Dukun Iblis
Bahagian 4 : Roh Yang Sesat
Tubuh rohagni tergolek ditempat tidur dalam keadaan yang sakit.Didekat tubuh rohagni itu seorang pemuda sedang memerhatikannya.Pemuda itu adalah hasan seorang ulama hikmat yang beberapa hari yang lepas telah dibagi tahu oleh makcik kiah tentang keadaan marni yang tidak sedarkan diri.
Makcik kiah duduk tak jauh dari marni anaknya itu,memerhatikan hasan berkali-kali mengucapkan doa.Setelah beberapa lama hasan cuba menguasai tubuh marni,ternyata kini marni hanya diam terbujur tiada bergerak sambil merasakan kesakitan yang dideritainya.
"Oh...sakit...sakit..aku nak balik..balik.."Kata marni.
Hasan segera mengangkat tubuh marni dan mendukungnya.Makcik kiah segera berdiri dibelakang hasan.Marni kemudian mengatakan sesuatu dengan desisan suara yang serak tak jelas,tapi hasan segera mengerti.
"Bagaimana san?"Soal makcik kiah.
"Makcik ikut saya dari belakang."Jawab hasan.Ketika hasan mula berjalan keluar dari rumah itu,orang tua itu mengikuti hasan dari belakang.Hasan terus berjalan membawa tubuh marni yang tak sedarkan diri itu.Rohagni yang berada dalam tubuh marni memberitahu ada jalan yang dilalui.
Kedua orang itu berjalan dikegelapan malam tanpa seorang penduduk kampung yang mengetahui.Mata marni yang bersinar biru itu segera nampak dikegelapan malam.Kemudian.
"Haunnnggggg....."Marni bersuara yang mengejutkan makcik kiah.
"Diam...kalau kau bersuara lagi akan kusiksa."Kata hasan.
"Ya..anakku..kenapa kau bersuara seperti anjing."Kata makcik kiah.Dia mula menangis pilu melihat keadaan anaknya yang jadi demikian.Jari-jari tangannya kemudian mengesat air matanya.
Lolongan suara anjing yang keluar dari mulut marni itu kemudian terdengar oleh orang-orang jaga yang berada dirumah tuan hamid.Mereka diantaranya adalah kimin,karim dan orang-orang lainnya.Satu sama lain kemudian mereka berpandangan.
"Karim..kau dengar suara itu?"Soal kimin.
"Ya..lolongan anjing dan itu mengingatkan kita kepada gadis yang mengerikan itu.Mungkin juga dia,mungkin juga suara anjing betul-betul."Kata karim.Orang-orang lain yang tengah main dam,menghentikan mainannya.
Mereka semua memasang telinga.Sayangnya suara itu tiada terdengar lagi.
"Hai kalian..adakah suara itu terdengar?"Tiba-tiba kedengaran suara tuan hamid yang baru saja keluar dari bilik rumahnya.Dia membawa senapang berlaras dua.
"Suara itu adalah suara panggilan kematian.Kita harus mencari makhluk itu sama ada berbentuk binatang atau manusia.Kalau tidak kita sendiri yang menjadi korban."Kata tuan hamid memerintah orang-orangnya.Tak lama kemudian kentong kayu dipukul dan suaranya mengejutkan orang-orang kampung.
Suara kentong itu dibalas oleh petugas jaga malam yang ada ditepi jalan.Orang-orang kampung yang telah diberi amaran oleh ketua kampung tentang kecemasan segera keluar.Maka orang-orang kampung yang berani-berani segera menyiapkan obor dan senjata masing-masing.
"Karim..."Panggil tuan hamid kepada karim.
"Ya tuan.."
"Arahkan orang-orangmu mengawal rumahku.Ingat kalian ku gaji mahal untuk keselamatan diri dan hartaku juga kesenanganku.Tolong ajak orang-orang kampung untuk menghapuskan makhluk ngeri itu."
"Baik tuan."Jawab karim.Karim dan kimin kemudian menempatkan orang-orang jaga disekitar rumah tuan hamid.Tuan hamid kemudian masuk ke biliknya dan dalam biliknya ia ditemani seorang gadis yang malam itu menemani dia tidur.
Dalam masa yang tidak lama kelihatanlah obor-obor menyala menerangi jalan kampung juga kebanyakan kawasan-kawasan lain.Penduduk kampung dan orang-orang tuan hamid secara berkelompok-kelompok mencari sesuatu yang dianggap makhluk yang menimbulkan petaka itu.
