Sunday, 2 October 2016

Dukun Iblis

Bahagian 6 : Bukit Hantu

   Pagi itu dirumah seorang dukun.

   Dukun peribadi pilihan tuan hamid ini sedang melayan seorang tamunya.Tamu nya seorang gadis yang sering dilanda ketakutan bila tidur malam.Maka wak dukun membuat jampi-jampinya yang kemudian diberikan kepada tamunya itu.

   "Bagaimana menggunakan tangkal ini wak?"Tanya tamunya.Wak dukun menatap wajah tamunya.Dalam hati wak dukun,alangkah cantiknya gadis ini.Matanya indah,bibirnya canti,pipinya berisi.

   "Eh wak...macam mana ni?"Tanya tamunya.

   "Eh em..tangkal ini harus ditanam dihalaman rumah.Gerenti jin,syaitan atau hantu tiada berani masuk dalam rumah atau menganggu dalam tidurmu."Kata wak dukun tersipu-sipu kerana teguran tamunya itu.Tamunya tersenyum kerana tahu menggunakan tangkal itu dengan mudah.

   "Nanti wak datang kerumahmu menangkap hantu atau syaitan itu."

   "Eh..wak tak takut ke?"Tamunya ingin memastikan.

   "Wak ni dukun pilihan khas tuan hamid.Kebolehan wak adalah dengan berdepan dengan segala macam hantu,syaitan atau jenis gangguan lainnya.Mereka itu lari bila nampak wak datang."Kata dukun kepada tamunya.

   Setelah menerima penjelasan,gadis itu memberikan sejumlah wang kepada wak dukun.Wak dukun menolaknya dengan lembut dan menyakinkan kepada tamunya bahawa ilmunya tidak boleh dibeli dengan wang.

   "Tak payah pengeras.Pakai lah wang itu untuk keperluanmu.Wak ni tak memerlukan wang.Untuk pengetahuan saya,siapakah nama cik adik ni?"Usik wak dukun yang berumur tiga puluh tahun itu.

   "Naomi..."Jawab gadis itu dengan tersenyum malu.

   "Baiklah naomi...itulah sekadar penjelasan wak.Tapi jangan lupa...masih dua kali lagi awak harus kemari,sebab tangkal itu mesti tigak kali ditanam."Wak dukun mengingatkan.Naomi mengangguk dengan penuh kepercayaan dan kebolehan dukun itu.Naomi segera memohon diri dan wak dukun pun bangkit menghantar naomi sampai di pintu.Dari tempatnya berdiri,wak dukun masih memerhati tamunya yang masih berjalan ke arah sana.

   "Wak..."Terdengar suara serak dan besar.

   Wak dukun terkejut dan menoleh kearah suara yang datang itu.Ternyata tetamu yang lain sedang menunggu disitu.Bila dilihatnya tetamu nya itu perempuan yang setengah umur,wajah wak dukun yang tadi nya berseri-seri mula berubah.

   "Ada hajat ke?"Tegur wak dukun berpura-pura muka manis,pada hal nya dia masih ingin melihat lenggang naomi yang lembut bagai layang-layang yang putus benang itu.Tamunya segera mengangguk.

   "Jemput masuk..."Kata wak dukun yang kemudiannya duduk dilantai bersila menghadap berbagai macam alat-alat untuk menjampi.Tamunya yang setengah umur itu duduk didepannya.

   "Begini wak...saya ni kalau malam,rasa-rasa takut didalam tidur.Macam mana wak,ada tak gangguan dari sesuatu yang mengusik saya sewaktu saya tidur?"Kata tamu perempuan setengah umur itu.

   "Awak pun kene serang rasa takut bila tidur?"Kata wak dukun.

   Tamunya segera mengangguk perlahan.

   "Amboi.."Kata hati wak dukun.

   "Baiklah.Tanam tangkal ini di halaman rumah,semoga hantu syaitan tidak berani datang menganggu tidur awak."Kata wak dukun sambil memberi tangkal itu kepada tamunya.

