari dalam.

(Bersambung...)

Sumber : Naskah Dari Mastris

No comments:

Post a Comment