"San..bagaimana ini?"Suara makcik kiah ketakutan.
"Cepat makcik sebelum mereka menemukan kita."Kata hasan sambil mempercepatkan langkahnya.Dengan keletihan yang sangat hasan masih mendukung tubuh marni.Suara orang-orang kampung yang hiruk-pikuk itu makin membuat mata marni menyala menakutkan.Tapi marni yang sudah dilumpuhkan itu tak kuasa bergerak.
Hanya suara marni yang geram bagai suara anjing yang hendak menerkam.Mulutnya terbuka menampakkan cahaya merah dengan gigi-giginya yang runcing.Hasan terus membawa tubuh marni menembusi kegelapan malam.Orang-orang kampung berada tak jauh dibelakangnya mencari-cari tak tentu arah.
"Cepat katakan dimana tubuhmu terbaring?"Perintah hasan kepada marni.
"Gaungggg...dasar...gaunggg...."Jawab rohagni.
"Mari makcik cari jalan melintas."Ajak hasan kepada orang tua itu.
Makcik kiah mengikuti hasan dengan jalan yang tersasul-sasul kerana terlalu gelap.Sering kali kakinya terhantuk batu namun dikuatkan hatinya demi keselamatan anaknya.
Sepanjang jalan rohagni atau marni menunjukkan jalan tempatnya mula-mula tubuhnya terbujur.Ketika sampai ditempat yang ditunjukkan,tubuh marni diletakkan disitu.Hasan masih menunggu untuk beberapa ketika untuk memastikan tiada orang disitu.Setelah pasti tiada obor-obor diatas sana,dia mula duduk disamping tubuh marni.
Makcik kiah pun duduk tak jauh dari tubuh anaknya.
"Nyalakan obor makcik."Kata hasan.Makcik kiah menyalakan obor.Cahayanya menerangi tempat itu dengan terbatas,namun tubuh marni nampak jelas.Hasan pun kemudian mengucapkan doa-doa nya.
"Wahai rohagni...disinilah tempat engkau mula-mula mengembara memasuki tubuh ini,maka kembalilah engkau ketempat asalmu."Kata hasan yang kemudian meniupkan doanya dibahagian nor.Tak lama kemudian marni menjerit kemudian tubuh yang lemah itu mengiring dan memuntahkan cairan kuning.
Cairan kuning itu berasap kemudian makin lama makin banyak dan sebahagian membentuk sesuatu lembaga.Lama kelamaan cahaya obor yang menerangi itu menampakkan mulut seekor anjing kemudian kepala kemudian tubuhnya dan akhirnya menjelmalah seekor anjing betul-betul.
Cairan itu kemudian lenyap jadi asap dan anjing itu mula bangkit dengan hoyong-hayang bagai tersedar dari pengsannya.Anjing itu mula bersuara tapi tak nyaring.Kemudian ketika hasan memukulnya dengan ranting kayu,ia terus pergi menghilangkan diri.
Marni kemudian merebahkan dirinya semula.Hasan kemudian memanggil makcik kiah untuk mengerjakan yang pernah diajarkan.Maka makcik kiah melangkah tubuh anaknya tiga kali serta mengucap.
"Anakku marni...kau keluar dari rahimku dengan selamat,maka kau kembali kepadaku dengan selamat."Kata makcik kiah.
"Andainya kau mati hari ini ianya adalah takdir yang ditentukan.Andainya kau masih hidup..maka sesungguhnya allah selalu melindungi orang yang beriman."Kata makcik kiah lagi.
Tubuh marni tiada bergerak.Makcik kiah kembali duduk disamping tubuh anaknya.
Air matanya kemudian membasahi pipinya.Matanya yang kini basah dengan air mata masih menatap tubuh marni yang tak bergerak itu.Matikah marni anakku?Tanya makcik kiah.Tapi memang tubuh marni tidak bergerak.Hasan meneruskan membaca doa-doa nya kemudian meniupkan ke telinga marni.
Secara perlahan-lahan marni membuka matanya.Kemudian marni cuba bersuara,tetapi tak terdengar.Bibirnya saja yang bergerak-gerak.Hasan menganggukkan kepalanya.Makcik kiah kemudian mengucapkan syukur kerana marni masih hidup walaupun keadaan dirinya membimbangkan.
Bibirnya bergerak-gerak hendak mengucapkan sesuatu namun tiada keluar sebarang suara.Ingatannya kemudian beransur-ansur pulih namun keadaan tubuhnya sangat lemah.