   "Apakah gerenti hantu itu tak datang lagi wak?"Tamunya ingin tahu.

   "Itu terpulang pada pengerasnya.Kalau pengeras itu sedikit,mungkin hantu itu masih mengintai-ngintai.Tetapi bila pengeras itu banyak,gerenti hantu itu tak datang lagi."Kata dukun sambil melihat beg wang tamunya yang sedang dibuka.

   Tamunya memberikan sejumlah wang yang kemudian diterima oleh wak dukun dengan wajah yang berseri-seri."Lima puluh ringgit..mana nak dapat semurah  ini."Kata wak dukun didalam hati.Sebelum tamunya mengundurkan diri,terdengar suara merdu mengucapkan salam.Wak dukun membalasnya.

   "Jemput masuk...."Kata wak dukun.Seorang gadis belasan tahun yang sama umur dengan naomi memasuki ruang tamu wak dukun.Dia segera duduk disamping perempuan setengah umur itu.

   "Sudah mak?"Tanya gadis itu kepada perempuan setengah umur.

   Emak gadis tersebut segera mengangguk.

   "Err...ini siapa?"Tanya wak dukun dengan wajah yang kagum.

   "Ini anita..anak saya."Jawab perempuan setengah umur itu.

   "Eh tadi yang saya bagi awak tangkal tanam ke tangkal gantung?"

   "Kata wak tangkal ni mesti ditanam."Jawab emak anita.

   "Maaf..kalau tangkal tanam..saya tak boleh menerima pemberian dari awak,lebih-lebih pengeras..saya ingatkan tangkal gantung,jadi saya terima pengeras dari awak.Nah terima lah pengeras ini kembali."Kata dukun sambil memberikan wang lima puluh ringgit itu ketangan emak anita.

   Emak anita menerima wang lima puluh ringgit itu kembali dan dimasukkan didalam beg tangannya.Sementara itu wak dukun tak habis-habisnya memerhati wajah anita yang tak kalah cantiknya dengan naomi tadi.

   "Jadi tangkal ini tak payah pengeras?"Tanya emak anita lagi.

   "Tak payah..dan lagi kalau ada apa-apa datang lah kemari."Kata wak dukun.

   "Terima kasih wak."Kata emak anita memohon diri.Anita pun melempar sedikit senyuman kepada wak dukun yang diterimanya dengan wajah yang berseri.Kedua tamu wak dukun kemudian berjalan dihalaman wak itu terus hilang.Wak dukun memerhati dengan gelengan kepala dan bibir tersenyum.

   "Melepas lima puluh ringgit."Kata hatinya.

    Tidak lama kemudian,karim yang diiringi oleh ketiga orang pembantunya datang pula kerumah wak dukun.Wak dukun menyambutnya dengan berdiri dipintu rumah.Wak dukun pun mempelawa mereka masuk dan duduk.

   "Ada apa ni karim.Pagi-pagi buta dah kemari?"

   "Kene pergi lagi kebukit berkabus tu wak."Kata karim.

   "Demikian lah kehendak tuan kita."Kata karim.Kemudian dia menambah tuan hamid menyuruh mencari mayat orang-orang yang kita bunuh itu.Jadi kene lah cari mayat si misah dan marni itu.Kemudian kita kubur dengan cara yang wajar,agar mereka tidak menganggu kita."

   "Eh..apa yang sebenarnya terjadi?"Wak dukun ingin tahu.

   "Kita pun kene cari kimin yang hilang itu.Semalam kimin datang kerumah tuan hamid dan tubuh kimin nampak seperti baru bangkit dari kubur."Bisik karim lagi.Wak dukun membulatkan matanya,rasa enggan untuk ikut pergi telah timbul didalam hatinya.

   "Kau berempat saja lah yang pergi,hari ini aku ada hal lah."