"Engkau selamat anakku."Bisik makcik kiah ditelinga anaknya.
Obor orang-orang kampung masih terlihat dihujung sana.Makin lama makin dekat kearah mereka bertiga.Namun mereka berada diatas tebing.Kimin berada diantara orang-orang itu.Kimin kemudian menyuruh membakar semak-semak kering atau apa saja agaknya yang menjadi sarang hantu.
Setelah sekian lama mereka mencari makhluk yang bersuara anjing itu tidak jumpa,mereka pun bersepakat meninggalkan tempat itu.
Sambil berjalan pulan orang-orang kampung yang dipimpin oleh kimin masih mencari-cari makhluk yang mengerikan itu.Orang-orang itu kemudian kembali kerumah masing-masing kecuali yang bertugas jaga malam ini segera kepondok kawalan.Karim yang baru menunggu kimin dirumah tuan hamid tak sabar untuk mendengar berita.
"Tak kujumpai apa yang diarah suara itu,walau pencarian diteruskan disekitar pondok buruk itu.Agaknya itu suara anjing hutan betul-betul."Jawab kimin.
"Sebalik nya disini pun tak terjadi sesuatu yang ganjil."Kata karim.Kedua nya kemudian duduk-duduk diruang muka bersama-sama orang lain yang sama bertugas.
Mereka kemudian bermain terup.Yang lain bercerita dan karim serta kimin membincangkan sesuatu perkara.
Pagi harinya.Marni telah dapat menguasai dirinya dan pagi itu dia telah bangkit dan boleh berjalan walau dalam keadaan yang lemah.Setelah marni menghabiskan sarapan pagi,dia kemudian duduk dekat emaknya,melanjutkan ceritanya yang tadi terputus.
"Itulah cerita marni mak.Setelah tuan hamid berjaya merosak kehormatan marni terus berusaha untuk keluar dari bilik itu.Melalui tingkap cermin yang marni pecahkan,marni berjaya keluar dari bilik itu.Tetapi kimin dan karim segera mengejar dan menangkap marni."Kata marni dengan suara lemah.
Makcik kiah marah dan mengutuk perbuatan tuan hamid itu,dia masih menunggu lanjutan cerita anaknya.Marni meminum air ramuan didalam gelas terlebih dahulu sebelum meneruskan ceritanya.
"Marni diserahkan kepada tuan hamid.Tetapi tuan hamid segera membisikkan kepada karim dan kimin untuk membawa marni ke tepi gaung.
Sampai ditempat itu karim dan kimin mencabul kehormatan marni berganti-ganti.Kemudian marni dilemparkan ke gaung.Tubuh marni melayang dan disambut oleh akar-akar yang diselimuti daun-daun.Tubuh marni tergantung disitu.Kemudian tubuh marni jatuh lagi kebawah entah berapa jauhnya dan tersangkut lagi dan jatuh lagi dengan lambat kerana tubuh marni terikat dengan akar.
Akhirnya tubuh marni terhentak dengan benda keras dan marni tak sedarkan diri."Begitu marni mengakhiri ceritanya.Emak marni segera menitiskan air mata membasahi pipi-pipinya.
"Kerana takut rahsia tuan hamid terbongkar,itulah dia menyuruh membunuh marni.Mak...andaikata tuan hamid tahu yang marni masih hidup...tidakkah ini beerti marni mendapat bahaya lagi."Soal marni.
"Ketika engkau masih dalam pengaruh tak sedarkan diri,kau telah mengatakan kepada orang-orang tuan hamid sebagai adiknya.Mereka percaya.Emak telah bersedia dengan jawapan sekiranya orang-orang tuan hamid datang,akan kukatakan engkau sebagai adik marni dan kini biarlah kau kunamakan siti rohani."Kata makcik kiah kepada marni.Marni mengangguk perlahan.
"Kini rehatkan badanmu dan jangan keluar kemana-mana sebelum tubuhmu sehat benar."Kata makcik kiah.Marni kembali merebahkan dirinya dan makcik kiah kemudian meneruskan kerjanya didapur.Dia kemudian merebus lagi ubat akar-akar yang diterimanya dari hasan.
Sambil bekerja didapur,fikiran makcik kiah selalu terbayang kebuasan tuan hamid dan orang-orangnya.Tak sudah sudahnya makcik kiah menyumpah serapah terhadap tabiat tuan hamid yang terkutuk itu.Dalam mengucapkan itu terbayang wajah tuan hamid dan karim serta kimin.
Segala perancangan itu tak disedari oleh makcik kiah bahawa ada seseorang yang berdiri disebalik dinding rumahnya.Orang itu adalah kimin.Kimin terperanjat bila mengetahui kini marni masih hidup.Kimin segera beredar dari tempat itu.
Tujuan kimin menghendap rumah itu adalah kerana kimin hendak mendekatkan diri kepada adik marni,tetapi justeru dia lah marni.Marni masih hidup.Fikir kimin dalam hati dan itu bererti dirinya dan karim serta tuan hamid dalam bahaya jika rahsia itu dibocorkan oleh marni.
Pagi itu juga kimin hendak memberitahu peristiwa ini kepada karim.Dia belum berani menceritakan hal ini kepada tuan hamid sebelum bertemu dengan karim terlebih dahulu.Dia pun dengan mengayuh basikalnya menuju kerumah karim.Karim yang semalam berjaga tentu pagi ini ada dirumah,fikir kimin dalam hati.
Kimin tak menemui karim dirumahnya.Rumah itu berkunci dan kimin pun tak tahu kemana karim pergi hari ini.Dia pun kemudian cuba mencari diladang teh.Namun ditempat itu juga tiada dijumpai karim.
"Apakah dia pergi berjudi dirumah buruk itu?"Tanya kimin dalam hati.Kimin mengayuh basikalnya beniat hendak pergi kepondok buruk ditempat berkabus itu.Bayangan marni masih hidup sudah tentu sangat membahayakan dirinya dan karim serta tuan hamid.Marni mesti dibunuh semula.Namun perlu dibincangkan dengan karim terlebih dahulu.Fikir kimin.
Setelah kimin sampai dikawasan rumah buruk itu,dia kemudian menyandarkan basikalnya ditepi jalan dekat semak.Dengan berjalan kaki dia kemudian menaiki jalan kecil ke arah rumah buruk dihujung sana.Di tempat itu masih ada kabus sedikit-sedikit.Hari belum siang benar maka udara sejuk masih melanda ditempat itu.
Rumah itu dijumpai kimin dalam keadaan kosong.
"Ha..kemana agaknya si karim itu?"Fikir kimin dalam hati.Dia kemudian memasuki rumah tempat para penjudi itu berkumpul.Disitu dia kemudian memikirkan apa yang baru saja dilihatnya.Marni masih hidup.Fikirnya.Niat kimin dalam hati,untuk membunuh marni lagi.
Tak jauh dari tempat basikal itu diletakkan.Sepotong tangan yang terputus ditengah lengan,itu merangkak dengan menggunakan kelima-lima jarinya bagai ketam berjalan.Potongan tangan itu kemudian mendekati basikal dan bersorok didekatnya.
Kimin kemudian nampak berjalan dari arah rumah buruk itu.Setelah lama dia menuggu disitu tiada sesiapa yang datang akhirnya kimin meninggalkan rumah buruk itu.Sementara dia berjalan,dia memandang kearah jauh,kalau-kalau dia ternampak seseorang.Ternyata tempat itu sunyi dan lengang sahaja.Dia pun kemudian mengambil basikalnya tanpa melihat benda yang mengerikan itu.
Sebaik kimin mula naik basikalnya dan belum mengayuh,potongan tangan yang mengerikan itu telah bergantung di basikal dan terus merayap keatas ketempat duduk dibelakang.Kimin mula menapakkan kakinya untuk mula mengayuh.Sekali kayuh dengan perlahan,kimin tak perlu mengayuh lagi kerana jalanan itu agak menurun.
Secara perlahan tangan yang merangkak dengan kelima-lima jarinya itu,terus keatas dan mula mencapai baju kimin.Kuku-kuku jari tangan yang runcing itu bergayut dan makin merangkak keatas.Basikal kimin pun mula laju kerana keadaan jalan yang menurun itu.
Goncangan jalan yang kurang baik membuatkan basikalnya itu sesekali meloncat-loncat,dia tak merasakan benda yang merangkak dipunggungnya.Angin bertiup kencang bila basikal kimin laju menurun bukit.Tangan maut itu terus merangkak ke tengkuk kimin.
Ketegangan fikiran tentang marni,dia tak merasakan yang benda ngeri itu telah mencapai samping lehernya.Jari-jari maut itu mula menangkap leher kimin,kemudian mencengkamnya bagai besi tajam yang menusuk dan menyepit.