   "Tak boleh wak.Wak mesti pergi juga,pasal...wak lah orang yang kita harapkan untuk mengusir dan menjauh kan hantu itu."Kata karim.Dengan rasa berat dan membayang kejadian seram ditempat itu,wak dukun pun ikut serta kebukit berkabus itu.

   Kawasan tanah bukit itu memang selalunya berkabus tebal dan menakutkan ketika pagi seperti ini.Apa lagi ditempat ini marni dan misah mati dibunuh,kemudian arif mendapat kemalangan dan juga idrus meninggal dikawasan ini,semuanya bagi orang-orang yang datang ditempat ini lagi,adalah dihantui perasaan takut.

   Namun dengan adanya wak dukun ikut serta dalam rombongan mencari mayat-mayat itu,maka kurang lah perasaan takut dihati mereka.Mereka berlima telah pun sampai di sebuah rumah buruk tempat berjudi itu.Mula dari tempat inilah mereka kemudian berpecah untuk mencari mayat itu.

   Seorang demi seorang memeriksa tempat itu dengan perasaan seram yang menguasai dirinya.Di hati masing-masing harap,jangan lah bertemu dengan mayat-mayat itu,tetapi biarlah mereka yang menemukannya.Bayangan bertemu mayat kemudian mayat itu bergerak dan menerkam,tersembul difikiran masing-masing.

   Wak dukun pun berfikir demikian.Dia berjalan meneliti dengan perasaan syak kepada tiap-tiap benda dikawasan berkabus itu.Pagi ini malah kabusnya begitu tebal dan menakutkan.Seakan didalam kabus itu tersembunyi keganjilan yang menyeramkan.

   Matahari pagi cukup untuk menerangi tempat itu.Benda-benda yang terbungkus oleh kabus pagi bagai bayang-bayang yang memutih pucat menambahkan perasaan seseorang yang sedang mengadakan pencarian mayat itu semakin gerun.Sedikit saja suara yang terdengar dikawasan itu,telah menimbulkan debar dijantung mereka.

   "Eh..apa yang bergerak dihujung sana itu?"Wak dukun bertanya didalam hatinya sendiri.Dia melihat seseorang berjubah hitam dan bertudung hitam.Setahu wak dukun,karim,masnan juga sabri dan seorang lagi tidak ada mengenakan jubah hitam serta tudung.Melihat cara jalannya dia adalah seorang perempuan.

   Orang itu makin dekat dan terus berjalan dijalan kecil yang membentang dikawasan itu.Setelah melewati tempat wak dukun sndiri,orang yang bertudung hitam itu terus pergi tanpa menegur wak dukun yang berdiri didekatnya.

   Wak dukun pun berfikiran yang orang bertudung itu tentulah manusia.Agaknya dia dari kebunnya.

   Wak dukun berjalan kembali menjauhi sebatang jalan kecil itu.Sementara dia berjalan dia masih teringat orang  yang bertudung itu.Tak disedarinya sebelah kaki wak dukun tersentuh benda,sehingga kaki wak dukun terhalang oleh benda itu.Wak dukun melihat benda yang menghalang kakinya itu.

   Benda yang menghalang kakinya itu adalah kain.Dan kain itu adalah pakaian seseorang dibahagian kakinya.Sedangkan tubuh yang sebahagian terselindung oleh semak.

   Ketika wak dukun mencuba menguak-nguak semak dibahagian kain yang nampak sedikit itu,maka nampak lah kaki perempuan.Debar jantung wak dukun makin kencang dirasakan.Dia melihat kiri dan kanan.Tak sesiapa pun berada disitu,kecuali kabus pagi yang menambah seramnya suasana itu.

   Andaikan mayat itu bergerak dan menerkamnya.Oh keluh wak dukun yang mencuba menguasai ketakutannya ditempat itu.Tetapi setelah lama wak dukun dilanda ketakutan ditempat itu,mayat yang dijumpainya tidak ada tanda-tanda bergerak.Wak dukun mula merasa lega sedikit.Namun dalam keadaan seperti ini dia mengharapkan seseorang ada disampingnya,entah karim atau sabri.