Kimin terkejut merasakn sakit dilehernya.Sebelah tangannya mencuba merabakan benda yang dilehernya itu.Setelah dipegangnya benda itu dan melihatnya sedikit,kimin pun mula menyedari bahaya itu.
Kimin pun mencuba melepaskan tangan maut itu dari mencengkam lehernya.Sedang tangan kirinya masih memegang stering basikal.Sementara itu basikal sedang laju menuruni bukit.Keadaan tangan yang ingin meragut nyawanya itu membuat kimin tak dapat mengawal basikalnya.Basikal itu melaju ke tepi selekoh yang merbahaya.
Kecemasan yang melanda kimin,membuat basikal yang dinaiki kimin tak dapat dikawal lagi,terus meluncur kebawah lereng,dan terpelanting.Tubuh kimin berguling-guling di lereng bukit berbatu itu.Kedua tangan kimin cuba menarik tangan yang mencekik lehernya.
Jari-jari maut itu telah terbenam didalam daging leher kimin.Darah segera keluar memancut deras.Kedua biji mata kimin membulat menahan kesakitan,namun sia-sia belaka.Tenaga kimin makin lama makin lemah dan tak sempat berteriak.Tubuhnya kemudian tak bergerak sama sekali.
Kimin telah meninggal dengan keadaan yang mengerikan.Jari-jari maut itu kemudian berusaha keluar dari dalam daging leher kimin.Darah segar berhamburan keluar dari bekas cengkaman jari-jari tangan itu.Tangan itu kemudian kembali merangkak pergi dengan jari-jari yang berlumuran darah.Tak sesiapa pun yang mengetahui rahsia ini,kecuali benda-benda mati yang ada disitu dan alam sekitarnya.
Tubuh kimin yang tergolek tiada nyawa lagi itu terbiar begitu saja jauh dibawah lereng bukit diantara semak-semak dan batu.Basikalnya terhumban masuk lubang batu besar.Kawasan bukit berkabus itu tetap sunyi.Tiada sesiapa yang melintas disitu kecuali burung-burung terbang atau binatang.
Setelah beberapa hari peristiwa itu terjadi,kehilangan kimin menjadi tanda tanya kepada tuan hamid atau pun teman-teman kimin.Terutama karim.Dia telah beberapa kali kerumah kimin,namun teman yang dicarinya itu tiada jumpa.Timbul dugaan bagi karim mungkin kimin balik kampung dengan mendadak.
"Mungkin dia balik kampung tak."Kata karim kepada tuan hamid.
"Mungkin juga.Yang aku syak...telah terjadi apa-apa terhadap diri kimin."Kata tuan hamid.Demikian lah dugaan mereka setelah beberapa hari mereka tiada nampak kimin berada ditempat kerjanya.
Tetapi setelah lama tiada khabar beritanya,timbullah syak difikiran orang-orang tuan hamid,bahawa kehilangan kimin tentu mengalami kejadian yang mengerikan.Masnan pun menambahkan dan mengingatkan peristiwa dimalam itu bertemu gadis yang mempunyai mata biru yang menakutkan.
Orang-orang yang membincangkan kehilangan kimin,makin hari makin berkurangan.Akhirnya kehilangan kimin yang tak tentu rimbanya itu dilupakan orang.Tuan hamid sendiri tak ambil peduli dengan kejadian itu seakan ketiadaannya tak perlu diambil berat.
Hari-hari berjalan seperti biasa.Malam itu orang gaji tuan hamid sedang berjalan seorang diri dijalan kampung untuk menuju kerumah tuan hamid kerana kene jaga malam.Sementara dia berjalan kebetulan ternampak olehnya rumah kimin yang tak jauh dari jalan kampung.Orang gaji tuan hamid itu menghentikan langkahnya ketika berada didepan rumah kimin.
"Dah lama kimin tak menampakkan diri ditempat kerja tuan hamid.Kini rumahnya diterangi lampu minyak pula.Kimin kah itu?"Tanya orang gaji tuan hamid didalam hatinya.Dia pun kemudian tergerak untuk singgah sekejap melihat keadaan kimin yang telah lama menghilangkan dirinya itu.
Niatnya hendak mengucapkan salam dibatalkan kerana dia mempunyai firasat yang lain.Orang itu melihat kekiri dan kekanan.Malam yang masih awal itu telah sunyi.Timbul dalam fikiran orang itu untuk mengintai melalui celah-celah dinding rumah kimin.