   "Sial punya orang...kemana mereka pergi ha."Kata wak dukun seorang diri.Kesunyian ditempat itu makin membuat wak dukun ngeri berdepan dengan mayat seperti itu.Dia mengucapkan jampi-jampinya untuk menenangkan dirinya.Tetapi jampi-jampi itu telah membuatkan kaki itu bergerak diikuti padangan mata wak dukun.Benar kaki itu bergerak kemudian macam digerakkan ke arah kepala.

   Bagai orang yang hendak bangkit dari tidur,demikian lah gerak kaki itu yang diikuti gerak kakinya yang sebelah lagi.Mata wak dukun yang menatap permandangan tubuh mayat yang bergerak ini membuat jampi -jampi yang diucapkan entah apa jadinya.Dia seharusnya mengucapkan dua kalimah syahadah tetapi dia mengucapkan "bil..billa kau da..atang."

   Wak dukun masih berdiri dari tempatnya dan melihatkan mayat itu didepannya itu tersembul dari semak dan cuba berdiri didepannya.Mayat itu seorang perempuan yang cukup cantik,malah dia kelihatan seperti bukan mayat.Rambutnya panjang sampai keparas bahunya.

    Wak dukun sedikit pun tak dapat berteriak bila melihat bibir mayat perempuan itu bergerak-gerak,mungkin hendak mengeluarkan gigi taringnya.Oh keluh wak dukun dengan ketakutan yang menjadi-jadi.Apa lagi pandangan mata mayat perempuan itu menunjukkan kemarahan yang amat sangat.

   Dalam keadaan yang mencemaskan itu,tiba-tiba wak dukun teringat cerita masnan."Gadis itu menggigit tanganku hingga putus.Tapi itu nasib baik aku masih hidup.Tetapi arif..lehernya telah digigit hingga putus."Kini mayat gadis yang buat itu didepannya,siap untuk menerkam dan menggigit,fikir wak dukun di dalam hati.

   Kini wak dukun telah berdepan dengan manusia ganas ini,tak dapat lagi dia hendak mengucapkan jampi-jampinya atau lari menyelamatkan diri.Dia bagaikan patung bernyawa berdiri benar-benar didepan mayat hidup itu.Mayat gadis yang hidup itu kemudian menggerak kan tangan-tangannya.

   Secara bertubi-tubi mencakar wak dukun dengan kemarahan yang sangat.

   "Manusia bedebah......kau rosakkan kehormatanku.Kau bawa aku ketempat ini hanya untuk kepentingan nafsumu.Nafsu syaitan.Manusia celaka."Kata gadis yang berdiri didepan wak dukun.Gadis itu kemudian pun menangis dan pergi meninggalkan tempat itu,dengan rintih pilunya.

   Wak dukun merasakan pedih dimukanya.Setelah gadis yang disangkanya mayat itu pergi,wak dukun baru sedar bahawa kejadian yang berlaku didepannya itu bukannya mayat hidup.Dia adalah dara sunti yang menjadi korban nafsu lelaki.Dia diculik dan diperkosa ditempat ini.

   Bekas cakaran dimuka wak dukun ini membuat kesan calar-calar dan wak dukun merasakan pedih sedikit.Tapi wak dukun tak kisah sangat yang dirinya kene cakar itu.Kini dia boleh bernafas lagi,kerana kejadian tadi sesungguhnya bukan maut yang hendak mencabut nyawanya.

   "Orang lain yang buat,aku pulak yang kene cakar."Kata wak dukun.Namun dia merasakan kelegaan didalam hatinya kerana terlepas dari ketakutan yang menghimpitnya.Dia pun berjalan lagi sehingga bertemu salah seorang pengikut karim.