Dan dia mengintai melalui celah dinding rumah kimin diterangi oleh lampu minyak itu nampak seorang lelaki yang berbentuk tubuh seperti kimin yang hanya nampak punggungnya saja.
Tapi sungguh pelik.Kata hati pengintai tersebut.Kimin mengenakan baju koyak-koyak dan rambutnya tak disikat.Kimin kemudian memusing tubuhnya dan kemudian nampak jelas diantara lampu minyak didalamnya,tubuh depan kimin.Apa yang dilihat oleh pengintai itu adalah sesuatu yang mengjutkan dirinya.Wajah kimin telah susut bagai kulit pembalut tulang dengan mata yang mengerikan kerana sebelah matanya telah tiada.
Demikian pula dibahagian sebelah mulutnya,daging telah reput sehingga menampakkan tulang dan gigi-giginya yang panjang.Kini tak ubahnya keadaan kimin bagai tubuh mayat yang hidup dan mengerikan.Tubuhnya benar-benar bagai rangka.
Orang yang mengintai tersebut segera menggigil seluruh tubuhnya menyaksikan keadaan tubuh badan kimin yang ngeri dan menakutkan itu.Orang itu perlahan-lahan undur dan kemudian berlari sekuat hatinya dijalan kampung yang lengang itu.
Kedatangan orang itu ditempat kerja,mengejutkan orang ramai.Mereka yang sedang berbincang atau yang sedang bermain daun segera menghentikan permainannya.
"Eh..apa kene dengan awak ni sabri?"Soal seseorang yang ada disitu.
Sabri masih satu-satu mengatur nafasnya dan belum memulakan ceritanya.
Semua orang memandang kearah wajah sabri yang nampak ketakutan bagai melihat sesuatu yang mengerikan.Sabri kemudian cuba berkata-kata dengan menggerakkan tangannya dan menunjukkan arah rumah kimin.
"Ki..kimin..di...dia masih hidup."Kata sabri.
Orang-orang saling berpandangan.Karim segera bangkit dan menghampiri sabri.
"Ceritakan apa yang berlaku terhadap kimin?"Tanya karim tenang.
"Saya benar-benar melihat kimin...masih hidup."Kata sabri lagi.
"Tahu..tapi apa kene dengan dia itu?"Soal yang lainnya.
"Tu..tubuh badan kimin telah reput...di...dia bagai mayat yang hidup..."
Orang-orang yang mendengar cerita sabri saling berpandangan dan satu sama lain ingin membuktikan keadaan itu.Setelah sabri dapat mengawal dirinya,dia pun mula bercerita dari awal sampai akhir.Karim pun kemudian mengajak beberapa orang untuk melihat apa yang diceritakan sabri itu.
Dengan diikuti beberapa orang jaga lainnya,karim berjalan kaki menuju rumah kimin.Setelah sampai,karim dapati keadaan rumah kimin gelap tiada cahaya lampu seperti yang diceritakan oleh sabri.Karim menyuluh pintu rumah itu.Ianya dalam keadaan yang terkunci.
Beberapa orang yang lain memeriksa keadaan sekitar rumah kimin.Tiada sesuatu yang nampak disitu kecuali kegelapan saja.Timbul dalam fikiran karim untuk membuka pintu yang terkunci itu.
"Karim tak payah buka pintu itu,pintu belakang tak dikunci."Kata temannya.
"Baik mari kita ikut pintu belakang."Ajak karim.Empat orang termasuk karim segera masuk kedalam rumah itu dengan lampu suluh masing-masing.
Tiada sesuatu yang nampak didalam rumah itu.Namun keadaan yang sunyi itu menakutkan juga.Puas mereka itu memeriksa disegenap sudut bilik rumah kimin.Tapi orang yang dicari nya tiada juga dijumpai.
"Adakah cerita sabri itu benar?"Tanya karim.
"Mungkin juga benar.Sebab selama ini bukankah kampung kita ini telah dihebohkan dengan beberapa keganjilan."Jawab salah seorang dari mereka.Karim pun kemudian diam.Ternyata didalam rumah itu tak dijumpai sebarang tanda-tanda ada orang didalamnya.
Karim kemudian memerintahkan orang-orang itu meninggalkan rumah kimin yang menyeramkan itu.Keganjilan cerita sabri begitu membebani fikiran karim.Apa lagi kehilangan kimin secara tiba-tiba meragukan keselamatannya.
(Bersambung...)
Sumber : Naskah Dari Mastris
No comments:
Post a Comment