   "Ada kau jumpa sesuatu?"Tegur wak dukun pada orang itu yang tidak lain dari sabri.Sabri tidak menjawab.Wajahnya nampak berubah sehingga membuat wak dukun syak sesuatu.Ingatanya yang pernah melihat keganjilan dirumah kimin membuat dia belum tahu menceritakan apa yang dilihatnya tadi.

   "Sebenarnya saya ta..takut wak."Kata sabri.

   "Kalau kau takut buat apa kemari.Kan ada saya.Apa yang ditakutkan?"Kata wak dukun temberang.Sebenarnya dia ingin tahu lebih cepat apa yang telah dilihat sabri,sehingga wajah sabri nampak lain macam.

   "Lebih baik kita kumpulkan orang-orang dulu baru kita ketempat itu."Usul sabri yang membuat wak dukun mula syak sesuatu yang mengerikan untuk dilihat.Sebagai seorang dukun khas yang menjadi pilihan tuan hamid yang sudah punya nama,malu lah wak dukun bila mengumpulkan orang-orang untuk menyelesaikan sesuatu perkara.

   "Ah..tak payah menunggu orang-orang itu.Bawa aku ketempat itu,apa yang ada disana boleh kita saksikan bersama.Jangan takut..aku dukun pilihan tuan hamid."Kata wak dukun kepada sabri,sehingga sabri naik berani.Sabri pun berjalan diikuti wak dukun dari belakang.

   Didepan mulut sebuah gua,sabri berhenti dan menunjuk kearah pintu gua itu.Wak dukun mengikuti sabri memasuki lubang gua tidak begitu dalam.Dibahagian lubang gua yang terakhir,situlah nampak mayat misah tergolek.Dengan perasaan ngeri,wak dukun dan sabri memerhati keadaan mayat misah.Masing-masing berfikir,boleh saja mayat itu bangkit dan menyerang.

   Keduanya berdiri agak jauh dari mayat misah tergolek.

   "Macam mana wak?"Tanya sabri pelan sambil memerhati mayat misah.Misah yang dikhabarkan mati dibunuh oleh masnan dan arif atas suruhan tuan hamid setelah dinodai,kini mayat itu nampaknya bagai tidur saja.Ini yang membuat sabri dan wak dukun merasa ragu-ragu.

   "Mari kita keluarkan mayat ini dari gua."Bisik sabri.Wak dukun masih ingin memastikan yang mayat itu benar-benar mayat dan tidak mungkin bangkit,maka wak dukun mengucapkan jampi-jampinya diperhatikan oleh sabri,Setalah mengucapkan jampi-jampi,wak dukun menyemburkan serbuk didalam mulutnya kekiri dan kekanan.Kemudian ditiup sana ditiup sini.

   Dengan gerakan kepalanya,maka wak dukun telah bersetuju mengeluarkan mayat misah dari dalam gua.Wak dukun memilih dibahagian kaki,sedangkan sabri memilih memegang dibahagian kepala.Andainya mayat itu bergerak dan mulutnya terbuka dan menggigit,tentulah orang yang kene gigit adalah sabri.Maka aku masih sempat untuk lari.Demikian fikir wak dukun sambil mula mengangkat mayat misah.

   Setapak demi setapak mereka berdua mengangkat mayat misah keluar dari gua.Setelah berada diluar gua,mayat misah diletakkan semula diatas tanah.Keduanya kemudian melihat kekiri dan kekanan dan mengharapkan orang-orang lainya berada disekitar situ,namun keduanya tidak nampak ketiga orang teman mereka.

   "Disini saja kita kebumikan mayat misah ini."Kata wak dukun pada sabri sambil matanya tidak lepas menatap wajah misah yang cantik tapi mengerikan itu.Siapa tahu mata misah tiba-tiba terbuka dan tersenyum menakutkan.Kata hati wak dukun dan juga sabri.

   Sabri yang telah membawa perkakas cangkul dari rumah segera mula mencangkul tanah untuk membuat lubang kubur.Sementara itu wak dukun tetap gelisah kerana ditempat yang sepi ini hanya mereka berdua sahaja.Dia dan sabri.Apa lagi kabus yang berada dikawasan itu bagai bayangan yang menakutkan,hatinya terus dilanda kecemasan.

   Secara bergantian wak dukun dan sabri menggali lubang kubur,akhirnya siaplah kerja itu dan tinggal memasukkan mayat misah kedalamnya.Dalam keadaan yang darurat ini,mayat misah hanya didahului oleh doa wak dukun.Setelah demikian mayat misah pun dikebumikan dengan keadaan yang serba sederhana oleh kedua orang itu.

   "Kita telah mengebumikan mayat si misah.Mudah-mudahan rohnya tidak menganggu kita."Kata sabri yang diikuti anggukan kepala wak dukun.Kemudian wak dukun dan sabri melihat kawasan keadaan sekitarnya.Sunyi saja.Ketiga orang termasuk karim entah dimana mereka berada.Kabus yang berada disitu menghalang pandangan mereka berdua untuk melihat dalam keadaan yang jauh.

   "Tiba-tiba tanah timbunan yang menutupi kubur misah berhamburan keluar dan kayu nisan bertanda itu tercampak dan terpelanting.Wak dukun dan sabri berdiri kaku ditempatnya bagai patung yang bernyawa.Tiada sesuatu suara keluar dari mulut mereka kerana terkejut dan hairan yang amat sangat.

   kemudian tanah timbunan itu bagai digali lagi dan mayat misah tiba-tiba keluar dari lubang kubur kemudian bergerak terbang dan hilang dikabus pagi.Tidak lama kemudian tanah yang berlubang itu tertutup kembali seperti semula bagai ditimbus kembali sehingga rata.

   Wak dukun dan sabri sungguh tidak mengerti.Kemudian kedua-duanya merasakan bisikan lembut ditelinganya.Sudah tentu perkara itu membuatnya terkejut dan semakin takut.

   "Hai kalian...aku datang menyempurnakan mayat misah yang kalian kebumikan.Kerana kalian dengan ikhlas menguburkan mayat misah,maka kalian dapat menyaksikan perkara itu."Kata bisikan halus itu yang hampir-hampir tiada terdengar.

   "Tempat ini tiada sesuai untuk mayat misah,maka aku pindahkan ketempat lain yang lebih suci.Jangan lah hal ini kalian berdua ceritakan kepada orang lain.Kerana ini akan membutakan mata hatimu untuk melihat dan mendengar suaraku."Kata suara itu ditelinga wak dukun dan sabri.

   Kerana suara bisikan ini,wak dukun dan sabri makin menggigil ketakutan dan apa pun gerakan tangan atau anggota tubuh mereka berdua tidak menjadi kerana dilanda ketakutan ini.Setelah sekian lama keduanya dalam keadaan yang demikian dan kembali sunyi tiada lagi terdengar suara bisikan,wak dukun dan sabri mula dapat menguasai diri masing-masing.

   "Sabri..apakah kau melihat yang tanah kubur itu terhambur keluar dan mayat misah terbang kemudian hilang dihujung sana?"Tanya wak dukun dengan kehairanan.

   "Ya wak...saya melihat dan bukan mimpi."Jawab sabri.

   "Kemudian kau mendengar suara bisikan lembut itu?"Tanya wak dukun.

   "Ya..ya suara itu hampir tiada terdengar kerana lembutnya."Jawab sabri sambil kepalanya mengangguk berkali-kali membenarkan kejadian yang luar biasa itu,sambil menunjukkan rasa takutnya.

   "Kita telah mengalami kejadian ini yang tidak mungkin terjadi pada orang lain,atau karim dan orang-orang lainnya.Kita patut merahsiakan perkara ini kepada sesiapa pun."Kata wak dukun dengan mencuba berkata setenang mungkin,tapi sesungguhnya wak dukun dilanda ketakutan yang hebat.

   "Suara siapakah yang membisik itu wak?Dan sungguh hairan kubur itu terbongkar kemudian mayatnya terkeluar dalam keadaan terbujur bagai diangkat sesuatu kemudian terbang hilang."Kata sabri ingin tahu.Kali ini wak dukun benar-benar tidak mahu menjawap apa yang sebenarnya tidak diketahuinya,kerana ketakutan.

   "Wahai kalian berdua...dengar.Aku adalah gadis jin yang berusaha melakukan tujuh kebaikan didunia,kerana aku pernah membuat tujuh keburukan didunia.Namaku fairuz fadzilah.Suara bisikan yang kalian dengar adalah didalam hati.Bila awak boleh melakukan tujuh kebaikan didunia,maka awak akan mendengar suara bisikan di telingamu."Kata bisikan jin fairuz fadzilah.

   "Dan bila awak masih bertahan melakukan tujuh kebaikan lagi,maka awak akan mendapat kekuatan yang orang lain tak mampu mengerjakannya,iaitu melihat diriku dengan mata hatimu.Dan bila kalian berpuasa empat puluh hari dan dalam keadaan yang berair sembahyang,maka awak dapat lah melihat diriku dengan mata kasar awak."Demikian kata suara itu yang kemudian hilang.

   Setelah suara bisikan itu tiada terdengar lagi,keduanya saling berpandangan seakan ingin menanyakan sesuatu pendapat.Suasana dikawasan sekitar itu memang mencemaskan dan sesiapa pun menemui kejadian yang seperti ini tentu akan menggigil.Demikian juga wak dukun dan sabri.

   "Wak..sa..saya mendengar suara itu lagi."Kata sabri dengan perlahan.

   "Sebaik nya kita keluar dari tempat yang menakutkan ini,sebelum kejadian lain yang membolehkan kita mati terkejut ditempat ini."Ajak wak dukun serta merta kepada sabri.Keduanya kemudian dengan perasaan yang masih dihantui oleh kejadian yang mengerikan,terus beredar dari tempat itu.

   Mula-mula keduanya berjalan cepat,tapi akhirnya keduanya berlari meninggal kan kawasan bukit yang berkabus itu.Tanpa menghiraukan ketiga orang lainnya,wak dukun dan sabri terus berusaha menyelamatkan diri dari melihat dan mendengar suara bisikan itu lagi.Keduanya terus berlari hingga kaki mereka telah sampai di jalan kecil yang menghubungkan jalan kampung.

   Sampai ditempat ini,baru lah keduanya merasakan kelegaan dan boleh bernafas dengan tenang.Kemudian wak dukun dan sabri bertembung dengan seorang yang membawa perkakas cangkul dan perkakas lainnya untuk pergi ke kebun.

   "Eh..wak dukun dan sabri.Dari mana ni nampak berpeluh dan mengah."

   "Ala..saja berlari pagi hari untuk sihatkan badan."Jawab wak dukun menutupi rasa takutnya.

   "Ooo..kononnya wak dukun ni bersenamlah."Kata orang itu.

   "Mestilah."Kata wak dukun yang kemudian berlari lagi yang diikuti sabri di belakangnya.Matahari bersinar terang menyinari alam sekitarnya.

   Karim dan masnan serta seorang lagi yang bernama jali masih berada dikawasan bukit yang berkabus.Masnan beserta karim dan jali menuju ketempat mula-mula masnan membunuh misah.Tetapi ditempat itu tiada dijumpai mayat misah.Kemudian karim pun mengajak masnan dan jali menuju ke tepi gaung.Ditepi gaung ini lah karim dan kimin menghumban marni ke bawah.

   Seharusnya tubuh marni tergolek dibawah sana.Namun ditempat seharusnya mayat marni tergolek itu,tidak dijumpai apa-apa.Sungguh aneh.Fikir karim dan masnan,kimin pun tak dijumpai.

   "Bukit ini memang lebih tepat dinamakan bukit hantu."Kata karim.

   "Ya..seharusnya aku pun menjumpai mayat misah ditempat aku membunuhnya tetapi tiada kesan apa-apa ditempat itu.Kehilangan kimin pun sampai sekarang tiada lagi kita jumpa baik mayatnya pun."Kata masnan.

   "Sejak kita berpecah tadi kemudian kita bertemu kembali,hanya kita bertiga saja.Mana wak dukun dan sabri?"Kata jali mengingatkan teman mereka.Karim dan masnan baru teringat kedua orang itu.Maka berubahlah wajah mereka bertiga.Sudah tentu mereka bertiga memikirkan kemungkinan sesuatu terjadi terhadap wak dukun dan sabri.

   Dugaan ketiga orang itu dikuatkan dengan kehilangan kimin yang sampai sekarang tidak ditemui itu.Lagi pula kawasan idrus kemalang dibukit ini pula.Idrus dijumpai tergantung dicabang pokok dalam keadaan yang mengerikan.Hal ini lah yang membuat ketiga orang itu menduga kemalangan yang sama terhadap wak dukun dan sabri.

   "Kita sekarang mencari mayat-mayat itu,tetapi...kita pun kehilangan wak dukun dan sabri.Lama sudah kita berada ditempat ini.Ha..mana wak dukun dan sabri?"Kata jali yang mula syak bahawa wak dukun dan sabri telah hilang dibawa hantu.

   "Hilang atau tidak wak dukun dan sabri,biarlah kita tengok dirumahnya dahulu.Mungkin mereka telah balik kerumah setelah lama mencari kita tiada jumpa."Kata karim.

   "Boleh jadi juga."Tambah masnan.

   "Habis..sekarang macam mana?"Soal jali.

   "Kita tak mau ada gangguan lagi,jadi kita carilah mayat-mayat itu hingga jumpa,sementara itu kita cari juga kedua orang itu."Kata karim.Masnan dan jali bersetuju dengan rancangan karim itu.

   Mereka bertiga terus beredar dari tempat itu untuk melanjutkan usaha mencari mayat-mayat itu dan mencari wak dukun serta sabri.Setelah sekian lama berada dibukit kabus ini tanpa sebarang hasil menemukan yang dicari,akhirnya mereka bertiga bersepakat meinggalkan bukit berkabus itu.

   "Mayat marni atau misah itu mungkin juga telah habis dimakan binatang buas yang liar atau burung-burung yang berjumlah banyak itu."Kata jali memberikan pendapatnya itu sementara mereka bertiga terus berjalan.

   "Entahlah."Jawab masnan yang ikut pelik memikirkan hilangnya mayat itu.

   Yang difikirkan oleh karim lain pula.Kehilangan kimin yang beberapa hari lepas telah menimbulkan dugaan karim terhadap wak dukun dan sabri tentu hilan dan berakhir dengan kematian seperti idrus yang mati mengerikan.

   "Mungkin wak dukun dan sabri telah mati ditimpa kemalangan yang ganjil."Kata hati karim.

   Sepanjang perjalanan mereka bertiga pulang,mereka tak habis-habis membincangkan kehilangan wak dukun dan sabri yang diduga telah mati itu.Untuk menguatkan dugaan ini,mereka bertiga singgah dirumah sabri.Sabri tiada ditempat itu.Kemudian mereka dengan jantung yang berdebar-debar mula memeriksa dirumah wak dukun.

   Rumah wak dukun dalam keadaan yang sama.Kosong.Mereka mula mengesyaki wak dukun dan sabri telah mati dibukit berkabus sepertimana yang berlaku pada idrus juga kehilangan kimin.

(Bersambung....)

Sumber : Naskah Dari Mastris

No comments:

Post a Comment